Bab 5 | Saling Mengagumi

1022 Words
Dan di sinilah mereka sekarang. Berada di kamar Dylan dan Laura. Terlibat pembicaraan yang semakin intim. Mungkin karena sama- sama sudah menikah dan umur mereka juga hanya terpaut satu dua tahun membuat mereka berempat menjadi begitu cepat akrab. "Damn! Kau sungguh melakukannya Marc?" seru Dylan tampak tidak percaya pada saat Marc mengatakan kalau dirinya ikut ke event yang di selenggarakan oleh kapal pesiar—Naked Pool. "Yah begitulah," jawab Marc santai, karena memang ini bukan pertama kali untuknya mengikuti kegiatan seperti itu. "Hmm, itu pasti sangat menyenangkan," cicit Laura kecil. "Hehhehee...." tawa kecil Valerie. "Begitulah yang mungkin membuat hubunganku dengan Valerie seperti pengantin baru tiap saat, karena kami sering melakukannya ditempat- tempat yang baru dan suasana baru," sambung Marc santai. Menerawang betapa liar nya dia berhubungan seks bersama istrinya. Kadang di alam bebas, kadang di kamar mandi umum yang ada di pinggir jalan. "Hmm, kamu benar! Tidak mudah menemukan orang yang sefrekuensi, dan bertemu dengan kalian juga merupakan sebuah keajaiban, ini sungguh menyenangkan kita bisa ngobrol seperti ini," tambah Dylan dengan tulus. Pandangan Marc tertuju ke arah Laura yang saat ini juga tengah melihatnya, "Apa kamu juga mengingatku Laura?" gumam Marc dalam hati yang sengaja memberi tatapan penuh harapan kepada Laura tentang kejadian di event semalam. Di mana mereka bertemu dan saling melihat satu sama lain. Karena Laura terlihat tidak mengatakan apapun, meskipun tadi mereka berdua sempat bersama setelah kembali dari toilet. "Minumannya sudah habis Kak Laura,” ujar Valerie, "biar aku ambilkan di kulkas ya?" tawarnya, dan di angguki oleh Laura. Valerie yang sudah dibawah pengaruh alkohol langsung saja menungging ketika mengambil minuman dikulkas mini yang terletak di bawah buffet televisi. Sehingga memperlihatkan dalaman segitiganya yang hanya berbentuk g-string. "Sweety, kami dapat melihat dalamanmu dari sini!" seru Marc santai dengan tertawa kecil. Blush! Pipi Valerie langsung memerah dan memanas. "Oops sorry!" Valerie dengan cepat berlutut dan mengambil empat kaleng bir. Dylan meneguk kasar salivanya dan terus melihat ke arah Valerie. Laura yang sadar akan perhatian Dylan yang terus teralihkan pada Valerie menoleh ke suaminya dan tersenyum. Dylan dengan cepat membuang wajahnya yang memerah. "Kamu beruntung Marc, menikahi wanita yang cantik seperti Valerie," ucap Laura. "Aku juga iri kepada Dylan yang bisa menikahi wanita cantik dan seksi seperti kamu, Laura" balas Marc sambil melihat Laura dengan dalam, membuat Laura sedikit salah tingkah tapi berusaha untuk tenang. Valerie datang dan menata empat kaleng bir di atas meja dan mengatakan," Hmm, aku juga iri pada kamu Kak Laura, apa kamu setiap malam tidur dida da lebar milik kak Dylan?" "Sweety?" gumam Marc, tersenyum tidak enak ke arah Laura dan Dylan. Kini berbalik wajah Dylan yang memanas, pipinya merona. Lalu mengalihkan wajahnya dan menghela napas. "Ck! Kamu tidak tahu saja Valerie! Sungguh da da itu sangat keras dan tidak nyaman untuk di tiduri! Sebenarnya lebih enak seperti tubuh milik Marc!" decak Laura santai dan melihat ke arah Marc. "Sayang? Ka—kamu, bukankah kamu sangat menyukai da da ini?” tukas Dylan, “Ck! Sungguh, aku lebih suka Valerie yang lebih manis bersikap dari padamu!" decak pria itu sedikit kesal kepada sang istri. Valerie merona mendengar perkataan Dylan yang memujinya terang- terangan seperti itu. Bukannya Laura tersinggung, dia malah menatap Valerie dengan seksama. Wanita seksi itu memindai wajah Valerie. "Kamu memang sangat manis Valerie, mata kamu membulat sempurna dan manik mata kamu sangat cantik!" Laura memuji kecantikan Valerie. Valerie tersenyum, "Terima kasih kak, semua orang mengatakan mataku sangat cantik." "Yaaah, aku tidak punya mata indah sepertimu," balas Laura sambil melirik ke arah suaminya. "Tapi kamu memiliki tubuh yang lebih indah dan seksi Laura!" sela Marc tanpa sadar di tengah ketenangan. Sontak semua mata tertuju padanya dalam diam. "Ah! Bagaimana dengan satu tegukan ini dan kita akhiri malam ini?" sela Dylan mencairkan suasana. "I-iya aku setuju!" sahut Marc, kikuk. **** Setelah Marc dan Valerie berpamitan. Kini Dylan dan Laura membersihkan tubuh mereka berdua di dalam kamar mandi. Di bawah guyuran air hangat, Dylan menyabuni tubuh istrinya dengan gerakan lembut. Dylan mulai memeluk tubuh Laura dari belakang dan mengecup bahu istrinya, menikmati kelembutan kulit kenyal sang istri. "Tubuh kamu jadi terlihat seksi akibat paparan sinar matahari tadi, warna kulitmu jadi sangat eksotis," bisik Dylan dengan nafas beratnya. Laura melirik ke arah suaminya dan tersenyum, "Benarkah? Bukankah kamu menyukai wanita yang memiliki mata bulat yang indah seperti Valerie? Dan kamu juga mengatakan jika cinta pertamamu memiliki mata indah seperti itu kan?" Dylan meneguk kasar salivanya, memaksa tersenyum, "Kapan aku mengatakan hal seperti itu sayang, lagi pula aku lihat Marc juga sangat memujimu.” Kemudian pria bertubuh atletis itu merapatkan tubuhnya dan memeluk erat tubuh Laura lalu berbisik, "Pria itu akan tahu wanita cantik saat dia melihatnya, kalau dia melihatmu seperti ini, dia pasti akan terpesona, bukan?" Blush Dengan wajah merona, Laura menoleh ke arah suaminya, "Kenapa? Apa kamu ingin memperlihatkan tubuh telanjangku yang seperti ini kepada Marc?" Dylan tersenyum,"Apa yang kamu bicarakan sayang, aku sangat bangga karena tubuh seksi istriku ini hanya milikku, dan aku sangat bangga sampai membuat pria lain ikut bersemangat melihatnya!" Dengan satu gerakan, Dylan mengangkat tubuh Laura, "Yakk sayang!" teriak Laura kaget. "Let's go! Aku tidak sabar ingin melakukannya dengan keras ditubuh lembut ini!" Dylan membopong istrinya dan merebahkannya tepat di tengah-tengah ranjang dengan tubuh yang masih basah. Laura terlentang keatas dengan wajah memerah, "Tu—tunggu dulu sayang!" ucapnya pelan. Dylan memegang kedua pinggul Laura dan siap mengarahkan rudal panjang dan tebalnya ke li ang sang istri. "Apa kamu akan langsung memasukkannya?" tanya Laura yang melihat gerakan Dylan. Dylan tersenyum dan membungkuk, mengukung tubuh Laura,"Milikmu juga sudah sangat basah sayang," ucapnya seduktif membuat wajah Laura memerah. "Kamu sangat liar malam ini sayang, biasanya kamu sedikit membosankan!" imbuh Laura menggoda sang suami. "Ahh…." terdengar suara desahan yang begitu jelas dari kamar sebelah. Sontak Laura dan Dylan terdiam, saling melihat dengan wajah memerah. "Aku tidak tahu kalau kamar di kapal pesiar ini sangat buruk!" gumam Laura dengan malu. Dylan tersenyum, adrenalinnya seketika membuncah mendengar suara desahan wanita di kamar sebelah yang sudah dipastikan adalah desahan dari Valerie. "Jadi, aku akan menunjukkan kehebatan suamimu yang membosankan ini!" seru Dylan. Dengan satu kali hentakan, Dylan menusuk liyang kenikmatan istrinya dengan kuat. "Akh!" jerit Laura yang tertahan. Bersambung...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD