Chapter 29 : Terjadinya kekacauan

1369 Words
 Singkat cerita, malam hari telah tiba, Kevin, Oliver, dan Christa sudah bersiap dengan perlengkapannya masing-masing untuk berburu dan menyelamatkan orang dari serangan monster. Kevin dengan pistolnya dan sepatu khusus bisa membuat telapak kakinya menempel di permukaan dinding, sedangkan Christa membawa tas berisi sayap, morning star, dan cross bow. Namun berbeda halnya dengan Oliver, dia tidak membawa senjata apapun karena senjata utama yang dimiliki oleh Oliver adalah cakar di tangannya, ditambah dengan armor besi langka yang dia kenakan di tubuhnya, armor tersebut akan membuat pertahan Oliver meningkat. Sehingga tubuhnya jadi tidak bisa dilukai dengan mudah oleh musuh, selain itu kini penampilannya juga jadi lebih keren, dia terlihat seperti seorang kesatria malam.  “Wahh Oliver, kau terlihat sangat cocok memakai armor itu.” Ucap Kevin merasa kagum.  “Benarkah?” Tanya Oliver sambil mengelus armor di bagian perut, helm, dan pundaknya.  “Sudahlah, jangan mengobrol disini ... Ayo berangkat! Alat pendeteksi milikku sudah menemukan adanya pergerakan di arah utara.” Ujar Christa.  “Oke, ayo.” Jawab Kevin.  “Baik nona.” Ucap Oliver.  Kemudian mereka bertiga berangkat dengan mengendarai mobil milik Christa, yakni sebuah mobil sedan berwarna hitam, Kevin yang bertugas untuk mengemudi sedangkan Christa bertugas sebagai navigator, dan Oliver terlihat kaku karena dia kesulitan bergerak di dalam mobil tersebut akibat armor yang digunakannya.  Singkat cerita, setelah melewati berbagai persimpangan jalan, kini Mobil itu sedang melaju menyusuri hiruk pikuk jalanan ibukota, dan di sepanjang perjalanan tersebut, Kevin, Oliver, dan Christa melakukan percakapan ringan.  “Oh iya, apakah kalian sering melakukan patroli seperti ini?” Tanya Christa.  “Hanya beberapa kali saja, ketika aku belum bertemu dengan Oliver ... Waktu itu aku pernah mencoba berpatroli dan membasmi monster, namun hasilnya diluar dugaan.” Jawab Kevin.  “Memangnya apa yang terjadi?” Christa bertanya lagi.  “Ya. Waktu itu aku masuk ke sebuah restoran yang dimiliki oleh monster.”  “Owh, seharusnya kau observasi dulu, dan perhatikan gerak-gerik si monster dari kejauhan, lalu setelah itu kau boleh menyerangnya ... Jangan langsung memasuki sarang monster tanpa persiapan, apalagi jika monster yang mendatangimu, lebih kita mengintai lalu mendatangi monster yang sedang beraksi.”  “Hmm, ya, aku mengerti.”  “Lalu waktu itu apa yang terjadi kepadamu? Dan bagaimana kau bisa selamat?”  “Untungnya waktu itu Oliver datang menyelamatkanku ... Terima kasih ya.” Ucap Kevin kepada Oliver.  “Sama-sama kawan.” Jawab Oliver.  “Kalian ini tipe orang yang nekat.” Ucap Christa sambil menggelengkan kepala.  Pada awalnya perjalanan itu berlangsung dengan lancar, tanpa adanya gangguan atau kejanggalan sama sekali. Namun lama kelamaan, Christa yang bertugas sebagai penunjuk arah, berhenti menginformasikan kepada Kevin tentang arah mana yang harus dituju, saat ini Christa hanya tertegun diam sambil terus menatap layar pendeteksi dengan raut wajah serius.  Maka dari itu Kevin segera bertanya kepadanya, “Christa, nanti di depan kita belok kemana?” Namun Christa tidak menjawab sama sekali, dia masih terus menatap ke arah layar alat pendeteksi di tangannya dengan perasaan tegang.  “Christa, apa yang terjadi?” Kevin bertanya lagi.  Lalu tanpa menjawab pertanyaan dari Kevin, Christa tiba-tiba menunjukan layar dari alat pendeteksi itu kepada Kevin dan Oliver, setelah itu betapa terkejutnya mereka, karena layar itu menunjukan jumlah titik merah yang sangat banyak dan tersebar di berbagai tempat. Hal itu menandakan bahwa saat ini sedang terjadi serangan oleh monster di berbagai tempat dalam waktu yang bersamaan, dan itu artinya saat ini sedang banyak manusia yang nyawanya terancam.  Lalu tiba-tiba saja, bangunan pertokoan yang berada di hadapan mereka hancur, akibat dihantam oleh segerombolan badak berwarna coklat dengan tanduk berwarna hijau, sehingga menyebabkan kepanikan warga dan kekacauan. Dari karakteristik tubuh badak-badak itu, bisa dipastikan bahwa badak-badak itu bukan berasal dari dunia ini, mereka pasti merupakan para monster yang berasal dari dimensi lain. Lalu setelah melihat gerombolan badak yang berlari sembari menghancurkan berbagai objek di hadapan mereka, maka Kevin, Christa dan Oliver segera keluar dari mobil supaya mereka bisa mengatasi masalah tersebut.   “Oliver, giring mereka!” Ujar Kevin.  "Baik.”  Oliver langsung berlari menuju ke samping gerombolan badak yang sedang mengamuk itu, lalu dengan sekuat tenaga Oliver menabrakan dirinya pada salah satu badak, sehingga terjadilah efek domino, setelah menerima tabrakan yang cukup keras dari Oliver. Badak yang jatuh ke samping mendorong tubuh badak yang lain, lalu sebagian besar dari badak itu akhirnya terjatuh dan terkapar di jalanan.  Selanjutnya Kevin yang terbang dengan dibantu oleh Christa, langsung menembaki tanduk-tanduk badak itu sehingga mereka bisa mati seketika tanpa rasa tersiksa. Namun jumlah badak yang masih berlari sambil mengamuk masih cukup banyak, sehingga Kevin bersama Christa harus lanjut terbang mengejar para kawanan monster penyeruduk itu. Mereka berdua terbang menuju bangunan yang berada cukup jauh di hadapan para badak supaya mereka bisa memberikan tembakan dari tempat aman, lalu setelah mendarat di salah satu atap bangunan, Kevin dan Christa segera membidik ke arah kawanan badak yang sedang menuju ke arah mereka. Tanpa kesulitan, Kevin bisa menembak tanduk para badak itu satu-persatu hingga mereka semua akhirnya musnah.  Setelah itu Kevin menghubungi Oliver lewat alat komunikasi yang terpasang di telinga mereka.  “Oliver, dimana posisimu sekarang.” Tanya Kevin.  “Aku sedang sibuk!” Jawab Oliver.  Rupanya saat ini Oliver sedang melawan seekor monster gurita batu yang ukurannya cukup besar, tubuh Oliver sedang dililit dan dia berusaha untuk melepaskan diri. Dengan sekuat tenaga, Oliver berhasil melepaskan tubuhnya dari lilitan tentakel gurita, setelah itu, Oliver menggenggam dan menarik tentakel tersebut, sehingga dia bisa membanting tubuh sang Gurita ke trotoar jalan dengan sangat keras, dan bahkan kepala gurita itu langsung hancur.  Kemudian Oliver menengok ke arah lain, karena dia mendengar suara keributan dari kejauhan. Dan rupanya suara itu berasal dari teriakan orang-orang yang sedang diganggu oleh segerombolan kera yang memiliki postur tubuh seperti manusia dewasa, dengan kulit merah yang ditutupi oleh bulu berwarna putih. Kera-kera itu cukup beringas dan suka membuat onar, mereka sedang menyerang jajaran mobil yang terjebak macet serta mengobrak-abrik toko-toko yang berada di sekitarnya, sehingga Semua orang berlari berhamburan dengan rasa takut, mereka berlarian sambil berteriak meminta tolong.  Maka setelah memastikan bahwa monster gurita telah berhasil dikalahkan, Oliver segera berlari untuk menolong orang-orang dan melawan kawanan monster kera tersebut, tak lupa dia juga melaporkan hal itu kepada Kevin.  Sedangkan di tempat lain, Kevin dan Christa sedang menatap ke arah monster laba-laba raksasa yang membangun sarang jaringnya di antara dua gedung besar, sehingga hal itu menimbulkan perhatian masyarakat banyak. Orang-orang berkumpul untuk mengambil foto dari mahluk tersebut, walaupun kerumunan mereka sudah berusaha untuk dibubarkan oleh polisi, namun mereka tetap membandel.  Christa bertanya, “Sebenarnya dari mana para mahluk itu datang? Dan mengapa mereka bisa muncul secara bersamaan di tengah kota?”  “Hmm, aku ingat waktu itu Roschi pernah bilang bahwa dia akan mengambil semua monster langka yang dikurung di fasilitas penelitian NeoGen tempat kami bertarung.”  “Ja- jadi monster-monster itu?”  “Ya, benar sekali ... Mereka merupakan monster yang diambil oleh pihak Holy grail, sehingga kini mereka semua merupakan peliharaan milik kelompok Holy Grail yang sedang dilepaskan untuk menebar kekacauan.”  “Hmm, Mereka sudah benar-benar keterlaluan.”  Lalu tiba-tiba saja, hal yang mengerikan terjadi. Laba-laba yang sedang diam di sarang jaringya itu secara cepat menjulurkan tali jaring yang sangat panjang lalu menangkap salah satu manusia yang sedang memfotonya dari bawah. Manusia itu langsung ditarik ke atas dan akan dilahap oleh si laba-laba. Namun untung saja Christa segera meluncur dengan sayapnya, lalu dia menebas tali jaring itu, sehingga si korban bisa selamat dan jatuh ke pangkuan Kevin yang secara cepat menangkapnya.  Setelah itu, si laba-laba berusaha untuk menembakan puluhan jaring kepada Christa yang sedang terbang, namun dengan gesit Christa menghindari semua serangan itu sehingga dia bisa selamat dari kematian, sedangkan dari bawah, Kevin menembak si laba-laba dengan menggunakan pistolnya, sehingga tubuh si laba-laba langsung berlubang dan mengalami luka tembak yang parah, lalu karena si laba-laba mulai kehilangan kesadarannya, maka tubuh laba-laba raksasa itu segera jatuh ke bawah dan hancur ketika menghantam permukaan aspal. Sedangkan orang-orang yang berkerumun disana segera berlarian menjauh.  Mobil polisi dan mobil pemadam kebakaran berdatangan, dan suara sirine mereka yang nyaring, terdengar saling bersahutan di area perkotaan itu. Keadaan disana mulai menjadi kacau dan dipenuhi oleh kepanikan yang tak terkendali. Terutama karena semakin banyaknya kemunculan dari berbagai monster yang beringas dan berbahaya, mereka berkeliaran menebar teror di berbagai area ibukota, sehingga menyebabkan seisi kota menjadi gempar.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD