Pada malam hari yang sama, setelah Kevin dan Oliver berhasil mengalahkan George beserta para anak buahnya, Kevin menyembunyikan zirah besi dan beberapa tanduk di tempat yang aman, yakni di sebuah rumah tak terpakai yang jarang didatangi oleh orang lain. Kevin memutuskan untuk menghabiskan waktu semalaman disana, dia mengambil tabung pengekstrak yang dia simpan di dalam bagasi sepeda motornya, kemudian dia menggunakan tabung itu untuk mengekstrak tanduk-tanduk para monster menjadi sumber energi peluru.
Kevin tidak bisa menyimpan dan mengekstrak tanduk-tanduk itu pada esok hari, karena jika dibiarkan terlalu lama maka tanduk-tanduk itu akan melebur dan hilang dengan sendirinya. Oleh karena itu Kevin harus mengekstraknya saat ini juga. Dia melakukannya seorang diri disana, karena Oliver sudah dia suruh pulang untuk beristirahat dan memulihkan dirinya di rumah. Sedangkan untuk sang ibu, Kevin sudah memberikan kabar bahwa dia akan menginap di rumah temannya.
Dengan cekatan, Kevin memasukan tanduk satu persatu ke dalam tabung, lalu dia menekan beberapa tombol di tabung tersebut, mekanisme di dalam tabung bekerja seperti alat press, yang menekan benda di dalamnya hingga hancur dan menjadi bubuk, kemudian bubuk tersebut dimasukan ke dalam selongsong peluru hingga menjadi padat dan siap untuk ditembakan. Energi yang dihasilkan oleh tembakan dari peluru khusus tersebut mampu melesat dan menembus kulit monster Gargoyle, namun tidak mempan pada monster yang levelnya lebih tinggi, contohnya seperti monster Gorilla yang memakai zirah besi langka seperti pada kasus monster Gorilla peliharaan George.
Kevin sangat menikmati waktunya pada saat itu, karena rasanya dia sudah lama tidak mengekstrak tanduk monster, sedangkan di masa depan hampir setiap hari dia selalu mengekstrak tanduk monster untuk dijadikan peluru. Saat ini, masa depan terasa seperti masa lalu baginya, dan dia harus berusaha untuk melindungi masa depan yang baru, dengan kekuatan dan semua perlengkapan yang diwariskan oleh sang ayah untuk dirinya. Walau seberapa besarpun masalah yang harus Kevin hadapi, dia tidak akan gentar. Dia akan selalu siap untuk menghadapi siapapun yang akan menjadi lawannya.
Satu masalah telah selesai, yakni masalah George beserta para anak buahnya yang mengancam hidup Oliver. Maka Kevin mulai berpikir, kira-kira siapa lagi yang akan dia hadapi selanjutnya ya? Dia masih belum memtutuskan tentang hal itu.
Namun tiba-tiba, ketika dia sedang sibuk mengekstrak peluru, Kevin mendapatkan panggilan telepon dari Oliver.
“Halo, Kevin.” Ucap Oliver.
“Ya, apakah kau sudah sampai ke rumah?”
“Be- belum.” Jawab Oliver.
“Hah? Kenapa?”
“Dari kejauhan, aku mencium aroma para prajurit Pemburu monster di sekitar gedung apartemenku. Sepertinya mereka sedang mengintai dan menunggu kedatanganku.” Ucap oliver sembari melihat adanya dua mobil van besar yang datang ke gedung apartemennya, dan di salah satu mobil tersebut, ada Cross yang sudah siap dengan senjatanya untuk memburu dan mendobrak kamar apartemen Oliver.
Rupanya, p*********n yang dilakukan oleh George kemarin terhadap salah satu penghuni gedung apartemen, telah mengundang perhatian dari pasukan pemburu monster. Sehingga saat ini status Oliver sedang tidak aman, karena Cross telah menyelidiki dan mendapatkan data mengenai setiap orang yang menghuni gedung apartemen tersebut. Dan dalam daftar penghuni, dia menemukan data diri Oliver, sehingga Cross yang mempunyai kemampuan untuk mengingat wajah dengan baik, bisa langsung mengenali wajah Oliver yang waktu itu sedang dibopong oleh Kevin di area dermaga. Dan hal itulah yang membuat rasa curiga dan penasaran Cross jadi terpuaskan, karena dia bisa menemukan keberadaan dari teman Kevin. Maka dengan segala bukti yang telah dia kumpulkan, Dia juga bisa langsung berspekulasi bahwa Oliver adalah monster Gargoyle yang telah memangsa wanita penghuni apartemen tersebut. Cross telah menetapkan Oliver sebagai tersangka utama dalam kasus itu.
Jadi, kini Oliver tidak bisa kembali ke rumahnya, karena jika dia sampai menampakan diri di gedung apartemen tersebut, maka dirinya akan langsung disergap dan dibinasakan oleh Cross beserta para Prajuritnya.
Setelah mendengar tentang hal itu, Kevin terdiam sejenak sambil merasa kesal. Dia bergumam. “Huuh, muncul lagi masalah baru.”
“Halo Kevin, Sekarang apa yang harus aku lakukan??” Tanya Oliver kepada Kevin.
“Hmm, kau jangan dulu pulang ke rumah. Terlalu berbahaya ... Sebaiknya untuk malam ini, kau tinggal dulu di tempat lain.”
“Kau menyuruhku bersembunyi hingga keadaannya aman?”
“Iya.”
“Hmm, baiklah. Aku tidak punya pilihan lain.”
“Tenang saja, kita pasti bisa mengatasi masalah ini.”
“Oke kawan.”
Kemudian, Kevin menengok ke arah zirah besi bekas sang Gorilla, yang saat ini sedang tergeletak di sampingnya. Setelah beberapa saat memperhatikan benda tersebut, lalu Kevin mulai mendapatkan sebuah ide dalam benaknya. Karena zirah itu sangat kuat dan bahkan bisa menahan tembakan dari senjata Kevin, maka mungkin zirah itu bisa sedikit dimodifikasi supaya bisa cocok bila dipakai oleh seseorang, yang akan membuat orang yang memakainya jadi tidak mempan terhadap serangan tembakan. Namun ide itu hanya terbesit sekilas saja, karena saat ini Kevin masih belum mempunyai perlengkapan untuk bisa memodifikasi zirah tersebut.
Pada tengah malam, beralih ke tempat lain. Di sebuah tempat tersembunyi yang dipenuhi oleh banyak orang yang sedang berpesta diiringi oleh alunan musik dari DJ, di tempat itu tersedia meja bar dan tempat minum-minum, selain itu disana juga tersedia banyak kamar yang ditutupi oleh tirai. Ada beberapa wanita berpakaian minim yang berlalu lalang di tempat itu, mereka berjalan dari satu kamar ke kamar lainnya, diantara mereka ada yang berjalan sembari membawa botol minuman keras, dan ada juga yang membawa makanan. Tak salah lagi, tempat itu merupakan klub sekaligus tempat p*******n yang dimiliki oleh salah seorang Jenderal Holy grail, yang bernama Roschi.
Seperti biasanya, di tempat itu setiap malam memang selalu sibuk melayani setiap pelanggan yang datang kesana. Banyak pria yang mencari kepuasan diluar rumah, dan mencari hiburan dengan cara ditemani oleh perempuan-perempuan cantik yang ada disana. Walaupun tempat itu sangat tersembunyi dan sulit untuk ditemukan oleh orang awam, namun pelanggannya cukup banyak, karena pemilik tempat itu memiliki koneksi yang luas terhadap orang-orang tertentu, sehingga tempat itu selalu bisa menjaring pelanggan-pelanggan baru dari berbagai kalangan, baik yang kaya raya, yang berpenampilan sederhana, bahkan dari kalangan anak muda nakal.
