Tolong Jangan Sakiti Anakku

1209 Words

Di dalam kamar Lily. Lily yang belum terlelap. Padahal, waktu sudah menunjukkan hampir pukul sepuluh malam, nampak tengah berdiri di depan sebuah cermin besar. Ia memandangi perutnya sendiri dari pantulan cermin tersebut. Sudah mulai semakin jelas saja. Bulatan yang menonjol di bagian tengah tubuhnya itu, yang kini sesekali Lily usap dengan lembut. Berkali-kali helaan napas ia lakukan. Setiap mengingat, akan menjadi seorang ibu dalam kurun waktu beberapa bulan ke depan. Begitu cepat waktu berlalu dan begitu singkat, masa remaja yang ia rasakan. Setelah ini, kira-kira apa yang akan ia lakukan. Lulus sekolah dan kembali melanjutkan pendidikannya kah? Atau mungkin, menjadi seorang ibu saja dengan mengurus anaknya di rumah? Tiba-tiba saja, sebuah ketukan pintu mengalihkan perhatian Lily

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD