Pijatan pada pelipisnya sendiri Rainer lakukan, disela ia mengemudikan mobilnya, menuju kediamannya bersama Lily. Helaan napas pun tak luput dan turut serta menemani perjalanannya kali ini. Gawat. Benar-benar gawat. Biasanya, ia tidak akan kalah debat, kecuali dengan ayahnya sendiri. Itupun bukan karena kalah, tapi karena ia yang mengalah. Namun sekarang, rasa-rasanya, mulai ada yang bisa menandingi keahliannya dalam berdebat. Hingga ia tak berkutik dan tak memiliki pilihan lain, ingin langsung menolak dengan tegas, tapi Tuan Kevin adalah mitra bisnis yang cukup memiliki peranan penting, bagi kelangsungan perusahaan, yang kini Rainer tangani. Tidak boleh gegabah dan harus segera memikirkan siasat, agar bisa terlepas dari perjodohan yang begitu konyol ini. Kini, mobil yang Rainer kend