Dalam salah satu kamar yang ada disana, ada seorang pria paruh baya, berbadan tambun, dan berambut tipis, yang sedang duduk di sofa sambil ditemani oleh dua orang wanita. Pria itu terlihat sangat menikmati waktunya, bersama dua wanita yang akan melayani setiap keinginannya dalam jangka waktu tertentu di tempat tersebut, dia tertawa terbahak-bahak sambil terus menggoda para wanita pendampingnya. Orang itu Benar-benar tipe seorang p****************g.
Namun, kesenangannya itu harus terganggu, karena beberapa saat kemudian ada seseorang yang masuk kesana tanpa mengetuk pintu. Sosok orang tersebut adalah wanita berparas cantik dan terlihat dewasa, dengan bentuk tubuh yang s*****l, kulit berwarna coklat, dan rambut panjang yang tebal serta bergelombang. Kehadiran dari wanita itu mampu membuat sang pria langsung terpana, bahkan dia sampai mengacuhkan 2 orang wanita yang berada disampingnya. Lalu pria itu bertanya.
“Wah, Nona Roschi. Ada apa kau datang kesini? Apakah kau mau ikut memberikan servis tambahan untukku?” Ucap Pria itu dengan wajah mesumnya.
“Maaf Tuan Trejo, aku datang kesini untuk memberitahu bahwa anda sudah tidak diterima lagi di Klub ini.” Ucap Roschi secara to the point.
“A- apa?? Kenapa?”
“Anda sudah lama menunggak biaya member, dan bahkan anda juga tidak pernah memberikan perilaku yang baik terhadap para gadis-gadisku.”
“Hehehhe, bukankah kalian suka diperlakukan secara kasar? Lagipula, kau tahu kan bahwa aku ini adalah orang penting di daerah ini? Jadi sebaiknya kau jangan macam-macam denganku.” Ucap pria itu mengancam Roschi.
Kemudian Roschi tersenyum, dan senyuman itu sepertinya bukanlah pertanda baik bagi si pria.
Selanjutnya Roschi berkata, “Hmm, baiklah Tuan Trejo. Kalau begitu aku akan memberikan servis pribadi secara khusus di kamarku. Tolong ikuti aku sekarang.” Ucap Roschi sambil pergi meninggalkan ruangan itu dengan tatapan menggoda.
Tatapan dan ajakan dari Roschi mampu membuat Tuan Trejo bergegas bangkit dari sofa untuk berjalan keluar mengikutinya. Kemudian setelah berjalan beberapa saat, mereka berdua sampai di sebuah kamar yang dikunci rapat dan hanya Roschi saja yang bisa membuka pintu kamar tersebut, lalu setelah mereka berdua masuk ke dalam kamar, dengan perasaan riang gembira Tuan Trejo langsung berjalan mendahului Roschi dan dia segera merebahkan dirinya di atas kasur.
Namun beberapa saat kemudian, dua orang wanita yang tadi menemaninya di kamar sebelumnya, datang ke kamar itu lalu berdiri di samping Roschi, dengan senyuman lebar di wajah mereka masing-masing.
Tuan Trejo yang melihat hal itu, segera berkata. “Wahh, kalian bertiga mau main secara bersamaan? Kalau begitu ayo, aku sudah siap.” Ucap Tuan Trejo sembari membuka pakaiannya.
Kemudian Roschi berkata sambil tersenyum. “Hmm, manusia memang menyedihkan.”
Setelah itu Roschi berbalik badan dan menyalakan sebatang rokok di mulutnya, sembari berbicara kepada dua gadisnya.
“Silahkan nikmati dia, tapi sisakan untuk persediaan.”
“Baik Nona Roschi.” Ucap kedua wanita itu.
Lalu tiba-tiba kedua wanita itu berubah wujud menjadi monster gargoyle yang sangat menyeramkan dan siap untuk mencabik-cabik tubuh mangsa, sehingga ketika Tuan Trejo melihat hal itu, sontak saja dia langsung berteriak histeris, lalu dengan perasaan ketakutan dia meminta ampun dan berulang kali berteriak meminta tolong, tapi teriakannya itu tidak bisa terdengar oleh orang-orang yang berada di luar ruangan, karena ruangan tersebut merupakan ruangan kedap udara, yang khusus diciptakan oleh Roschi untuk menyantap mangsa manusia.
