Tidak tahu dari mana datangnya, ia berpikir, lelaki yang tidak taat pada shalat, sama saja dengan tidak bertanggung jawab pada diri sendiri. Bagaimana kelak ia akan konsekuen menanggung hidup seorang perempuan yang menjadi istrinya? Mengetahui ketidaktaatan Ale, Ajeng tak dapat memungkiri bahwa dirinya merasa kecewa. Ia bukan perempuan muslim yang baik, kerudung saja belum ia pasangkan di kepalanya, dan karena itulah yang ia inginkan dari pendampingnya kelak adalah seseorang yang taat. Seseorang yang dapat membawanya pada kebaikan. Ajeng mendesah kasar. Ia tidak memiliki hak prerogatif untuk menghakimi orang lain, termasuk Ale. Lagi pula, siapa dirinya untuk pemuda itu? *** "Anjir! Ngapa, Le?." Aldi baru saja turun dari bus dan sedang menggeliat ketika melihat Ale menyiksa Galih de