Hari-hari pun berlalu, Angeline seperti biasa selalu menjaga koperasi dan membantu Umi untuk memasak dan terutama untuk pergi ke pasar karena Angeline dianggap sangat mahir untuk berbelanja. Semua yang dibelinya di pasar tidak pernah mengecewakan. Umi selalu senang dan Angeline pun merasa senang karena mendapatkan pujian dari Umi. “Mbak, dipanggil sama Umi.” seorang santri menghampiri Angeline yang sedang menjaga toko bersama dengan Susi. “Oh, oke. Makasih ya, Mbak.” kata Angeline. “Iya, Mbak, sama-sama.” kata santri putri tersebut. Angeline pun langsung bersiap untuk berpamitan kepada Susi, “Sus, aku mau ke Umi dulu ya?” pamit Angeline. “Oh, iya, Mbak. Nggakapa-apa silakan.” kata Susi. “Assalamualaikum.” salam Angeline. “Waalaikumsalam.” jawab Susi. Baru sa