Di sebuah café n bar ternama Kennan sedang bertemu teman-teman lamanya, jika dulu mereka adalah anak-anak muda yang menggilai balapan, modifikasi dan semua hal yang berbau dengan anak muda, kini sudah berubah, semakin bertambahnya usia mereka sudah memilih jalan masing-masing. Pembahasan mulai lebih kepada bidang bisnis dan hal-hal yang lebih kepada sesuatu yang berbobot. Kennan baru saja memutuskan untuk pulang ia merogoh ponselnya yang berdering di tengah-tengah perbincangannya, ia melihat pada layar ponselnya tidak ingin mengangkat sebab itu adalah nomor asing yang dia tidak kenal. Namun entah kenapa hatinya seakan memaksa untuk mengangkat. “Hallo.” “Temui aku sekarang dialamat yang baru aku kirimkan.” Kennan terdiam suara itu begitu lantang dan tegas, jantungnya seperti tersambar