Saling diam. Pada akhirnya, Nana dan Arsen justru harus terjebak pada suasana yang rumit. Keduanya seolah memiliki pemikiran masing-masing, dan enggan bertegur sapa satu sama lain. Nana menyibukkan diri melihat pemandangan yang tampak dari jendela kamar hotel mereka, sedangkan Arsen sibuk dengan ponselnya. Ya. Mereka sudah tiba di Jepang pada malam hari. Tak ada hambatan sedikit pun pada perjalanan yang menurut Nana nyaris batal itu. Hanya saja, dua insan itu seolah kompak untuk tak lebih dulu memulai pembicaraan, hingga suara bel yang akhirnya memecah kesunyian kamar. Arsen membuka pintu, membiarkan petugas room service mengantar troli yang di atasnya terdapat beberapa makanan pesanan Arsen. Nana hanya menoleh sebentar. Meski Arsen tidak mengatakannya secara langsung, tetapi Nana cukup