Sekali lagi Almahyra menghembuskan napas panjang. Dia menatap lurus jalan gelap dan sepi yang ada di depannya. Kisaran 400 meter di depan sana dia akan tiba di rumah yang sejak lama ia tempati bersama sang ibu. Perlahan ia mulai menapaki sisi kiri jalan aspal yang diterangi oleh remangnya lampu jalanan. “Sebentar lagi kita akan tiba di rumah Nenek untuk kedua kalinya, anakku,” ujar Almahyra seraya mengelus perutnya yang tampaknya mulai membesar. “Kali ini, Mama akan menjaga Nenek dari segala macam bentuk gangguan. Mulai detik ini, hidup Mama hanya untuk kamu dan Nenek.” “Tidak boleh ada yang sedikit saja membuat kalian sedih!” Masih berjarak 200 meter, langkah Almahyra terhenti ketika melihat banyaknya kerumunan warga. Dan di sana juga berjejer mobil-mobil mewah. Serta orang-orang deng