Karin berlari kecil begitu turun dari taxi yang ia tumpangi. Sepanjang perjalanan ia sudah merutuk karena terlambat bangun. Padalah alarm sudah ia setting. Ia saja yang tidur seperti orang mati hingga tidak mendengar bunyi alarm. Karena terburu-buru, wanita itu bahkan tidak sempat berdandan. Baru setelah berada di dalam taxi, Karin yang langsung minta sopir untuk mengebut, mengambil alat makeup nya. Ia yakin hasilnya tak akan sempurna, tapi masih lebih baik dibanding ia tampil polos di acara peletakan batu pertama pembangunan wahana hiburan milik atasannya. Abi, pria itu tidak bisa menjemput seperti sebelum-sebelumnya karena ia harus mengurus acara. Karin menghentikan larinya, lalu berjalan anggun begitu tempat acara sudah terlihat. Tangannya sibuk mengipas-ngipas wajah yang berkeringat.