JANJI

1240 Words
                “Ikut aku yuk” Ucap Arta pelan, tangannya menggenggam tangan Areta hangat, perasaan khawatir dalam diri Areta seketika sirna termakan oleh hangatnya genggaman Arta. Arta membawa Areta ke atas Rooftop kantor, membiarkan diri mereka berdua di terpa kencangnya angin pada siang itu. langit juga seakan mendukung, cuacanya tidak panas, dan juga terkesan akan hujan. Namun hanya mendung belaka.                 “Kok… tumben , ngajak aku kesini?” Tanya Areta, ia menatap mata Arta dalam – dalam. Arta menarik napas panjang, kemudian mengeluarkan tangan kanannya yang sedari tadi ia sembunyikan di balik kantung celana nya. Arta mengangkat tangan , menunjukan sebuah cincin yang melingkar di jari manisnya. Areta diam sejenak , berusaha memahami apa yang di maksud oleh Arta                 “Maksud kamu?” Tanya Areta tidak mengerti                 “I'm going to marry a girl named Thalia” Ucap Arta dengan suara yang pelan, suaranya bahkan semakin pelan ketika Areta mendengar semuanya dengan jelas.                 Areta terdiam beberapa saat , kemudian tanpa ia sadari , air matanaya telah jatuh membasahi kedua pipi nya.                 “I’m going to marry a girl named Thalia, she is one of a public accountant girl. Pilihan mama, dan aku gak bisa nolak mama, apapun alasannya. Aku gak bisa nolak mama ku. I love you… you know it so well , I love you so much like yo do. But kita gak bisa bareng ta…” Ucap Arta. Areta mengusap air mata nya kasar, memaki Arta dalam hati,                 “Kamu gak cinta sama aku, kamu gak sayang sama aku, kalau kamu sayang sama aku, kamu gak bakalan nerima perjodohan konyol kalian” Jawab Areta yang seakan menjadi bumerang untuk Arta sendiri, bagi Arta , Areta tidak mengerti apa yang ia rasakan.                 “Aku Cuma nurutin permintaan mama… dan setelah enam bulan, aku janji, aku bakal cerai sama Thalia, and I’ll marry you soon” Kata – kata tersebut terucap begitu saja dari bibir Arta, entah apa yang di pikirkannya sehingga ia mengucapkan kata – kata tersebut tanpa adanya pertimbangan.                 “Janji?” Tanya Areta, Arta mengangguk. Kemudian memeluk wanita tersebut. Areta membalas pelukan Arta kepadanya, ahh baru semalam di tinggal ia sudah se rindu itu kepada Arta. *****                 Sepulang kerja, Arta kembali ke Apartement nya bersama Areta , melepas rindu dengan saling mencumbu satu sama lain. Arta melepas baju nya hingga menyisahkan celana pendek karet berwarna hitam. Menunggu Areta selesai mandi. Begitu melihat Areta keluar dari kamar mandi. Arta segera menyergap nya, menghujami Areta dengan ciuman, kemudian… mereka melakukan sesuatu selayak nya pasangan suami – istri. *****                 “Lo yakin thal… bakal ngelanjutin hubungan lo sama Arta? Bitj… pernikahan itu bukan bercandaan dan , it just once for forever, lo kenapa se yakin itu dah sama dia? Hubungannya sama Areta aja belum kelar, gimana lo mau sama Arta? Yakin lo bisa?” Sekarang Nadia, sedang menceramahi Thalia, karena Thalia sangat yakin dengan langkah nya.                 “Kalau gak yakin, gak bakal se-jauh ini. Lagian, dia pacaran doang kok sama Areta, gak lebih dari itu” Jawab Thalia, Nadia tertawa mengejek.                 “Lo tau apa hah?! Gua aja yang pernah se kampus sama mereka berdua, udah tau banget kelakuannya, sorry aja nih Thal yaaa. Mereka berdua tuh terkenal banget akan gituannya, you know what I mean right? Bukannya di waktu itu gua udah pernah kasih tau ya sama lu? Kok lu kayak lupa sih?” Thalia mematung, mendengar jawaban Nadia. Ia tidak lupa, hanya saja ia mengira bahwa waktu itu Nadia berbohong.                 “Pikir – pikir lagi deh Thal. Lagian masa iya lo mau seranjang sama laki – laki yang hati nya masih sama orang lain” Lanjut Nadia sebelum gadis itu benar – benar pergi, Thalia mematung di tempatnya , mencermati apa yang baru saja Nadia katakan. Thalia memijat pelipisnya pelan. Menarik napas dalam – dalam, berusaha mengambil langkah apa yang harus ia ambil untuk hubungannya dengan Arta kedepan. Ahh sial, persetan dengan perjodohan.                 