Part 39. Kecurigaan Vandi

1717 Words

Karin buru-buru menurunkan ponsel dari telinga—ketika otaknya sudah kembali bisa bekerja. Tersenyum rikuh, sementara tangannya mematikan sambungan, lalu menggenggam erat ponsel dalam tangannya. Dalam hati meminta maaf pada Abi, karena terpaksa mematikan sambungan begitu saja. Dia bahkan belum bisa mencerna dengan baik pertanyaan yang terlontar dari pria yang berada di kota Semarang tersebut. “Hmm…” Karin bergumam. Vandi tersenyum kecil, kemudian kepala pria itu mengangguk. “Malam minggu juga masih urus kerjaan, ya?? Pantas saja Mama kamu suka ngomel-ngomel.” Vandi terkekeh, sementara Karin mengerjap. Karin pikir, Vandi akan mencecarnya dengan pertanyaan siapa yang menghubunginya—karena sepertinya, ia sudah terlalu lama berada di luar rumah. Membiarkan Vandi menunggunya. “Kamu itu benar

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD