AKU menyebutkan alamat apartemen, kemudian diam dan terus terisak. Sopir taksi mungkin akan berpikir aku adalah gadis yang baru saja ditinggal kekasihnya. Atau melihat penampilanku, bisa saja dia menduga aku baru menghadiri pernikahan mantan kekasihku. Miris. Persetan dengan semua praduganya. Aku nggak peduli. Karena yang kubutuhkan sekarang adalah cepat sampai di apartemen, meminum obat itu dan tidur sampai esok pagi. Kalau perlu nggak usah bangun selamanya. Tetapi, Radian pasti akan disalahkan semua orang atas kematianku. Jangan. Aku mematikan ponsel, memasukkannya ke dalam tas dengan kasar. Panggilan dari Radian terus mewarnai layar, begitupun pesan singkat yang ia kirim untukku. Aku harus mematikan ponsel demi pertahananku. Otakku tiba-tiba kembali membuka lemari ingatan, mengamb