39. Mara Bahaya

1961 Words

“Selamat, Desya!” Semua orang bersorak gembira memberiku selamat. Terutama Papa dan Mama, mereka berdua memelukku sangat lama. “Akhirnya, ya, Des. Setelah kamu bikin Mama sering darting, sekarang enggak lagi.” Mama menciumi pipiku berkali-kli. “Kayaknya dulu aku kesambet demit, deh, Ma.” Aku terkekeh. Sebenarnya aku merasa sikap Mama agak berlebihan, tetapi aku menghargai cara beliau menunjukkan kasih sayang padaku. “Iya, dedemit Jogja.” “Tahu aja, Ma!” Hari ini Papa, Mama, Mas Davka, dan Mbak Ara, merayakan kelulusanku di hotel. Mas Dipta dan Mbak Karin absen karena mereka sedang di Singapura. Mas Dipta kerja, dan Mbak karin serta si kembar diajak ikut sekalian liburan. Mereka tadi sudah mengajakku video call untuk memberi selamat. Jujur, aku merasa tidak perlu dirayakan seperti in

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD