Sambil terus memperhatikan wajah kedua orang yang baru saja masuk ke dalam ruangannya, Dokter Rengga tampak tidak percaya dan masih harus memastikan bahwa salah satu orang itu adalah orang yang dulu pernah dia selamatkan.
“Ka- Kau, Oliver. Iya kan?”
“I- iya. Dokter, lama tak jumpa.” Jawab Oliver.
“Halo.” Kevin juga memberikan sapaan kepada Dokter Rengga.
“Ha- Hallo. Oliver, siapa ini?”
“Oh, perkenalkan, namanya Kevin, dia adalah temanku.” Ucap Oliver.
“Kevin? ... Sepertinya aku pernah mendengar nama itu.”
“Dokter, apa yang terjadi padamu? Kenapa kau dikurung di dalam ruangan ini?”
“Entahlah, tiba-tiba saja Cross beserta para anak buahnya datang lalu menyeretku kesini, karena katanya dia menemukan kartu identitas lama milikku di sebuah apartemen. Sehingga sekarang dia sedang memeriksa ruangan arsip, untuk mencari tahu tentang peristiwa 10 tahun lalu.”
"Hmm, apa yang terjadi 10 tahun lalu?” Tanya Kevin.
“10 tahun lalu yang lalu ya ... Pertama-tama biar kujelaskan dulu tentang Oliver. Dia adalah monster Gargoyle yang hidup secara normal dengan manusia lain dan dia tidak suka memangsa manusia, sehingga dia bisa menyembunyikan identitasnya hingga remaja. Namun sayangnya dia mengalami sebuah kecelakaan, yang menyebabkan identitasnya jadi terungkap sehingga dia langsung dibawa ke fasilitas ini untuk dijadikan sebagai objek eksperimen.”
“Lalu?”
“Kami mulai meneliti sampel darahnya dan juga seluruh perilakunya. Sehingga kami bisa mengetahui kebiasaannya yang selalu bermeditasi, hal itulah yang membuat Oliver selalu bisa mengontrol hawa nafsu membunuhnya ... Penelitian terhadap Oliver berlangsung selama beberapa bulan, dan dalam jangka waktu tersebut hampir setiap hari aku selalu berkomunikasi dengannya, walau jarak kami dihalangi oleh perisai kaca.”
“Hmm, satu-satunya hal yang menyenangkan ketika aku berada di tempat ini adalah mengobrol dengan Dokter Rengga.” Ucap Oliver.
Kemudian Dokter Rengga mulai berbicara tentang sesuatu yang lebih dalam.
“Aku sudah sering melihat hal buruk yang dilakukan oleh perusahaan NeoGen terhadap para monster. Aku tidak bisa membantah bahwa diriku juga adalah bagian dari Perusahaan ini, dan kami sering mengeksploitasi fenomena celah antar dimensi demi keuntungan kami. Tetapi hal yang kami lakukan terhadap Oliver, sangat tidak bisa kubiarkan, karena Oliver hanyalah Gargoyle yang ingin hidup normal dan dia tidak pernah menyakiti siapapun, sehingga dia memang berhak untuk melanjutkan kehidupan yang dia inginkan, oleh karena itu secara diam-diam aku memberikan kartu identitasku kepada Oliver supaya dia bisa menggunakannya untuk mengakses pintu keluar dan melarikan diri dari tempat ini.”
“Tapi, apakah kau pernah memikirkan dampaknya terhadap pekerjaanmu disini? Kau bisa celaka jika mereka tahu tentang perbuatanmu itu, iya kan?” Tanya Kevin.
“Nahh, itu bukan masalah untukku. Lagipula aku memang selalu siap untuk dipecat dari pekerjaan ini kapanpun. Sejak dulu aku selalu berbuat masalah, sehingga jabatanku yang dulunya adalah ketua ilmuan disini, sekarang malah turun menjadi ilmuan biasa, namun Boss perusahaan NeoGen tak pernah mau memecatku, karena diriku ini masih berguna untuk mereka.”
“Tapi, sekarang jika mereka sampai mengetahui bahwa kau adalah orang yang telah membantu Oliver melarikan diri 10 tahun yang lalu, maka kau pasti akan mendapatkan masalah yang lebih besar.”
“Aku tidak takut dengan hal itu ... Lagipula aku sudah memanggil bantuan.”
“Bantuan?” Kevin dan Oliver bertanya-tanya.
“Ya, sebentar lagi akan ada orang yang menjemputku dari sini ... Tapi aku tidak menyangka bahwa kalian juga akan datang untuk menjemputku dari sini, sehingga aku jadi terkejut. Padahal kalian tidak usah repot-repot.”
“Emm, aku tidak bisa membiarkan pasukan pemburu monster berbuat hal buruk terhadapmu Dokter.” Ucap Oliver.
“Hmm, aku hargai kebaikan kalian ... Oh iya, ngomong-ngomong aku merasa heran. Karena aku juga tidak menyangka bahwa Oliver masih menyimpan kartu identitas milikku itu setelah sekian lama.” Ucap Dokter Rengga.
“I- iya, itu karena... Aku sangat menghargai bantuanmu terhadap diriku, jadi aku menyimpan kartu itu sebagai benda berhargaku.” Ucap Oliver.
“Wahh, baiklah kalau begitu. Aku tidak akan mempermasalahkannya.” Ucap Dokter Rengga.
Lalu Kevin bertanya, dengan rasa penasaran. “Oh iya, Kalau boleh aku tahu, siapa orang yang kau hubungi untuk menjemputmu dari sini?” Tanya Kevin kepada Dokter Rengga.
“Oh, aku memanggil putriku.”
“Putrimu? Siapa namanya?” Kevin penasaran.
“Namanya adalah Christa.” Jawab Dokter Rengga.
Lalu mulut Kevin menganga, dan wajahnya tercengang.
Sementara itu, di ruangan arsip, Cross sedang memeriksa berkas tentang Oliver yang 10 tahun lalu merupakan objek ekspreimen di tempat tersebut. Selain itu Cross juga memeriksa video-video rekaman yang menunjukan bahwa Dokter Rengga dan Oliver sering berkomunikasi dan mengobrol panjang lebar setiap harinya. Lalu ketika Cross sedang menonton video rekaman itu dengan lebih teliti, dia menemukan bahwa pada hari sebelum terjadinya insiden Oliver melarikan diri, Dokter Rengga terlihat mengambil alih pengantaran makanan untuk Oliver, kemudian dia menyelipkan sebuah kartu di nampan makanan tersebut, sehingga berdasarkan hal itu Cross bisa menyimpulkan bahwa Dokter Rengga memang tersangka yang telah membuat Oliver bisa kabur dari fasilitas tersebut. Dan setelah melihat hal itu, sontak saja Cross langsung merasa geram lalu dia mencabut video rekaman dan pergi keluar dari ruangan arsip, untuk menuju ke ruangan tempat Dokter Rengga berada.
Beralih ke ruangan Dokter Rengga, Kevin yang telah mendengar bahwa nama anak Dokter Rengga adalah ‘Christa’, tiba-tiba mundur selangkah karena dia merasa terkejut. Apa mungkin orang yang dimaksud itu adalah orang yang sama dengan yang Kevin temui di masa depan? Hal itulah yang sangat ingin diketahui oleh Kevin, dan sepertinya semua usaha pencarian yang telah dia lakukan, sebentar lagi akan menemui titik terang, sehingga Kevin langsung saja berkata.
“O- Oliver, kita benar-benar harus melindungi orang ini. Dan Jangan biarkan dia dibawa oleh Cross.”
“Memang itulah misi kita, iya kan?” Ucap Oliver kebingungan.
Lalu Kevin segera mendekati Dokter Rengga sambil memberikan sebuah pertanyaan pamungkas yang lain.
“Dokter, apakah kau mengenal nama Alan Icardi??”
