Orisha menjauhkan ponsel dari telinganya, ia bawa benda pipih itu ke depan wajahnya. Ingin melihat apakah panggilan dari Ghazfan telah terputus atau tidak, karena untuk beberapa detik ia tak mendengar suara balasan pria itu. Hal terakhir yang ia dengar hanyalah kata ‘kenapa’ yang terdengar ambigu. Layar ponselnya masih menunjukkan bahwa Ghazfan masih berada di sambungan telepon. Makanya Orisha dekatkan lagi ponsel tersebut ke telinganya. “Ga, kamu masih di situ?” “Hmm.” “Ga, kamu masih mau bicara?” “Kalo iya kenapa?” tanya Ghazfan dengan suara yang kesal. “Kalo masih mau bicara ya udah ngomong aja. Soalnya tadi kamu diem, makanya aku pikir telponnya udah mati.” Ia ingin bicara, tapi tak tahu harus mengatakan apa. Ia tak tahu pertanyaan jenis apa yang harus ia utarakan pada gadis itu