Bab 10. Maafkan Aku, Lupakan Aku 1

1514 Words
# Arga kembali terdiam di depan sebuah rumah besar yang pagarnya tertutup rapat. Dia sudah mencoba bertanya tentang Luna namun petugas keamanan di rumah itu tampak tidak ramah dan menghindar memberi jawaban. Saat Arga sedang termangu sendiri tanpa bisa beranjak dari depan rumah megah itu, seorang anak SMA yang mengendarai motor berhenti di depan rumah itu dan berbicara dengan petugas keamanan yang tadi menolaknya. Sikap petugas itu kepada anak SMA tersebut sangat ramah dan bahkan cenderung menunjukkan sikap hormat dibandingkan ketika berbicara dengannya sebelumnya. Tanpa menunggu waktu lama, Arga langsung menghampiri pemuda itu. “Hai, maaf menyela,” ucap Arga berusaha terlihat ramah. Pemuda itu tampak menatap Arga bingung selama beberapa saat. Namun petugas keamanan yang sudah bertemu dengan Arga sebelumnya langsung menyela lebih dulu. “Den Denny, ini orang yang tadi mencari Non Luna,” ucapnya. Tatapan pemuda itu pada Arga langsung berubah dari bingung menjadi ketus begitu mendengar penjelasan dari petugas keamanan tersebut. “Ada perlu apa Anda dengan Kakakku? Dan Anda ini siapa?” tanya Denny dengan nada berbeda dibanding sebelumnya. Arga tetap berusaha bersikap ramah. “Saya Arga, teman baik Luna di kampus. Apa saya bisa bertemu dengan Luna?” tanya Arga. “Bilang dulu kenapa Anda mencari Kakakku?” Denny tetap merasa curiga pada sosok pria bernama Arga yang mengaku sebagai teman baik Kakaknya itu. Disisi lain, Arga sebenarnya merasa ragu dengan Denny. Sejujurnya dia tidak yakin kalau Denny adalah adik Luna karena yang dia tahu, Luna itu adalah anak tunggal. Tidak berapa lama sebuah mobil berhenti di depan mereka. Seorang wanita paruh baya berpenampilan modis layaknya ibu-ibu sosialita keluar dari mobil itu dan langsung menghampiri pemuda bernama Denny di hadapan Arga sehingga membuat Arga merasa semakin ragu kalau Luna yang dicarinya sama dengan Luna yang dimaksud oleh Denny. “Ada apa? Denny, ini siapa?” tanya wanita yang sebenarnya adalah Nyonya Wiratama itu. “Ini Ma, katanya orang ini adalah teman kampusnya Kak Luna dan ingin bertemu dengan Kak Luna,” ucap Denny. Arga sedikit tercengang mendengar hal itu. “Anda, Mamanya Luna?” tanya Arga lagi. Nyonya Wiratama mengerutkan dahinya sambil mengamati penampilan Arga dari ujung rambut hingga ujung kaki. “Iya, ada urusan apa mencari putri saya?” tanya Nyonya Wiratama. Arga semakin tertegun. Sekarang dia yakin kalau dirinya salah alamat. “Ah, maafkan saya. Sepertinya saya salah alamat,” ucap Arga. Dia akhirnya memutuskan untuk cepat-cepat pergi dari tempat itu dengan tatapan tidak bersahabat dari Nyonya Wiratama dan Denny yang tetap mengikuti langkahnya hingga akhirnya dia masuk ke dalam mobilnya yang diparkir tidak jauh dari situ. Nyonya Wiratama kemudian menarik napas panjang saat mobil Arga akhirnya menghilang dari jangkauan pandangannya. Dia kemudian beralih ke arah petugas keamanan rumahnya. “Mulai sekarang, kalau ada yang bertanya tentang Luna, jawab saja kalau tidak ada yang bernama Luna maupun Kaluna yang tinggal di rumah ini. Semua yang mencari Luna, kalau dia benar tahu tentang Luna, semuanya harus dilaporkan dulu,” perintah Nyonya Wiratama. Denny tersenyum sinis mendengar perintah ibunya. “Dulu Mama sendiri yang menyuruh Kak Luna untuk tidak memakai nama Wiratama, sekarang Mama dan Papa juga yang membuat Kak Luna memakai nama Wiratama lagi, hanya agar