“A- Alan?? Tentu saja, dia adalah sahabatku yang telah lama menghilang.” Jawab Dokter Rengga.
Lalu Dokter Rengga terdiam sejenak karena sepertinya ada sesuatu yang terbesit di dalam pikirannya.
Dan tiba-tiba saja Dokter Rengga berkata. “Tu- tunggu dulu sebentar, tadi kau bilang namamu adalah Kevin, iya kan?? ... Apa mungkin kau adalah?” Dokter Rengga juga merasa tercengang, karena sepertinya dia baru menyadari hubungan antara Alan Icardi dan Kevin.
Kemudian Kevin hanya tersenyum lebar ketika mendengar pertanyaan itu, karena dia akhirnya bisa bertemu dengan orang yang selama ini dia cari, yakni ayah Christa yang juga merupakan sahabat dari ayah Kevin. Dan orang inilah yang memiliki jawaban atas segala pertanyaan di dalam kepala Kevin, sehingga saat ini Kevin merasa sangat senang sekaligus antusias.
Lalu Oliver tiba-tiba berkata, “Hey Kevin, aku merasakan ada beberapa orang yang sedang berjalan menuju ke ruangan ini. Sebaiknya kita segera pergi dari sini sekarang.” Ajak Oliver.
“Oke, ayo.” Ucap Kevin sambil pergi terlebih dahulu untuk memimpin jalan.
Orang-orang yang sedang berjalan menuju ke ruangan Dokter Rengga adalah Cross beserta para anak buahnya, mereka berjalan dengan langkah terburu-buru dan ekspresi wajah yang sangat serius. Untungnya, Kevin, Oliver, dan Dokter Rengga sudah keluar dari ruangan itu sebelum para Prajurit datang, sehingga keberadaan mereka jadi tidak bisa ditemukan oleh Cross.
Ketika Cross beserta para anak buahnya datang dan masuk ke dalam ruangan itu, Cross langsung merasa terkejut, karena dia mendapati 2 orang anak buahnya yang ditugaskan untuk menjaga Dokter Rengga, saat ini sedang dalam keadaan terkapar tak sadarkan diri, selain itu tubuh mereka juga dalam kondisi telanjang (Hanya memakai pakaian dalam saja), karena Seragam kedua Prajurit itu sepertinya sudah dilucuti oleh penyusup, bahkan si penyusup juga telah membawa Dokter Rengga pergi dari sana. Dan hal itu sontak saja membuat Cross jadi bertambah kesal, dia merasa sangat murka dan berteriak sejadi-jadinya.
Kemudian Cross segera menyuruh para anak buahnya yang lain untuk berpencar dan mencari keberadaan Dokter Rengga ke seluruh penjuru Fasilitas tersebut. Sehingga para Prajurit yang berjumlah belasan orang mulai melakukan tindakan penggeledahan yang lebih intens daripada sebelumnya. Kini mereka bahkan membuka topi dan masker dari para karyawan secara paksa, supaya mereka bisa menemukan keberadaan Dokter Rengga dan penyusup yang saat ini kemungkinan sedang menyamar.
Sementara itu, di tempat lain dan disaat yang bersamaan. Dokter Rengga sedang berjalan sambil dikawal oleh dua orang Prajurit berseragam lengkap yang merupakan penyusup dalam keadaan menyamar, yakni Kevin dan Oliver, mereka berjalan melewati jalur yang tidak banyak dilewati oleh orang lain, sehingga keberadaan mereka tetap aman dari pencarian para Prajurit pemburu monster.
Namun sayangnya, Cross bergegas pergi ke ruangan pengawas untuk memeriksa pantauan kamera cctv, sehingga dia bisa mencari keberadaan Dokter Rengga dari setiap kamera cctv yang terpasang di seluruh penjuru fasilitas itu, baik di bagian luar maupun di bagian dalam.
