"MAMI tahu.... Mami tahu apa pun yang terjadi sama anak Mami." Mami memelukku erat. Menempelkan pipinya di atas kepalaku. "Yang sabar, Sya..." "Marsya nggak kuat, Mi... Marsya capek." Aku terus teriak, membalas memeluk beliau. Ya, setelah pertengkaranku dengan Radian tadi, aku datanv ke rumah Mami menggunakan taksi. Menangis sepuasnya dan menceritakan segalanya. Aku lelah. Hatiku lelah dengan semua drama ini. Aku sudah nggak bisa berpikir apa-apa lagi. Semuanya rumit dan terlalu menyakitkan. "Nanti Mami ngomong sama Radian, ya..." Aku melepaskan pelukan, menatapnya sembari menggelengkan kepala. Jangan. Sudah cukup semua orang harus terlibat. Aku datang ke sini hanya karena aku membutuhkan bahu untuk menangis. Karena Ibu dan Ayah akan semakin membenci Radian jika aku pulang ke sana. "