Thalia mengambil tas nya, kemudian menghampiri Arta di sebuah apartement mewah yang terletak di bilangan Jakarta Selatan. Thalia memencet bell tiga kali, namun tak ada yang menjawab. Kemudian ia kembali memencet bell nya sekali lagi. Pintu berbunyi, kemudian terbuka. Menampakan seorang wanita dengan jubah mandi beserta handuk yang di gulungkan di atas kepalanya. Thalia menatap heran wanita di hadapannya, mereka berdua saling memandang heran, tanpa sepatah kata pun hingga Arta muncul dari belakang, dengan sebuah handuk putih yang melingkari pinggang.                 “Sayang sia-” Ucapan Arta berhenti, ketika melihat Thalia berdiri di depan pintu apartement nya. Sedetik setelahnya                 “I need to talk with her Areta” Ucap Arta, kemudian Areta mengangguk Ragu. Arta menarik tangan Thalia, menjauh dari Areta , kemudian saling menatap satu sama lain. Hal yang pertama yang Arta lakukan adalah menanyakan maksud kedatangan Thalia.                 “What are you doin here?” Tanya Arta, Thalia menghela napas berat.                 “Is that you call ‘putus’ ?” Thalia bertanya balik, sekarang ia melipat kedua tangannya di depan d**a, dahi nya mengkerut. Entah mengapa ia merasa kesal telah melihat Arta berduaan dengan wanita lain dan muncul di hadapannya dengan hanya sebuah handuk yang melilit di pinggang.                 “I’m going to break up with her, after this. Please Thal… break up with her it’s not eazy like what are you thinking” Jawab Arta frustasi, Thalia sekali lagi menghela napas berat.                 “Begini Ta, aku gak maksa kamu buat setuju sama perjodohan ini, aku bahkan berkali – kali minta kamu buat sama pacar kamu aja, biar aku yang ngomong sama orang tua kita. Sekarang aku tanya, kamu habis ngapain dengan pacar kamu sampai Cuma pakai handuk doang? Kamu gak bohong kan sama aku, tentang kamu yang bahkan gak pernah nyentuh pacar kamu sekalipun?” Tanya Thalia, Arta terdiam mematung. Tentu saja ia berbohong kepada calon istrinya itu agar Thalia tidak membatalkan perjodohannya. Thalia adalah gadis yang perfeksionis, dan tentu saja ia tidak ingin merasakan bekas orang lain.                 “Dia… Cuma numpang mandi, di luar habis hujan. Dan kebasahan.” Ucap Arta, Thalia mengangguk.                 “Setelah ini kita selesai kok, janji, kamu gak perlu batalin perjodohan ini ya? Please…” Ucap Arta dengan sedikit memelas. Thalia mengangguk , kemudian hendak beranjak dari tempat nya berdiri sekarang.                 “Mau kemana?” Tanya Arta                 “Gak tau kemana” Jawab Thalia sembari melenggang pergi, kemudian tak terlihat lagi setelah pintu lift tertutup. Arta kembali ke apartement nya, mengganti handuk yang ia pakai dengan celana pendek, Areta menatap nya dari belakang dengan kedua tangan yang saling bertautan di depan d**a. “Jadi dia, calon istri kamu?” Tanya Areta dengan nada yang dingin, Arta tidak bersuara. Ia hanya mengangguk. “Cantik” Kata Areta lagi, Arta memutar badannya, memeluk Areta kuat – kuat, merasakan hangat nya tubuh gadis yang sudah delapan tahun menjadi tempat pulang nya. Areta balas memeluk Arta. Sebentar lagi kekasih nya itu akan menjadi suami orang, dan sudah di pastikan, Arta dan tubuhnya, bukan menjadi milik Areta lagi. “You thoo, bahkan more than her” Jawab Arta. Sebenarnya Arta sedikit berbohong, berbicara mengenai rupa, Thalia lah pemenang nya, walaupun hidung nya tak semancung hidung milik Areta, tapi Thalia memiliki bentuk wajah yang bagus, bentuk tulang di wajahnya bagus, sehingga jika dilihat Thalia mau kurus atau pun gemuk, ia tetap akan nampak cantik. Badannya juga bagus, tidak setinggi Areta tapi, pas untuk ukuran orang asia. “Masa?” Tanya Areta. Arta mengangguk, sembari mengelus rambut Areta yang masih sedikit basah “Aku janji sayang, setelah enam bulan, aku bakalan cerai dengan Thalia, aku janji, aku bakalan balik ke kamu lagi, Ucap Arta yang hanya di balas anggukan oleh Areta. Entah apa yang membuat Areta berbesar hati menunggu Arta, padahal ia tau jelas, bahwa Arta sebentar lagi akan menjadi milik orang, dan itu salah, jika Areta harus menunggu Arta bercerai dengan istri nya nanti. Ia tahu ia jahat, tapi, semuanya akan menjadi baik ketika seseorang merasakan cinta.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD