“Hallo, Bu Nadilla ini ada paket kiriman dari LA, California USA, sudah 1 bulan lalu kata pak satpam.”
“Dari dia?”
“I-iya…”
“Mba Ana saya sudah bilang berapa ratus kali, ini sudah 4 tahun lebih loh mba, kenapa sih masih ditanya terus setiap datang, buang, singkirkan! Kasih sama yang membutuhkan, bakar suratnya. Sudah ya mba Ana jangan lapor-lapor itu lagi kalau papanya anak-anak dengar dia bisa marah. Satu lagi! selesai beresin rumah cepat balik aja, di rumah sini juga nggak ada orang saya sendirian nggak ada teman.”
“Iya bu, siap!”
Nadilla wanita 50 tahunan itu mengusap dadanya, ini sudah tahun ke-4 Kennan pergi lelaki yang membuat anaknya Noora tidak bisa berjalan normal bahkan kehilangan banyak waktunya untuk proses kesembuhan cidera saraf tulang belakang.
Namun Kennan tidak pernah putus asa berusaha mengabari kepada Noora tentang kabarnya, mengirimkan banyak hadiah padahal Noora sudah menutup akses untuk lelaki itu.
Sang suami Dimas, papa dari Noora juga melarang keras apapun tentang Kennan ada dikehidupan putri mereka lagi, keluarga mereka cukup berat menghadapi tahun-tahun sakit Noora dari tragedy sebuah kecelakaan Noora karena salah paham Kennan membawa Elia sahabat dari Noora ke Amerika bersama dalam keadaan hamil.
Noora tidak pernah mengeluh atas derita yang dia alami, tidak pernah menyalahkan siapapun atas yang menimpa dirinya, masih terus mengatakan kecelakaannya adalah sebuah kelalaian. Padahal jelas dia kecelakaan sebab shock mengetahui Kennan lelaki yang melamarnya itu membawa wanita hamil pergi bersama dimana wanita hamil itu adalah sahabatnya sendiri.
Bahkan persahabatan antara Dimas dan Frans kedua orang tua pun ikut merenggang beberapa tahun ini karena kejadian anak-anak mereka. Padahal persahabatan mereka sudah terjalin sangat lama bahkan saat mereka semua belum menikah, masih jauh dari kata pernikahan dan berkeluarga, namun hubungan Noora dan Kennan membuat semuanya hancur.
Dimas menjadi orang yang paling menentang Kennan kembali bersama Noora, putri kesayangannya satu-satunya yang ia miliki itu sebab Noora harus menjalani penderitaan panjang bertahun-tahun sementara Kennan bisa hidup tenang di Amerika melanjutkan study seperti apa yang orang tuanya harapkan.
Walaupun Kennan tidak pernah berhenti memberikan kabar dan mencari Noora tetap saja Dimas ayah Noora tidak ingin lagi memberik kesempatan untuk Kennan apapun alasannya.
“Ma, Noora berangkat ya!” Noora keluar dari rumah membawa hand bag miliknya siap berangkat ke kantornya.
“Hi sayang, okay?”
“Mama ih sudah deh, Noora itu sudah sembuh! Lihatlah…lihat ma.” Noora memutar badannya meyakinkan pada sang mama jika dia benar-benar sudah bisa beraktivitas normal.
Nadilla menghembuskan nafas, 5 bulan ini semuanya berangsur membaik, Noora bisa berdiri tegak berjalan dan berlari-lari kecil, “Sini peluk mama!” Nadilla merasa begitu lega, akhirnya noora bisa kembali beraktivitas normal, betapa ia hancur melihat Noora bukan hanya tidak bisa berjalan namun juga mentalnya terlihat kacau namun selalu saja dia menutupi semuanya seolah semuanya baik-baik saja.
“Mama, jangan seperti ini deh!”
“Kamu pergi sama siapa? Pak Bagus belum kembali dari anter papa.”
Noora tersenyum malu-malu, “Mas Evans jemput aku.”
Nadilla sumringah, “Cie… ehem.” Goda Nadilla putrinya itu yang akhir-akhir ini memang dekat dengan anak dari dokter specialis orthopedi yang menanganinya setahun ini.
“Apa sih mama, genit!” Noora segera mengambil tangan sang mama menyalimi, “Itu mas Evans sudah sampai, nggak perlu mampir kali ya sudah keburu waktu.”
“Ya sudah hati-hati, nanti kamu turun ke café? Kalau iya bawain mama crispy puff durian ya.”
“Mau coba menu baru nggak? Ada yang lebih best seller dari itu loh,” Noora mengerlingkan matanya kepada sang mama.
“Boleh, ingat Ra jangan terlalu dipaksakan buat bekerja dulu.”
“Iya mamaku sayang.”
Noora melambaikan tangannya pergi dari halaman rumah besar keluarga mereka itu, 1 tahun pasca kecelakaan Noora benar-benar terpuruk dia menghabiskan waktunya berbaring sepanjang hari dan duduk beberapa menit saja dia sudah merasakan sakit yang teramat.
1 tahun setelahnya Noora mulai berusaha bangkit, mengusahakan dirinya harus tetap semangat dan pulih, dia punya orang tua yang sudah sangat ia repotkan.
Noora semakin semangat melakukan banyak pengobatan yang sebelumnya ia sudah sedikit menyerah, ia mengalihkan waktu-waktu kosongnya untuk menyibukkan diri Noora mendalami hobby bakingnya, mempelajari segala macam pembuatan hingga jenis-jenis cake dan pastry, berada sepanjang hari dirumah karena sakit tidak membuat Noora diam.
Noora terus beraktivitas, menjalani hobynya hingga ia yang mengambil jurusan sastra berbelok arah menjadi pebisnis cake and pastry.
Dalam segala keterbatasan fisik yang sempat ia alami menggunakan tongkat, kursi roda Noora terus berjuang bangkit, jarang sekali ia memperlihatkan keadaan kemahnya pada kedua orang tuanya, padahal setiap melihat dia ibu dan ayahnya selalu menangis.
Sampai akhirnya Noora bisa menyelesaikan kuliahnya walau dalam segala keterbatasan dan dia membuka bisnis dari hobinya itu sekaligus memperjuangakan kesembuhannya berkat bantuan kedua orang tua yang satu-satunya mendukung dia.
Setahun dua tahun semua berjalan dengan baik, Noora yang awalnya hanya bisa duduk di kursi roda perlahan bisa berdiri walau menggunakan tongkat alat bantu jalan, hati orang tua mana yang tidak hancur, dalam keadaan tidak sempurna dia masih terus ceria, tidak pernah terlihat mengeluh dan putus asa.
Sampai di tahun ke-3 Noora bertemu dokter specialis yang benar-benar cocok dengannya Noora menjalani beberapa rangkaian terapy khusus dan akhirnya bisa berdiri, dia bisa berjalan tanpa alat bantu.
Semuanya mulai membaik Noora juga menambah beberapa cabang baru untuk toko rotinya lagi dan kini sudah lebih besar dan lengkap dengan coffe shop dan juga sudah berbentuk sebuah perusahaan yang mempunyai puluhan karyawan, Noora menamai toko-tokonya Miracles coffe 'n pastry dengan sebuah perusahaan bernama Miracles Noora yang menaunginya.
***
Masih di kediaman lama milik keluarga Noora sang pembantu membuka surat yang di minta sang nyonya untuk di bakar itu, dengan satu tangannya mengapit kotak hadiah di lengan kirinya. Sudah empat tahun lebih Ana yang membaca surat yang dikirimkan Kennan untuk Noora itu tanpa pernah memberitahukan kepada siapapun sebab akan fatal jika ada yang tahu dia membacanya.
Dear Noora.
Hi Ra,semoga kamu sehat dan bahagia selalu. Aku juga sudah lebih baik tidak seperti yang aku ceritakan 2 bulan lalu, tapi tadi sore bekas operasinya sempat dibuka lagi karena ada infeksi tapi semua sudah lebih baik.
Kenapa ya Ra, saat semua sudah lebih mudah namun aku masih saja sulit membagi kabar denganmu, tidak masalah apapun itu aku ingin membagi semuanya denganmu. Ohya Ra, seperti apa yang kamu mau Ra, aku bisa lulus lebih cepat dan meraih Cumlaude.
Namun di hari bahagiaku kau tidak menepatkan janjimu untuk hadir, aku menunggu kamu Ra, ingin memperlihatkan kepadamu pencapaian terbaikku.
Lagi-lagi tidak masalah, kamu tetap akan menjadi sumber semangatku untuk segera kembali, tunggu aku kembali Ra, mungkin akhir bulan depan setelah aku menyelesaikan project yang papi berikan di LA sudah 1 bulan ini.
Really miss you.
Kennan.
***
Kembalinya Kennan.
4 Tahun berlalu akhirnya Kennan kembali ke Jakarta setelah kedua orang tuanya melarangnya untuk tidak kembali sebelum dia benar-benar menyelesaikan pendidiknanya di Amerika tinggal bersama sang nenek dan juga seorang pamannya.
