"Makanannya belum datang?" tanya Adnan sambil duduk. Kepala Qeela menggeleng dengan senyum tipis. Hening. Adnan terus menatap Qeela tapi yang di tatap seakan tidak perduli, gadis itu terus menunduk, sesekali menoleh menatap ke arah lain. Tidak membalas tatapan Adnan. Sampai akhirnya makanan yang mereka pesan datang. "Ayo dimakan, kok malah diam?" Adnan merasa ada sesuatu yang berbeda dari Qeela. Sebelum dia pergi ke toilet calon istrinya itu masih terlihat bahagia dengan senyum merekah di wajahnya. Tapi setelah dia kembali senyum itu sirna dan Qeela lebih banyak diam. Qeela menghela napas pelan, mencoba menetralkan perasaannya yang sempat tidak enak karena menerima panggilan dari wanita yang bernama Diya itu. Mencoba menarik sudut bibirnya, tersenyum sewajarnya agar Adnan tidak curiga