Syila buru-buru menarik tangan suaminya masuk ke dalam kamar mereka. Wanita itu takut kalau suaminya berbicara melantur hingga membuka semua rahasia liciknya. "Syila, biar Mas hajar dulu suami kamu itu!" teriak Adnan dari tengah rumah, dia sudah benar-benar geram dengan kelakuan adik iparnya itu. Beruntung tadi Qeela menahannya dengan terus memegang tangan Adnan, jika tidak mungkin saat ini Angga sudah berada di rumah sakit dengan wajah penuh lebam. "Adnan, sudahlah! Percuma kamu marah sama orang mabuk," ujar Mira mencoba menenangkan putranya. "Qeela, bawa masuk ke kamar suami kamu," lanjutnya memberi titah pada menantunya. "Iya, Ma." Qeela mengangguk. Adnan menggerutu sepanjang jalan, "Sudah aku duga pria itu tidak baik! Syila yang bucin akut, bodoh!" "Namanya cinta, cinta itu buta