Cross terus memperhatikan layar dengan seksama, hingga akhrinya dia menemukan sosok Dokter Rengga yang sedang berjalan di sebuah lorong sambil dikawal oleh dua orang Prajurit yang mencurigakan. Oleh karena itu Cross langsung saja menghubungi para Prajuritnya untuk pergi mengejar dan menangkap Dokter Rengga di titik lokasi yang Cross arahkan untuk mereka.
Maka dari itu para anak buah Cross segera lari berbondong-bondong ke tempat Dokter Rengga berada, mereka tidak akan membiarkan target sampai lolos begitu saja. Para Prajurit itu membagi jumlah mereka ke dalam beberapa regu, lalu masing-masing regu berpencar, supaya mereka bisa mengepung Dokter Rengga beserta kedua penyusup itu dari berbagai arah, sehingga kesempatan bagi sang Dokter untuk bisa keluar dari fasilitas itu menjadi sangat tipis.
Beberapa saat kemudian, sang Dokter yang sudah hampir sampai di pintu keluar yang terletak di bagian samping bangunan, dikagetkan oleh sergapan dari para Prajurit yang datang dari berbagai arah sambil membidikan senjata mereka kepada target. Mereka segera mengepung Dokter Rengga dan dua orang Prajurit pengawalnya, sehingga seketika itu juga langkah ketiga orang itu terhenti, dan sekarang mereka bertiga hanya bisa berdiri terdiam sambil memperhatikan para Prajurit yang sedang mengerumuni mereka dari depan, belakang, kanan dan kiri.
Lalu Cross mulai datang dan berjalan di belakang ketiga orang itu, sambil berkata.
“Kevin, Oliver, buka helm dan masker kalian!” Ujar Cross.
Maka setelah Cross mengatakan hal itu, Kevin dan Oliver yang menyamar sebagai Dua orang Prajurit pengawal Dokter Rengga mulai membuka identitas asli mereka. Karena penyamaran mereka sudah terbongkar oleh Cross, walaupun sebenarnya hal itu tidak membuat Cross beserta para anak buahnya terkejut sama sekali.
“Hmm, sudah kuduga kalian akan datang kesini untuk menculik Dokter Rengga.” Ucap Cross.
"Menculik??” Tanya Oliver.
Lalu tanpa mempedulikan pertanyaan dari Oliver, Cross segera menatap Kevin sambil berkata, “Nahh, Kevin. Sekarang semuanya telah terhubung, iya kan? ... Kau ingin mencari tahu lebih banyak informasi mengenai ayahmu, dan orang yang bisa memberikan seluruh informasi tentang hal itu hanyalah sosok Dokter Rengga, sehingga kau memanfaatkan Oliver supaya dia bisa membimbingmu ke tempat ini, lalu kau bisa menemukan Dokter Rengga.” Ucap Cross yang membuat kesimpulan sendiri.
“Jadi kau memang benar anak Alan Icardi?” Tanya Dokter Rengga kepada Kevin.
“Ya Dokter. Memang ada banyak sekali hal yang ingin kutanyakan kepadamu mengenai ayahku ... Tapi tidak disini dan tidak sekarang.” Ucap Kevin.
“Hahahha... Ternyata aku benar.” Ujar Cross merasa bangga.
“Hey, jangan senang dulu. Kesimpulanmu yang tadi itu salah, aku tidak memanfaatkan Oliver ataupun sengaja mencari Dokter Rengga, namun semua ini terjadi karena kebetulan saja.” Ucap Kevin kepada Cross.
Dan setelah mendengarkan perkataan itu, maka ekspresi wajah Cross langsung berubah menjadi kaget, sambil berkata.
“A- apa??”
“Sekarang, walau apapun yang terjadi, kami tidak akan membiarkan Dokter Rengga dibawa olehmu!” Ujar Oliver.
“Ya.” Kevin mendukungnya.
Lalu Cross yang merasa geram, segera berkata. “Kalian bertiga sudah terkepung! Kalian bertiga tidak akan bisa pergi kemana-mana! Tangkap mereka!!” Ujar Cross. Dia memerintahkan seluruh Prajuritnya untuk mulai bertindak menangkap target.