Penerbangan panjang kemarin tidak membuat dia beristirahat Kennan ingin segera menemui Noora wanita yang amat ia rindukan. Gadis itu benar-benar menghilang tidak pernah memberi kabar dan tidak pernah sekalipun membalas dia yang padahal selalu mengabari.
Padahal semua akses social media sudah cukup mudah namun Kennan tidak berhasil mencari jejak Noora yang Kennan dapatkan hanya Noora sekarang sudah sukses memiliki sebuah bisnis yang sangat maju, namun tetap kennan tidak bisa mendapatkan kabar langsung secara personal dari Noora.
Tidak banyak yang barubah dari Kennan 4 tahun ini dia jauh terlihat lebih dewasa, tubuh atletisnya sedikit lebih berisi dan penampilannya sedikit lebih dewasa dan manly, rambut lebih klimis dengan tatanan yang rapi juga beroutfit lebih formal, Kennan juga sudah sering menangani beberapa project orang tuanya yang bergerak di bidang real estate.
“Kennan kamu mau kemana? Baru juga sampai harusnya ya istirahat dulu.” Tegur sang Mami masuk kedalam kamar Kennan yang terbuka sebagian.
“Mau ke tempat Noora mi.”
Nancy sang ibu menghembuskan nafasnya, entah bagaimana menjelaskan kepada putranya ini bahwa hubungan mereka dengan keluarga Noora tidak seperti dulu.
Nancy dan Frans kedua orang tua Kennan memang tidak ingin membahas ini sedari dulu kepada sang putra, mereka tidak ingin sang putra terbebani, mereka hanya mengiyakan saja jika Kennan bertanya-tanya.
Dan tidak pernah mau membantu menyampaikan pesan atau apapun yang Kennan berikan kepada Noora meminta Kennan mengimkan sendiri kepada Noora langsung.
“Kenn, apa tidak sebaiknya kamu istirahat dulu?”
“Sudah semalam istirahat di pesawat.”
“Ken—“ Nancy ragu untuk menjelaskan semuanya, namun dia harus menjelaskannya agar anaknya paham keadaan yang sudah berlangsung beberapa tahun ini, “Papi mami dan keluarga Om Dimas tidak pernah lagi bertemu sudah 4 tahun ini. Papi kamu mungkin masih bertemu beberapa kali urusan kantor namun mami dan adik tidak sama sekali, hari-hari besar bahkan acara apapun Om Dimas,Nadilla juga Noora tidak lagi mau datang, mereka juga sudah pindah rumah, mami sama papi pernah mau main kerumah mereka tapi mereka tidak lagi tingga di ditempat lama, mami tidak tahu dimana alamatnya.”
“Mami nggak pernah cerita.” Tatap Kennan sedikit terkesiap atas penjelasan sang ibu.
“Kamu akan kefikiran, mami beberapa kali mampir ke outlet milik Noora tapi nggak penah jumpa dia, terakhir kali mami jumpa dia saat chek-up rutin dirumah sakit dan Noora menyapa mami tapi dia langsung masuk kedalam ruangan dan tidak ada lagi basa-basi.”
“Seperti apa Noora sekarang ma? Dia sudah lebih baik?”
“Itu tahun lalu Ken, dia masih pakai alat bantu jalan,” Nancy memperlihatkan wajah sedihnya, “Mami tidak tahu persis seperti apa keadaan Noora sekarang namun firasat mami mengatakan dia masih tidak baik-baik saja setelah kecelakaan itu, mungkin itu sebabnya baik Noora ataupun keluarganya menjauhi keluarga kita namun mereka juga tidak ingin menuntut apapun.”
Kennan sedikit berkecil hati mendengar kabar terakhir Noora, “Aku ingin lihat langsung ma.” Kennan tahu semua itu pasti keinginan Nnoora dia tidak ingin menuntut lebih baik menjauhi.
“Ken—“
Kennan kembali menyugar rambutnya bersiap pergi, “Mami tenang aja, Kennan cuma mau mastiin dari jauh, aku yang buat kekacauan ini mi, maafin aku mi…”
Nancy terenyuh, “Mami tahu kamu nggak mau ini terjadi, semua diluar kendali kamu, Kenn kamu juga mengalami hal buruk bahkan sampai sebuah hal parah terjadi.”
Kennan mendekat pada sang mami lalu mengecup pipinya, “Doian aku mi, aku pasti selalu sehat, aku harus memperbaiki semuanya, aku pergi dulu.” Kennan mengecup pipi sang mami segera keluar dari kamarnya melangkah yakin dia bisa memperbaiki semuanya.
