Chapter 15 : Benda berharga milik Oliver

2066 Words
 Lalu keesokan harinya, di suatu tempat yang tak jauh dari apartemen Oliver, yakni di sebuah kedai Kopi pinggir jalan, Kevin dan Oliver sedang duduk sembari terus melihat ke arah gedung apartemen. Mereka berdua terus memperhatikan bangunan itu sambil tetap memikirkan cara supaya bisa mengusir Cross beserta para Prajuritnya yang saat ini sedang menginvasi kamar apartemen milik Oliver, karena tadi pagi pintu kamar Oliver bahkan telah didobrak lalu seluruh isi kamar itu diperiksa secara menyeluruh.  Pada hari itu, Kevin ijin cuti dari tempatnya bekerja, namun dia memberitahu ibunya bahwa saat ini dia sedang bekerja. Jadi Kondisi Kevin sangat aman untuk melakukan apapun yang dia inginkan, sehingga dia bisa lebih leluasa untuk membantu Oliver dalam mengatasi masalahnya yang berkaitan dengan kehidupan pribadinya saat ini.  Setelah beberapa lama Kevin dan Oliver mengobrol sembari minum kopi, Oliver mulai menjelaskan tentang kondisi yang harus dihadapinya saat ini. Walaupun yang dia alami bukanlah kiamat dunia, tetapi baginya terasa seperti itu.  “Hmm, sekarang aku sudah tidak bisa lagi kembali ke kehidupan normalku. Selain menggeledah rumahku, mereka juga pasti sudah datang ke tempat aku bekerja, sehingga semua orang yang kukenal akan menganggap bahwa diriku ini semacam penjahat atau buronan.”  “Si Cross itu memang tidak main-main ketika dia mengatakan bahwa dia ingin memburu dirimu. Dia bahkan bisa sampai menemukan alamatmu Dari kejadian pembunuhan wanita di gedung apartemen itu ... Maafkan aku teman, gara-gara aku, kau jadi harus berurusan dengan pasukan pemburu monster.”  “Tidak apa-apa ... Lagipula aku sudah sering berurusan dengan Pasukan pemburu monster, jadi aku tidak terlalu kaget. Aku bahkan sudah siap jika hal ini sampai terjadi, maka dari itu selama ini aku sudah mempersiapkan segalanya, terutama tabungan. Dan bahkan aku juga tidak pernah memakai nama asli di kartu identitasku.”  “Apa?” Ucap Kevin yang sedikit merasa kaget.  “Ya, selama ini para tetangga dan teman di tempatku bekerja, selalu memanggilku dengan nama Isaac, walaupun nama asliku adalah Oliver. Dengan begitu maka aku bisa tinggal dimanapun yang kumau, sekarang aku hanya tinggal mengganti kartu identitas baru dan memulai kehidupan baru di tempat lain.”  “Wahh, kau benar-benar sudah persiapan. Lalu sekarang apa rencanamu ke depannya.”  “Sudah kubilang kan, bahwa aku akan membantumu untuk memberantas kelompok Holy grail.”  “I- iya itu memang benar. Tapi bagaimana dengan barang-barangmu yang ada di kamar apartemen itu?” Tanya Kevin.  “Sudah biarkan saja, tidak apa-apa ... Tapi, ada satu benda berharga yang ingin aku ambil dari kamar itu sekarang.”  “Benda apa itu?”  “Benda itu tersimpan dan terkunci di dalam lemariku ... Dan jika pihak dari NeoGen menemukannya, mereka pasti akan langsung merasa terkejut.”  “Katakanlah padaku benda apa itu? Aku jadi penasaran.” Ucap Kevin.  “Nanti kau akan tahu setelah kita mendapatkannya. Apakah kau mau membantuku untuk bisa mendapatkan benda itu?” Tanya Oliver kepada Kevin.  “Tentu saja. Jika benda itu memang sangat berharga untukmu, maka tentu saja kau tidak boleh membiarkan orang lain mengambilnya darimu ... Lagipula aku merasa penasaran, maka dari itu aku akan membantumu.” Jawab Kevin.  “Baiklah, kalau begitu ayo kita amati gerak-gerik para prajurit itu dari dekat.” Ajak Oliver.  “Ayo.”  Setelah itu mereka berdua segera beranjak dari kursi masing-masing, untuk pergi mendekati gedung apartemen, disana mereka berdua akan mengamati gerak gerik dari para Prajurit pemburu monster, yang sedang mengepung kamar apartemen milik Oliver.  