Jupiter terperangah mendengar tawaran pekerjaan padanya. Tunggu dulu? Apa gadis itu tidak tahu dia siapa? Seorang Jupiter King ditawarkan sebuah pekerjaan? Memangnya wajahnya terlihat seperti seorang pengangguran.
“Aku tidak mengerti maksudmu,” ujar Jupiter mencoba mempertanyakan apa yang terjadi. Rasanya ia belum mabuk!
“Ya, pekerjaan. Aku akan membayarmu!” jelas Jelita dengan percaya diri. Jupiter sedikit melirik pada penampilan Jelita dari atas sampai bawah dan kembali lagi ke wajahnya.
Gadis bernama Jelita itu bukan gadis dari kelas menengah. Semua yang ia gunakan di tubuhnya adalah barang-barang dari merek ternama yang memiliki harga mahal. Tapi Jupiter mau mendengarkan gadis ini. Ada sesuatu dari dirinya yang sangat menarik. Lebih dari itu baru pertama kalinya Jupiter merasa b*******h hanya dengan melihat wajahnya yang cantik dan sensual. Se x appeal mungkin itu ungkapan yang tepat disematkan pada Jelita Tarigan.
“Bagaimana? Kamu mau kan? Aku akan membayarmu 5000 dolar seminggu. Itu uang banyak!” tawar Jelita lagi yang sepertinya benar-benar tak tahu siapa dirinya.
“Tergantung pekerjaannya!” pancing Jupiter mulai menyimak dengan seksama. Gadis ini menarik memang. Kepala Jupiter yang sedang suntuk setelah harus memutuskan pertunangannya jadi mendapatkan angin segar gara-gara celetukan Jelita.
Jelita lantas menarik tangan Jupiter untuk duduk di salah satu sudut sofa. Ia ingin bicara empat mata dan Jupiter menurut saja seolah mereka sudah akrab.
“Oke, aku ingin menawarkan sebuah pekerjaan untuk satu minggu. Jika diperlukan lagi kontrakmu akan diperpanjang,” ujar Jelita mulai menjelaskan dengan serius. Mereka duduk berdua di sofa dengan posisi duduk sedikit menyamping dan berhadapan.
“Jadi aku dikontrak?” Jelita mengangguk meyakinkan. Jupiter mengatupkan bibirnya dan mengangguk.
“Lalu bayaranku? Kapan kamu akan memberikannya?” Jelita lalu membuka tas tangannya dan memberikan seribu dolar uang tunai pada Jupiter.
“Ini sebagai uang muka!” Jelita memperlihatkan pada Jupiter. Saat tangan Jupiter hendak mengambil uang itu Jelita menaikkannya cepat.
“Hanya jika kamu bilang setuju!” sambung Jelita lagi. Jupiter menatap tajam pada mata Jelita yang indah. Gadis itu punya pesona yang tak biasa. Ia semakin cantik dengan rasa percaya dirinya yang tinggi.
“Oke, sebutkan dulu pekerjaannya!” Jelita menaikkan ujung bibirnya dan mendekat.
“Aku ingin menyewamu sebagai pacarku selama satu minggu!” kedua alis Jupiter langsung naik. Ia mengulum dan menahan senyuman sebisa mungkin karena jika tidak ia akan meledak tertawa. Jupiter menggigit dinding dalam mulutnya seakan sedang berpikir.
“Kenapa kamu menawarkan pekerjaan seperti itu padaku? Apa kamu sedang mencari teman kencan?” mata Jupiter makin penasaran. Jelita tersenyum lagi.
“Ehm, tapi teman kencan yang bisa membuat tunanganku cemburu dan dia akan kembali padaku!” Jupiter jadi tertegun membuka mulutnya lalu sedikit mengernyit.
Ternyata gadis cantik itu sudah memiliki kekasih tapi bermasalah.
“Memangnya kenapa kamu ingin membuat dia kembali. Dia berselingkuh ya? Atau dia memutuskanmu?” tanya Jupiter makin penasaran sekaligus menyelidiki. Wajah Jelita langsung berubah datar.
“Itu bukan urusanmu. Tugasmu adalah berpura-pura jadi kekasihku dan buat dia cemburu!” Jupiter terkekeh lalu menggelengkan kepalanya.
“Apa dia akan kembali dengan cara seperti itu?” sindir Jupiter tapi Jelita tak mengerti. Ia malah mengangguk dengan yakin.
“Tentu saja. Dia akan menyesal sudah meninggalkan aku. Jika dia cemburu, dia akan kembali padaku lagi!” tukas Jelita dengan rasa percaya yang besar. Sekarang perkara jadi sulit. Jupiter jadi terlibat pada seorang gadis yang mencoba menggunakannya sebagai tameng sebuah hubungan. Padahal ia belum selesai patah hati. Jupiter menyandarkan punggungnya dan menghela napas lalu menggelengkan kepalanya.
