Orisha sedikit menelan ludah karena gugup. “Ma-mami,” ujarnya dengan terbata. “Mami mau bicara sama kamu, Sha.” “Mau bicara apa, Mi? Kok kayak serius banget?” Ghazfan yang bertanya. Karena ia pun merasa ada yang aneh dengan dokter Meira. “Gak, bukan apa-apa,” balas dokter Meira dengan seulas senyum tipis. “Ini pembicaraan khusus sesama perempuan.” Orisha menoleh sesaat pada Ghazfan, mengode pria itu agar meninggalkannya berdua dengan dokter Meira. Walau sebenarnya saat ini ia ingin agar pria itu tak ke mana-mana. Setelah Ghazfan berdiri, Orisha berujar. “Duduk, Mi.” Gadis itu menyilakan dokter Meira duduk di sampingnya sementara Ghazfan memilih menjauh dengan duduk di teras. “Sha,” panggil dokter Meira. “Iya, Mi?” balas gadis itu dengan gugup. Ujung jemarinya saling bertautan kare