"Maafkan Rama, Nak. Dia telah membuat kamu harus mengandung anaknya. Mamah sangat malu pada kamu." Kalimat pertama setelah perempuan cantik berusia setengah abad itu memelukku. Beliau mengajakku duduk di sofa, dengan Rama yang duduk tidak jauh dari kami. Dia terlihat menunduk karena habis diceramahi bahkan ditampar oleh kedua orang tuanya di depanku. Aku tidak menyangka reaksi kedua orang tuanya akan seperti ini. Mereka ternyata menanamkan nilai-nilai yang sangat tinggi terhadap perempuan. Aku pikir, mereka akan mencelaku dan mengatakan kalau aku perempuan murahan karena telah hamil sebelum menikah. "Kami sungguh tidak pernah menyuruhnya melakukan hal gila itu, dia sungguh telah membuat kami kecewa," sahut Papahnya Rama. "Tapi kamu jangan khawatir, Nak. Papah yakin, dia akan bertanggung