Noora heela valerie hadiwinata : Gadis 24 tahun, sosok tangguh, pekerja keras dan merupakan seorang putri pertama dari seorang konglomerat kaya raya Dimas Malliw Hadiwinata dan Nadilla Citra Prayetno. Dia sering di panggil dengan julukan princess.
Noora sulit bergaul dengan orang lain dan hanya memiliki satu orang teman bernama Elia.
Kennan Brian Eddison: Kennan seorang lelaki berdarah Indonesia-Amerika, putra dari sahabatnya ayah Noora ; Fran Brian Eddison dan Nancy.
Ayah Kennan merupakan pengusaha kaya raya di bidang property, namun tidak membuat Kennan menjadi besar kepala. Dia bahkan tidak tampak seperti putra seseorang yang kaya , ia suka bekerja keras tanpa membawa nama orang tua dan suka bergabung dengan komunitas mobilnya.
Kennan sudah lama menyukai Noora bahkan saat mereka masih berusia sangat kecil, namun Noora selalu menolak sebab sedari kecil Noora memang sudah tidak senang bergaul dengan Kennan yang dia anggap anak mami.
Noora berusia satu tahun di atas Kennan, setiap hari dia selalu menghindari Kennan, namun ada saja yang membuat mereka bersama sebab kedua orang tua mereka adalah sahabat dekat.
Namun di sebalik tidak sukanya Noora pada Kennan ia selalu memperhatikan laki-laki itu, ia selalu sedih saat Kennan sakit dan mau menjadi mata-mata ibu Kennan, jika Kennan bermasalah di kampusnya.
Sedari kecil hingga dewasa keduanya sudah seperti anjing dan kucing kerab sekali bertengkar namun Kennan selalu mengalah. Noora yang selalu mencari gara-gara, karena entah mengapa Noora memang sangat-sangat jengah dengan Kennan yang selalu saja menguntit dan mencoba mendekatinya.
***
Bertahun-tahun sudah Noora berusaha menghindari Kennan bahkan saat setelah di bangku sekolah menengah pertama kali Kennan berani menembak Noora. Kennan lelaki baik juga tumbuh dari keluarga yang baik, yang rukun dan sangat familiable.
Terkadang Noora bingung, Kennan di didik dengan cara apa, sikapnya penuh kelembutan, susah sekali membuat dia marah dah kesal.
Sementara Noora lebih prefer ke cowok yang bad boy, cool. Benar sih dia cool, tapi Noora tidak suka, Kennan terlalu memperlihatkan perasaanya.
Bahkan semua orang tahu dia tidak pernah pacaran terus menunggu Noora membuka hati yang padahal Noora sendiri setiap bulan ganti gebetan.
“Mau bawa aku kemana, Kennan!” Tiba-tiba saja Kennan menarik paksa Noora dari dalam sebuah acara di kediaman Noora.
Kennan tidak mengindahkan terus menarik Noora dan membawanya masuk ke dalam mobil. Kennan tampak begitu fokus terus mengemudikan mobilnya, sedikitpun ia tidak merespon Noora yang terus berteriak-teriak. Bagi Kennan dijahati Noora bukan hal yang baru, dia sudah kenyang mendapatkan semua hal-hal tidak mengenakkan dari Noora.
Jika memutar ulang betapa beratnya Kennan merasakan cinta bertepuk sebelah tangan ini kepada Noora, sebuah perasaan yang sudah tumbuh saat mereka kecil.
Namun ia yakin Noora sebenarnya punya perasaan yang sama walau dia terus mengelak, terus bersama pria lain silih berganti dan kerap kali menyakitinya.
“Sudah sampai.”
“Kita dimana, Kennan!” Teriak Noora mendapatkan mereka berada di sebuah jalanan gelap.
“Aku akan berangkat Ra. Aku akan lama di California, 4 bahkan 5 tahun, saat nanti aku kembali mungkin banyak hal yang sudah berubah. Orang tuaku nggak izini pulang sama sekali, aku nggak boleh pulang sebelum selesai, mereka yang akan datang mengunjungiku.”
“I don’t care, Kenn!”
"Tapi aku cinta kamu,Ra, kamu tahu itu!”
“Dan aku enggak. Titik!" Tegas Noora.
“Bohong!”
Kennan memutar ulang banyak hal, walaupun sedari kecil Noora selalu tampak membenci dia, namun dia tahu Noora dalam diam juga memperhatikan dia, Noora selalu khawatir saat Kennan dalam keadaan buruk.
Noora pernah menjadi yang paling menangis saat Kennan pernah kecelakan mengikuti sebuah balapan, dia selalu tidak memperlihatikan itu didepan semua orang, namun saat itu kala Kennan tidak sadar dan koma.
Kennan dalam tidurnya mendapati jelas Noora menangisi dia, Noora memeluknya lalu Noora juga yang membuat Nancy ibu Kennan agar menghentikan aktivitas balapan Kennan dan club-club mobilnya dengan cara mengadukan aksi-aksi bahayanya itu.
Dan Noora juga menghalangi teman-teman wanitanya yang tertarik pada Kennan, untuk sulit mendekati Kennan, dalam diam dan seolah tidak peduli namun Kennan memperhatikan itu.
“Kau menghalangi teman-teman wanitamu mendekatiku.”
“Bohong! Aku tidak pernah seperti itu, jangan berfikiran lebih, aku melarang hanya karena kedua orang tuamu saja, mereka begitu baik denganku…”
“Elia, Elia. mengatakan kau melarang dia mendekati aku, kau bilang dengan Elia aku Gay?” Tatap Kennan wajah Noora yang tidak sudi melihat pada Kennan.
“Elia itu sahabat aku, dia berhak dapati yang lebih baik.”
“Dengan cara mengatakan aku Gay? Mau lihat? Mau bukti?” Kennan mendekatkan wajahnya membuat Noora beringsut mundur.
“Stupid! Mundur! Jangan macam-macam sentuh aku lagi kau—“
“Aku lagi apa?” Kennan tidak gentar, ia malah semakin mendekat menarik lengan Noora, “Katakan jika kau cemburu dengan Elia.”
Noora bergidik ngeri atas jarak dia dan Kennan yang dekat dan aroma segarnya yang terhidu olehnya, “Ce-cemburu untuk apa? Lagian katanya kalian sudah dekat bukan? Dia sering datang ke markas club mobil itu kan?”
“Tidak merubah apapun Ra, aku dan dia tidak ada apapun, ayo bertunangan Ra! Aku harus ikat kita.”
Noora terperangah, si manusia dingin ini sekali berucap dan bertindak kenapa begitu jauh
“Bertunangan— hahaha,” Noora tertawa geli mendapati permintaan Kennan, “Hey bapak Kennan, kita itu masih muda, jalan kita masih panjang, aku masih ingin menikmati banyak hal.”
“Aku hanya mengajak bertunangan agar kita punya ikatan yang serius, kau mau lakukan banyak hal, lakukan apapun yang kamu suka, tidak ada masalah….”
Noora semakin tertawa, “Kau tahu kan? Aku naksir banget sama Ernicho yang model itu, impian aku bisa pacaran sama dia, lihat nih lihat….” Noora mengeluarkan ponselnya, “Aku dan dia sudah pendekatan.”
Wajah Kennan menegas dia tahu semua itu, “Jauhi dia Ra, dia nggak baik— dia player dan mendekati cewek-cewek hanya untuk ditidurin.”
Nora mendorong Kennan agar menjauh segera ia terbahak-bahak lagi, “Sok tahu, lagi pula dia mau tiduri aku atau enggak, bukan urusan kamu!”
Kennan menghembuskan nafas beratnya melihat Noora dengan serius seketika ia merampas ponsel Noora.
“Kau punyaku!”
“Hape aku, Kennan sinting!”
“Jika bisa mengatakan mau di tiduri Ernicho artinya aku harus lebih dulu.” Segera Kennan memasukan ponsel Noora kedalam sakunya lalu, segera memutar stering mobilnya.
“KENNAN! JANGAN GILA!”
Kennan segera memutar mobilnya, ia mengemudi dengan sangat agresif dan terburu-buru, tidak mengindahkan teriakan Noora segera pergi dari sana, Noora membuat Kennan benar-benar kesal, lelaki itu sembari mengemudi tampak menyalakan alat sambung ponselnya ke telinga menghubungi seseorang.
“Hallo Mam, tolong bantu saya minta izin sama Om Dimas dan tante Nadilla, bilang aja Noora nginap dirumah kita. Kennan ada perlu sama Noora mau pergi keluar kota, nanti Ken hubungi lagi Ma, tolong, urgent!”
"Kennan!" Pekik Noora.
Kennan benar-benar menghubungi sang Mami yang sudah perjalanan pulang kerumah mereka, sontak saja Nancy terkesiap namun ia yakin ini mungkin tentang keberangkatan Kennan lusa, Nancy mencoba memahami itu.
“Minta izin gampang, tapi ingat ya! jangan macam-macam kamu Ken, mami gantung kamu kalau buat hal yang tidak-tidak dengan Noora.”
Kennan tidak lagi merespon sang Mami segera mematikan panggilannya, Noora semakin berteriak, disana terus menariki Kennan agar dia berhenti, namun tubuh tegap lelaki itu cukup kuat untuk terus seimbang dalam mengemudi.