Noora mencoba mencari cara menghindari sang papa juga Alaska, sungguh dia tidak tertarik sedikpun dengan pria bernama Alaska itu, gayanya sok asik memasukan tangannya kedalam saku tersenyum kepada Noora. Pingsan Ra. Ayo pingsan saja. Sebuah suara seakan membisikan perintah kepada Noora, gadis itu masih mematung di tempatnya, langkahnya seakan berat untuk maju menghampiri sang papa. Tangan Dimas terus melambai memanggil disana, benar-benar tidak ada pilihan lain saat ini selain mengahmpiri. Seakan memakai sepatu besi yang berat Noora pun melangkah pelan menghampiri, “Ya pa…” Sapa Noora sang papa dan lelaki bernama Alaska itu tampak mengulas senyuman tipisnya. “Kenalin ini Alaska.” Lelaki itu mengulur tangannya, “Alaska, senang bertemu denganmu, Noora. Om Dimas sering menceritakan ten