bisa menggantikan Kak Fenny,” sindir Denny. Sebenarnya memang benar kalau Nyonya Wiratama sendiri yang membuat Luna memakai nama belakang ibu kandungnya di luar negeri. Sejak Luna masih bersekolah di Jakarta dan tinggal di rumah keluarga Wiratama, dia sudah merasa keberatan kalau Luna menggunakan nama belakang suaminya sama seperti kedua anaknya. Bagaimanapun Luna bukan anak kandungnya dan lahir sebagai hasil perselingkuhan sang suami saat dirinya baru saja melahirkan Fenny. Karena itulah saat pindah untuk bersekolah di luar negeri, dirinya memaksa Luna untuk menanggalkan nama Wiratama dan memakai nama Wijaya. Nama belakang yang sama dengan wanita tidak tahu malu yang melahirkan Luna. Hanya saja Nyonya Wiratama sama sekali tidak menyangka kalau suatu hari hal itu akan mendatangkan masalah untuk mereka sekeluarga karena kenyataannya mereka harus menyembunyikan dari keluarga Adhiatma kalau Luna adalah anak haram suaminya. Keluarga Adhiatma dan juga Cakra pasti akan merasa sangat tersinggung kalau tahu mereka menyodorkan Luna yang bahkan sempat tidak di akui oleh keluarga Wiratama sebagai pengganti Fenny yang adalah Nona muda keluarga Wiratama. Pada akhirnya, Nyonya Wiratama mengabaikan sindiran putranya dan memilih untuk berlalu begitu saja. # Luna hanya bisa diam menatap kepergian Cakra. Dia kemudian memutuskan untuk turun dan kemudian membersihkan nampan tempat makanannya yang nyaris tidak tersentuh, memasukkan sisa makanan ke dalam plastik dan meletakkannya di dalam tempat sampah khusus. Saat akan kembali ke tempat tidurnya, tatapan Luna tertuju ke arah ponselnya dan dia ingat kemarin dirinya tidak sadarkan diri saat tengah menerima panggilan dari ibu tirinya. Luna meraih ponselnya dan mengirimkan pesan permintaan maaf kepada ibu tirinya sekaligus meminta maaf. Tentu saja dia tidak menjelaskan kalau dirinya pingsan. Dia hanya mengatakan kalau jaringan hilang dan panggilan terputus begitu saja. Saat akan keluar dari aplikasi pesan, Luna terpaku melihat profil akun media sosial mantan kekasihnya sekarang gelap. Tidak ada foto di sana. Awalnya Luna sedikit ragu namun kemudian dia memutuskan untuk membuka blokir pada akun mantan kekasihnya. Bagaimanapun juga, cepat atau lambat dia harus menjelaskan pada Arga kalau dirinya sudah menikah dan tidak mungkin ada lagi harapan untuk mereka berdua. Sejak awal Luna sudah merasa ragu dengan hubungan mereka. Bukan hanya karena sikap Arga yang memang sedikit lebih kekanak-kanakan dan mudah merajuk seperti anak kecil yang membuat Luna selalu memprotesnya karena sering menjadi sebab perpisahan sementara mereka di masa lalu, tapi juga karena latar belakang keluarga mereka terlalu berbeda. Arga datang dari latar belakang keluarga yang rukun dan hangat sedangkan dirinya adalah sebaliknya. Dia bahkan tidak berani berterus terang pada Arga tentang dirinya yang merupakan anak haram ayahnya dan tidak diakui dalam keluarga Wiratama meski namanya tercantum sebagai anak dari ibu tirinya di dalam daftar keluarga. Meski sebelumnya Luna sempat berpikir kalau perpisahan mereka hanyalah perpisahan sementara, dia juga tidak menyangka kalau sekarang mereka benar-benar tidak bisa kembali bersama karena dirinya yang sudah terlanjur menikah dengan Cakra, meskipun kenyataannya dia hanya menjadi pengganti Fenny. Luna menarik napas panjang dan saat blokir dibuka, pesan dari Arga masuk berturut-turut namun Luna hanya menatapnya sambil