Sementara itu di dalam kamar apartemen Oliver, yang kini keadaannya sudah berantakan akibat dari penggeledahan yang dilakukan oleh para Prajurit pemburu monster. Meja dan kursi terbalik, laci dan lemari terbuka, dan seluruh pakaian diobrak-abrik hingga berserakan di lantai. Untuk sekilas, tidak ada benda aneh atau benda mencurigakan yang ditemukan oleh para Prajurit tersebut disana, tetapi setelah cukup lama melakukan pencarian, akhirnya ada salah satu Prajurit yang menemukan hal janggal, dia menemukan adanya sesuatu di dalam lemari pakaian Oliver, ada sebuah laci rahasia yang terkunci rapat di dalam lemari tersebut, sehingga si Prajurit harus menghancurkan kuncinya secara paksa supaya bisa membuka laci itu.  Kemudian, setelah laci itu terbuka, si prajurit langsung merasa terkejut ketika dia melihat isi yang ada di dalamnya. Oleh karena itu dia segera melapor kepada Cross yang sedang bersiaga memperhatikan kondisi diluar kamar apartemen tersebut.  Lalu Cross yang dipanggil oleh anak buahnya untuk masuk, segera menuju ke kamar Oliver untuk melihat sesuatu yang telah ditemukan oleh anak buahnya tersebut. Dan rupanya Cross juga merasa sangat terkejut ketika dia melihat isi dari laci itu, yang menyimpan sebuah benda berharga milik Oliver. Ketika memegangnya, bahkan tangan Cross gemetar saking kagetnya dia.  Tanpa banyak bicara, Cross langsung saja mengambil dan menyimpan benda itu ke dalam kantong celananya. Benda berbentuk persegi panjang dan tipis itu, sekilas terlihat seperti sebuah kartu, namun sepertinya ada sesuatu yang membuat kartu itu menjadi sangat spesial bagi Oliver, dan bahkan sampai membuat para Prajurit pemburu Monster tercengang ketika melihatnya.  Maka setelah Cross mendapatkan kartu tersebut, dia memutuskan untuk segera pergi dari kamar apartemen Oliver, karena ada suatu tempat yang harus dia datangi, dan sepertinya tempat itu merupakan tempat yang berhubungan dengan kartu misterius yang kini ada di dalam kantong celananya, sehingga Cross terlihat sangat tergesa-gesa untuk segera pergi meninggalkan apartemen itu.  Dia pergi bersama 2 orang anak buahnya, sedangkan para anak buahnya yang lain dia perintahkan untuk tetap melakukan pencarian di dalam kamar apartemen milik Oliver. Karena siapa tahu saja masih ada benda mencurigakan lain yang bisa mereka temukan disana, setelah apa yang mereka temukan tadi, kini para Prajurit itu menjadi semakin waspada dan merasa takut pada sosok Oliver, yang ternyata memiliki benda sepenting itu di dalam lemarinya, walau hanya sebuah kartu, namun kartu itu bisa membuat ekspresi wajah Cross menjadi panik dan bahkan merasa gelisah. Oleh karena itu kini para Prajurit pemburu monster menganggap bahwa Oliver bukanlah sosok Gargoyle yang sembarangan.  Beberapa saat kemudian, Cross terlihat sudah keluar dari gedung apartemen, dia bersama 2 orang anak buahnya masuk ke dalam mobil van hitam, lalu mobil itu pergi meninggalkan area gedung apartemen untuk menuju ke suatu tempat. Saat melihat kepergian cross dari kejauhan, Kevin dan Oliver langsung memutuskan membuat rencana dan sepertinya mereka memutuskan untuk berpencar.  “Cross sudah pergi, tapi sepertinya para anak buahnya yang lain masih berada di dalam kamarmu.” Ucap Kevin.  “Ya, kita tidak tahu apakah orang yang bernama Cross itu sedang membawa benda berharga milikku atau tidak. Jadi sebaiknya sekarang kau pergi dan ikuti dia supaya nanti kita tahu kemana dia membawa benda milikku, sedangkan aku akan pergi ke kamar apartemenku untuk memeriksa keberadaan benda itu ... Dan jika aku tidak menemukan benda itu di disana, maka aku akan segera menyusulmu ke tempat Cross berada, lalu kita berdua akan merebut benda itu dari Cros bersama-sama. Tapi jika benda itu masih ada di lemariku, maka aku akan menghubungimu untuk berhenti mengikuti Cross.”  “Hmm, ide bagus. Kalau begitu ayo ikut aku ke mobil terlebih dahulu.” Ajak Kevin.  Kemudian mereka berdua bergegas pergi ke sebuah mobil yang terparkir tak jauh dari gedung apartemen itu. Mobil yang Kevin maksud adalah sebuah mobil mini van berwarna coklat yang sebelumnya dimiliki oleh anak buah George, namun karena pemilik mobil itu sudah dikalahkan oleh Kevin dan Oliver dalam pertarungan di karnaval kemarin malam, maka mereka berdua jadi bisa menggunakan mobil itu untuk keperluan mereka.  Ketika Kevin sudah masuk ke dalam mobil, dia segera mengambil sebuah lempengan besi yang berhasil dipisahkan dari zirah sang Gorilla, dengan menggunakan lempengan besi itu Kevin berharap semoga Oliver bisa mengatasi para Prajurit pemburu monster yang ada di gedung apartemen, karena lempengan besi itu bisa dijadikan sebagai tameng yang cukup kuat untuk menahan segala macam serangan tembakan.  Setelah memberikan lempengan besi itu kepada Oliver, Kevin bertanya. “Apakah kau masih membutuhkan senjata yang lain? Kalau perlu kau bawa juga helmnya.”  “Tidak usah, tameng ini saja sudah cukup.” Ucap Oliver.  “Kalau begitu aku berangkat.” Kata Kevin, sembari menyalakan mesin mobil.  “Ya, semoga beruntung.”  “Ya, kau juga.”  Setelah itu, Kevin pun akhirnya berangkat untuk mengikuti kendaraan Cross, dan mencari tahu kemana dia akan pergi. Misi mereka masing-masing telah dimulai, yakni sebuah misi untuk memastikan dimana keberadaan benda berharga milik Oliver, yang saat ini telah berada di tangan orang lain, sehingga Kevin dan Oliver harus berusaha untuk merebutnya kembali.  Singkat cerita, Beralih ke kamar apartemen Oliver, ada seorang Prajurit pemburu monster yang sedang berdiri di luar kamar dan memperhatikan keadaan sekitar, dengan seragam hitam, helm hitam, dan senjata yang dipegangnya, Prajurit itu terlihat gagah dan sudah sangat siap untuk mengantisipasi kedatangan musuh.  Namun tiba-tiba dia dikagetkan oleh suara benturan tembok yang terdengar tidak jauh dari tempatnya berdiri, sehingga si Prajurit itu segera berjalan ke tempat suara berasal. Namun alangkah terkejutnya dia, ketika dia menengok ke balik tembok tersebut, rupanya sudah ada sosok Gargoyle berambut duri yang langsung mencengkram kepalanya, lalu membenturkan kepala si prajurit itu ke tembok dengan cukup keras, hingga si Prajurit langsung pingsan. Gargoyle itu adalah Oliver yang sudah siap melawan semua Prajurit yang sedang berada di dalam kamar apartemennya.  Kemudian Oliver mengambil senjata yang terikat di pinggang si Prajurit, bentuk senjata itu seperti pistol suar, dengan lubang tembak yang besar, senjata itu merupakan senjata yang mampu menembakan jaring yang bisa menjerat 2 musuh sekaligus.  Setelah dia selesai menumbangkan Prajurit yang sedang berjaga diluar, maka selanjutnya Oliver segera mendekati pintu masuk ke dalam kamar apartemennya, Oliver berjalan dengan langkah yang pelan dan hati-hati, karena dia tidak mau mengagetkan dan membuat para Prajurit yang ada di sana langsung menyerangnya secara sekaligus.  Ketika Oliver mengintip lewat pintu depan, di ruang tamunya ada 2 orang Prajurit yang sedang menggeledah barang-barang milik Oliver dari mulai rak televisi dan rak piring, bahkan salah satu Prajurit juga ada yang mengacak-acak isi di dalam kulkas milik Oliver, sehingga hal itu membuat Oliver bergumam di dalam hatinya.  “Hmm, tidak sopan.”  