Sambil menyaksikan tubuh Tuan Trejo dicabik-cabik dan dimakan, Roschi berkata, “Dia sombong sekali, padahal jabatannya hanyalah seorang pegawai pemerintahan biasa yang selalu menggelapkan uang rakyatnya.”
Dalam sekejap, Tuan Trejo berubah menjadi gumpalan daging yang tubuhnya telah dikoyak oleh dua monster gargoyle anak buah Roschi, sehingga ruangan itu jadi dipenuhi oleh cipratan darah. Sedangkan Roschi yang sudah memastikan bahwa keaadan sudah aman, memutuskan untuk segera keluar dari ruangan itu.
Dan beberapa saat kemudian, setelah dia berada diluar, selanjutnya dia mengangkat sebuah panggilan telepon dari Bossnya, yaitu Edgar.
“Halo Boss.” Ucap Roschi.
“Halo Roschi, apa kabarmu?”
"Aku baik-baik saja, bisnisku berjalan dengan lancar akhir-akhir ini.”
“Bagus, pertahankan itu ... Oh iya, ada sesuatu yang ingin kuberitahukan padamu.”
“Apa itu Boss?”
"Aku baru saja mendapat informasi bahwa George telah tewas.”
“A- apa?” Roschi merasa kaget.
"Ada yang telah membantai George beserta pasukannya, bahkan peliharaan milik George juga berhasil dihabisi.”
“Tidak mungkin. Bagaimana bisa? Siapa orang yang telah membunuhnya? Apakah para pemburu monster?? ... Sebut saja siapa pemburu monster itu, dan aku pasti akan segera menghabisinya secara cepat!” Ujar Roschi dengan perasaan penuh amarah, karena teman baiknya baru saja tewas.
“Ya, aku tahu spesialitasmu Roschi. Kau adalah Gargoyle yang paling banyak membunuh para pemburu monster, sehingga aku sangat mengandalkanmu untuk hal ini. Namun orang-orang yang telah membunuh George bukanlah pemburu monster biasa.”
“Memangnya siapa mereka? Apakah mereka orang baru?”
“Mereka berjumlah dua orang, yang satu adalah Kevin, dia adalah seorang pria yang memiliki kekuatan diatas manusia normal, dan sumberku juga mengatakan bahwa Kevin memiliki senjata pistol yang mematikan bagi para Gargoyle.”
“Lalu yang kedua?”
“Yang kedua adalah Oliver, dia adalah monster Gargoyle yang tidak memangsa manusia.”
“Apa?”
“George pernah beberapa kali mengajak Oliver untuk bergabung ke dalam kelompok kita, namun dia selalu menolak, dan sekarang dia malah berbuat ulah terhadap kelompok kita dengan cara membantu Kevin untuk membunuh George. Jadi itu artinya, kita harus bisa menghabisinya walaupun dia itu adalah Gargoyle sama seperti kita.”
“Aku mengerti Tuan.”
"Sebentar lagi salah satu anak buahku akan datang ke tempatmu sambil membawa potongan kain jas yang dipakai oleh Kevin, dan dengan kemampuan penciuman super yang kau miliki, maka kau bisa dengan mudah mencari tahu dimana keberadaan. Lalu kau harus bisa menghabisinya, paham!”
“Iya Boss, aku siap melaksanakan tugas itu. Aku pasti akan menghabisi orang yang bernama Kevin itu secepatnya, sekaligus si Gargoyle pengkhianat yang bernama Oliver itu! ... Jika aku sudah mengingat bau mereka, maka mereka berdua tidak akan bisa lari dariku.” Ucap Roschi dengan penuh tekad, serta nafsu membunuh yang kuat.