terdiam. Mengamati bagaimana jumlah pesan itu terus bertambah banyak dalam waktu singkat. Dia tahu benar karakter Arga. Pria itu pasti akan langsung mencoba menghubunginya dan meminta maaf untuk semua yang terjadi. Membayangkan itu, perlahan Luna merasakan matanya menghangat. Dia bahkan tidak mampu mengetik apa-apa ataupun memiliki keberanian untuk membalas pesan Arga. Luna akhirnya memutuskan untuk mengarsipkan kontak Arga daripada memblokirnya lagi. “Apa sesakit itu sampai kau tidak bisa berhenti menangis?” Luna tersentak kaget saat mendengar suara Cakra. Dia menoleh dan melihat Cakra yang sudah kembali sambil menenteng sebuah plastik kecil berisi kompres dingin. Tapi bukan hanya itu yang membuat Luna tertegun ke arah Cakra. Bersama Cakra saat ini ada seorang wanita muda cantik dengan rambut abu-abu gelap yang agak nyentrik namun juga terlihat elegan di saat yang sama. “Aku tidak sakit sama sekali,” jawab Luna akhirnya. Tapi Cakra kembali bersikap seakan dia tidak mendengar ucapan Luna dan langsung melangkah mendekati Luna kemudian mengeluarkan kompres yang baru dia beli lalu hendak menempelkannya ke pipi Luna. Namun Luna menghindar. “Aku bisa sendiri,” ucap Luna. Cakra mengalah. Dia menyadari kalau saat ini Maura yang datang bersamanya sedang memperhatikan interaksinya dengan Luna. Sahabatnya itu pasti akan menggunakan setiap kelemahannya untuk mengolok-olok dirinya nanti. “Temanku memaksa untuk menjengukmu,” ucap Cakra kemudian. “Ini Maura, sahabat baikku. Dan Maura, aku rasa kau sudah tahu kalau ini Kaluna, istriku dan adik Fenny,” ucap Cakra. Luna menampilkan senyum canggung. Sedikit tidak nyaman saat menyadari kalau Cakra pasti sudah menceritakan pada Maura bahwa dirinya hanyalah wanita yang dinikahi Cakra secara terpaksa, kalau tidak mau dikatakan kebetulan. Bagaimanapun kenyataan kalau dirinya hanya seorang pengganti sedikit menyakiti harga diri Luna meski dia berusaha menekannya sekuat tenaga. Sedangkan Maura sesungguhnya memiliki kesan berbeda. Bagaimana bisa Cakra menyebut istrinya yang secantik ini sebagai wanita yang membosankan dan tidak menarik? Dibandingkan Fenny, Kaluna jelas berkali-kali lipat lebih cantik bahkan di mata dirinya yang sesama perempuan. “Salam kenal,” ucap Luna lebih dulu. Maura malah di luar dugaan langsung mengulurkan tangan untuk menjabat tangan Luna dengan senyum lebar. “Salam kenal Kaluna. Maaf datang tiba-tiba. Cakra sedang bersamaku dan seorang teman kami saat kau pingsan dan karena itu aku merasa wajib untuk menjengukmu dan meminta maaf karena sudah menculik suamimu di malam kalian seharusnya menghabiskan waktu bulan madu bersama,” ucap Maura. Luna merasa lega dengan sikap bersahabat Maura. “Senang berkenalan denganmu Maura. Tidak apa-apa. Aku tidak keberatan,” ucap Luna. “Baguslah kalau begitu. Rasanya sulit dipercaya lho Kal, kalau dirimu adalah adik Nenek ... maksudku Fenny,” ucap Maura kemudian. Hampir saja dia kelepasan menyebut Fenny dengan julukan yang biasa dia gunakan. “Kal kedengarannya aneh. Kau bisa memanggilku Luna. Orang-orang lebih sering memanggilku Luna,” ucap Luna. Maura terdiam mendengar ucapan Luna. “Luna?” tanya Maura. “Kau tidak pernah bilang kalau nama panggilanmu Luna,” ucap Cakra. Dia tidak menyangka kalau nama pendek istrinya adalah Luna. “Kau tidak bertanya,” balas Luna. Cakra dan Maura saling berpandangan sekilas mendengar jawaban Luna.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD