*** Aku gelisah. Tidurku tak nyenyak, seluruh pikiran hanya terpusat pada Badu seorang. Demai apa aku khawatir pada lelaki itu. Ingin menelpon tetapi aku tidak berani. Kejadian ini persis seperti semalam yang lalu. Aku mengkhawatirkannya hingga tak sanggup memejamkan mata. Entah bagaimana caranya agar aku sedikit saja terlupa. Tubuhku berbalik, mencari posisi ternyaman. Namun aku tak kunjung mendapatkan ketenangan padahal jarum jam sudah berubah ke angka berikutnya. Tak tahan dengan kegelisahan ini, aku kembali menuruti kata hatiku untuk mencari tahu keadaannya. Jariku sedikit lagi menekan tombol hijau untuk menelponnya, tapi aku yang ragu masih menggantungkan jari itu. Sampai akhirnya aku menyerah, ku tekan tombol itu agar terhubung pada Badu. Detik demi detik berlalu, tapi tak sek