“Tidak. Aku tidak bisa!” jawab Jupiter menolak. Jelita masih tak menyerah. Ia menyodorkan uang itu lagi.
“Ambil saja uang ini. Setelah pekerjaanmu selesai, aku akan memberikan sisa bayaranmu!” ujar Jelita membuat Jupiter mendengus dan memalingkan wajah ke arah lain.
“Aku tahu kamu butuh uang iya kan?” tebak Jelita membuat Jupiter menoleh dan mengernyit padanya.
“Apa kamu tahu siapa aku?” Jupiter akhirnya bertanya dan gadis itu sungguh tak memiliki petunjuk sama sekali. Jelita malah mengedikkan bahunya.
“Kamu kan ... bekerja di sini?” tebak Jelita dan Jupiter mengangguk pelan.
“Memangnya apa yang kamu pikirkan soal aku?” tanya Jupiter lagi dan Jelita terlihat tersenyum agak aneh. Ia melihat ke kanan dan kiri seakan memastikan tak ada yang mendengarkan. Ia lalu mendekat agar bisa separuh berbisik.
“Bukankah kamu itu ... ehm, pria penghibur?” Jupiter membesarkan matanya dan ingin tertawa. Oh Tuhan, ternyata Jelita menganggapnya seorang gig olo. Jupiter mengatupkan bibirnya dan memandang Jelita seperti hendak meledak. Dan Jelita menganggapnya bahwa ia membenarkan hal tersebut.
Otak Jupiter yang memang lebih banyak usil daripada benarnya lantas timbul pikiran ingin mengerjai gadis cantik itu. Ia tak sadar bahwa jebakan tengah menantinya. Jupiter mendekat dengan wajah serius melihat ke kanan dan kiri.
“Dari mana kamu tahu?” bisik Jupiter membuat Jelita makin percaya diri.
“Jadi itu benar?” Jupiter mengangguk.
“Aku memiliki banyak utang dan aku harus mencari uang dengan cara seperti ini. Tapi kamu harus tahu, aku juga menyukai hubungan badan dan sangat suka memuaskan wanita. Hanya wanita, aku bukan gay!” ujar Jupiter dengan raut wajah meyakinkan dan itu membuat Jelita mengangguk.
“Itu sebabnya mengapa aku mencarimu. Kita bisa saling menguntungkan. Bagaimana?” tanya Jelita masih menawarkan hal yang sama. Jupiter menghela napas seakan ia tengah berpikir keras. Ia harus menaikkan daya tawar agar terlihat meyakinkan.
“Apa pacarmu orang kaya?” Jelita mengangguk. Jupiter lalu berdecap dan menggelengkan kepalanya.
“Kalau begitu, aku tidak bisa hanya dibayar 5000 dolar. Aku minta 6000. Anggap 1000 lagi untuk membeli pakaian bagus agar lebih meyakinkan, bagaimana?” Jelita tampak berpikir dengan usulan dan tawaran Jupiter. Ia menggigit bibir bawahnya dan terang saja itu membuat Jupiter jadi gemas. Tapi ia masih menahan diri.
“Oke, deal!” Jelita menjulurkan tangannya dan Jupiter ikut menjulurkan tangan untuk bersalaman mengikat perjanjian. Jupiter menyeringai dan mengangguk.
“Dari mana kamu tahu aku ada di sini?” tanya Jupiter kemudian.
“Kita kan bertemu di sini beberapa hari yang lalu jadi aku pikir kamu pasti di sini.” Jupiter mengangguk lagi dan masih memperhatikan Jelita. Gadis itu punya bentuk tubuh yang bagus dan mata liar Jupiter sudah ke mana-mana.
“Lalu apa yang harus aku lakukan sebagai pacar pura-pura?” tanya Jupiter kemudian.
Jelita tampak berpikir sejenak dan melihat Jupiter dari atas sampai bawah. Penampilan Jupiter sudah menarik dan rasanya tak perlu banyak perubahan. Mungkin hanya sikap dan gaya pacaran pura-pura saja.
“Aku akan pikirkan itu. Apa kamu punya ponsel?” Jupiter mengambil ponselnya dan memberikannya pada Jelita. Jelita lalu memasukkan nomor teleponnya dan mengembalikan ponsel tersebut sekaligus 1000 dolar uang muka yang tadi ia tunjukkan.
“Terima kasih!” Jelita tersenyum. Ia menoleh ke arah lengan Jupiter dan mencoba melihat.
“Apa lukamu sudah kering?” Jupiter tersenyum pada perhatian pacar palsunya itu. Ia menarik lengan kemeja setinggi mungkin agar bisa terlihat hasil jahitannya. Jelita mencoba memeriksa dan mengangguk.
“Kamu sudah sembuh.” Jupiter tersenyum dan mendekat lagi.
“Apa malam ini aku bisa berhubungan denganmu? Bukannya aku sudah mulai bekerja?” tanya Jupiter tanpa malu-malu.
“Kamu itu pacar rahasia bukan teman tidur!”