“Kembali cepat Ken, papi tunggu kita makan malam rayain kembalinya kamu sekaligus jadi karyawan baru di kantor.”
“Iya!”
***
Bertahun-tahun di negeri paman Sam membuat Kennan sedikit bingung dengan lalu lintas dan kemajuan di ibu kota, namun tidak terlalu berarti ia masih ingat beberapa tempat yang masih dengan jalur yang sama, ia mengemudikan mobil miliknya sendiri ke alamat yang ia tahu ada di social media outlate coffe shop and pastry milik Noora tersebut. Berada disebuah kawasan pusat perbelanjaan dan di area perkantoran, satu jam berlalu setelah beberapa menit berkeliling-keliling Kennan pun menemukan tempat dengan nama Miracle yang berlogo daun teh diatas cake coklat itu.
Tidak tahu pasti apakah Noora ada di tempat itu atau tidak namun ia akan mencobanya, memarkirkan mobil sport miliknya di slot kosong terdekat, Kennan segera bergegas berajalan masuk ke dalam area coffe shop yang didesain cukup menarik dan cozy untuk anak muda itu, dari luar sudah terlihat tempat itu lumayan ramai apa lagi di jam istirahat seperti ini.
Kennan segera masuk dan di sambut oleh seorang pramusaji disana, ia di haruskan memesan dulu ke kasir untuk kemudian bisa memilih tempat, Kennan mengikuti itu ia mencoba berdiri di kasir yang ada 1 orang mengantre didepannya.
“Americano coffe 1, cheessecake 1!” Ujar Kennan kepada penjaga kasir saat sudah gilirannya, menunjuk pada cake keju di pajangan kaca tepat disebelahnya.
Wanita penjaga kasir mengulang pesanannya dan menerima p********n yang Kennan berikan, lalu memintanya untuk menunggu pesananya di tempat yang Kennan pilih untuk duduk. Kennan memilih sebuah tempat yang masih berada didalam ruangan tepat didepan pintu masuk, sembari menunggu Kennan mengedarkan pandangannya kesekitar mencari-cari keberadaan Noora, ia juga memperhatikan interior tempat yang sangat bagus berdesain classic dengan sentuhan modern.
“Kamu didalam sana, Ra?” Gumam Kennan melihat kearah dalam sana. “Seperti apa kamu sekarang?” Ada rasa sedikit berdegub, ini menjadi hari-hari yang sangat Kennan nanti kembalinya ke Jakarta dan bertemu dengan dia lagi dengan keadaan yang lebih baik.
“Selamat siang!” Suara itu muncul dari ujung masuk area bartender, Kennan menoleh ke arah suara yang ia rasa tidak asing itu, seorang lelaki berstelan rapi masuk disana namun tidakia lihat orang yang mengudarakan sapaan itu.
“Mba Noora ini ada titipan buat mba Noora.” Kata si penjaga kasir dan seketika terlihatlah Noora disana, sosok cantik berpenampilan rapi stelan blazer berwarna nude dengan rambut bergelombang di biarkan tergurai indah namun masih sangat rapi.
“Titipan apa Dila?”
“Ini nggak tahu dari pihak pengelola.”
“Oh, terimaksih ya! Dilla, Itu tolong Mas Evan seperti biasa, Americano Coffe dan cheese cake, saya tunggu didalam ya, saya mau air mineral aja untuk minum obat.” Gadis itu berjalan mendekat pada laki-laki yang berada di pintu setelah memerintah lalu keduanya masuk bersama kedalam sana.
Kennan terperangah, tidak sedikitpun dia menyembunyikan diri namun Noora tidak melihatnya mungkin juga Noora tidak tanda dengannya, Kennan menghembuskan nafas berat merasakan sedikit panas pada dirinya, semuanya sudah sangat berubah dan jauh berbeda.
Noora terlihat baik-baik saja dan ada pria lain didekatnya, Kennan melihat itu bukan seperti rekan kerja, pria itu terlihat seperti orang special atau mungkin orang yang punya hubungan dengan Noora sekarang terlihat dia membawa lelaki itu masuk kedalam bersama.
“Kau benar-benar menghapusku Ra?”
Kennan tersenyum merasakan perih di hati, bertahun-tahun dia menunggu hari ini, bertahan sendiri, fokus semua pencapaiannya, mengagungkan dia di dalam hidupnya, mengirimkan kabar sekalipun kabar yang ia berikan tidak pernah ada balasan, namun ini hasilnya Noora tidak menempatkan dia seperti apa yang dia harapkan.