Kemudian, karena kedua Prajurit itu sedang fokus dengan kegiatannya masing-masing, maka Oliver bisa mulai masuk Sambil berjalan mengendap-ngendap ke belakang salah satu Prajurit yang sedang memeriksa sofa. Lalu setelah berada cukup dekat dengan target, Oliver segera mencengkram pundak si Prajurit dari belakang untuk selanjutnya dia lemparkan tubuh si Prajurit itu ke arah kulkas. Sehingga satu Prajurit yang sedang memeriksa kulkas tiba-tiba saja mendapatkan hantaman keras dari tubuh temannya sendiri, hingga menyebabkan tubuhnya menabrak kulkas sampai hancur lalu dia pingsan seketika, sedangkan temannya yang baru saja dilemparkan itu hanya meringis kesakitan.  Setelah itu, dua orang Prajurit lainnya mulai keluar dari dalam kamar untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi di ruang tamu. Lalu alangkah terkejutnya mereka berdua ketika melihat sosok Oliver yang sedang membidik mereka dengan senjata pelempar jaring, sehingga seketika itu juga tubuh mereka berdua langsung terdorong dan ambruk karena terperangkap oleh jaring, setelah ditembak oleh Oliver.  Namun pertarungan tidak berhenti sampai disitu, karena si Prajurit yang tadi tubuhnya dilemparkan oleh Oliver, kini mulai bangkit lalu menembak Oliver secara bertubi-tubi, namun untungnya secara cepat Oliver mengambil lempengan besi dari punggungnya, untuk kemudian dia gunakan sebagai tameng yang dapat menangkis segala macam tembakan dari musuh.  Setelah itu, Oliver berlari sekuat tenaga, hingga dirinya menabrak si Prajurit itu dengan cukup keras, dan akhirnya si Prajurit itu pun pingsan.  Tapi lagi-lagi Oliver harus bergerak cepat, karena 2 orang Praajurit yang tadi sedang terperangkap oleh jaring, kini sudah dapat melepaskan diri, lalu mereka berdua berusaha untuk berdiri lagi dan akan mulai menyerang Oliver.  Namun untungnya Oliver bertindak dengan cepat, dia melemparkan lempengan besi yang ada di tangannya tepat ke arah kepala salah satu Prajurit itu, hingga menyebabkan si Prajurit langsung menerima benturan yang cukup keras di kepalanya lalu dia pingsan. .Sedangkan untuk satu lagi Prajurit yang tersisa, Oliver berguling dengan cepat ke arahnya lalu Oliver berdiri sambil memegang dan mengangkat senjata si Prajurit itu ke atas, sehingga setiap peluru yang ditembakan oleh si Prajurit jadi melesat ke arah atas dan melubangi langit-langit. Setelah itu, dengan kepalan tangannya yang satu lagi, Oliver memukul kepala si Prajurit itu dengan keras hingga dia pingsan, maka dengan begitu akhirnya seluruh Prajurit yang berada di dalam apartemen Oliver sudah dibereskan. Maka selanjutnya Oliver segera masuk ke dalam ruangan kamarnya untuk memeriksa benda berharga miliknya, namun sayang sekali ketika dia melihat isi lemarinya, rupanya laci tempat benda berharga itu disimpan, kini sudah dalam keadaan terbuka. Dan itu artinya benda berharga milik Oliver sudah diambil oleh Cross, sehingga hal itu membuat Oliver menghela nafas dan merasa kecewa.  Kemudian Oliver segera mengabari Kevin mengenai hal itu, dia menelpon dan mengambil lempengan besi sambil berjalan pergi meninggalkan kamar apartemennya.  “Halo Kevin.”  “Ya Oliver.” Jawab Kevin.  “Benda berhargaku sudah tidak ada disini. Itu artinya Cross sudah mengambilnya.”  “Hmm, baiklah aku mengerti ... Aku masih sedang mengikuti Cross dari belakang. Dan saat ini ada dua mobil lagi yang bergabung ke dalam konvoi kendaraan Cross. Sepertinya Cross mempersiapkan pengawalan ketat terhadap dirinya. Aku jadi penasaran, seberapa penting benda itu bagi mereka?”  “Akan kuberi kau sedikit petunjuk. Benda itu adalah benda milik orang yang sangat spesial bagiku ... Dan dia bekerja untuk NeoGen.”  “A- apa?” Ucap Kevin.  “Kemana arah Cross pergi sekarang?” Tanya Oliver.  “Sekarang kami sudah memasuki kawasan pegunungan Glichmond.”  "Oh, kurasa aku tahu kemana dia akan pergi ... Aku akan segera menyusulmu Kevin.” Ucap Oliver.  “Oke.” Ucap Kevin, kemudian dia menutup teleponnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD