Dylan terus memompa tubuh istrinya dengan kuat, membuat Laura tidak dapat menahan desahan dan suara erangannya.
Sehingga suara desahan Laura dan Valerie menyatu terdengar begitu erotis. Mendengar dua suara desahan wanita secara bersamaan.
"Akh Dylan! Sayang, ini sangat enak!”
"Jadi, apa suamimu ini masih membosankan?" suara berat Dylan terdengar sambil terus mengulum dan meremas bong kahan istrinya yang kenyal dan padat itu.
"Akhh... Ti-tidak sayang... Aku ha—hanya menggodamu! Akhhh…!” sahut Laura sdengan suaranya satu-satu, “harder and faster please Dylan!" rengek Laura merasakan kenikmatan luar biasa.
Tidak biasanya suaminya menjadi semangat seperti ini.
Sedangkan di kamar milik Valeria dan Marc, mereka yang begitu masuk langsung memulai adegan dengan ciuman panas tepat setelah menutup pintu kamar mereka.
Kini tubuh Valerie benar-benar dibuat tidak berdaya oleh Marc.
"Ahh... Marc, sayang!" lenguhan Valerie terdengar begitu seksi, wanita cantik itu menggigit bibir bawahnya dan meremas sprei dengan kuat akibat gerakan liar sang suami di bawah sana.
Dengan gaya doggystyle, Valerie dapat merasakan rudal panjang suaminya mengaduk-aduk inti tubuhnya dengan kasar, tapi sungguh sangat nikmat. Membuat Valerie mendesah dengan keras tiada henti.
"Bagaimana sayang? Apa aku masih tidak punya skill, hmm?" seru Marc dengan terus menghentakkan pinggulnya sambil meremas kedua bong kahan Valerie yang menggantung dengan sangat menggoda.
Kulit putih bersih Valerie benar-benar sangat indah.
Marc membuat gerakan berputar berkali-kali membuat Valerie semakin keras mendesah dan berteriak nikmat.
"Akh sayang! Aku tarik ucapanku! Kamu luar biasa sayang!" balas Valerie sambil berteriak.
Dan sesaat kemudian, "Akh!" Valerie dan Marc juga dapat mendengar suara dari kamar sebelah.
Hanya sedetik Valerie dan Marc terhenti akibat suara tiba-tiba itu. Karena Marc kembali menggerakkan tubuhnya dengan keras dan cepat, kembali mengoyak inti tubuh istrinya.
"Ukh!" erang Marc.
"Ah sial! Apa itu desahan Laura?" pikir Marc.
Hasrat dan gairahnya mencapai titik sempurna sehingga dirinya tidak dapat lagi bertahan. Gerakannya semakin liar dan kuat.
"Akh Marc bodoh… Itu terlalu kuat sayang! A—aku tidak bisa ber-bertahan!" seru Valerie yang benar-benar dibuat gelonjotan oleh gerakan Marc yang begitu cepat dan keras.
Marc semakin cepat dan kuat bergerak, otot kewanitaan Valerie semakin kuat meremas rudal panjangnya, hingga terdengar lengkingan panjang dari Valerie, "Ahk!" Wanita cantik itu terengah-engah, tubuhnya yang mengejang masih gemetar merasakan gelombang nikmat yang baru ia capai.
Marc dengan cepat mencabut miliknya dan menumpahkan lahar panasnya di atas bo kong sin tal istrinya.
"Akh!"erangnya penuh nikmat.
***
Pagi menjelang, Valerie yang bangun pagi terlebih dahulu memilih untuk membersihkan dirinya dari pertempuran sengit bersama sang suami semalaman.
Setelah membasuh wajahnya dan berpakaian cukup rapi, Valerie memilih keluar kamar dan hendak berjalan-jalan di deck kapal pesiar. Menghirup udara segar pagi hari di tengah laut. Rasanya pasti akan sangat menyenangkan.
"Hm, benar-benar ide yang bagus!" gumam Valerie sambil menghirup udara segar.
"Huft! Sayangnya Marc hanya tidur disaat seperti ini! Dia benar-benar kelelahan karena kegiatannya kemarin!" keluh Valerie melirik sebentar kearah kamarnya.
Dan disaat dia sedang asik berjalan-jalan, tiba-tiba dia terdiam karena melihat sosok yang ada di depannya.
"Kak Dylan?" gumamnya.
"Hai Val," sapa Dylan dan berjalan mendekati Valerie.
"Hai kak," jawab Valerie santai.
“Sendiri?”
“Iya kak, kalau kak Dylan?”
“Sendiri juga, mau jalan bareng?”
Valerie tersenyum dan mengangguk.
Kemudian mereka memilih melanjutkan jalan pagi mereka, menikmati udara pagi yang segar.
"Jadi, Marc masih tidur juga?" tanya Dylan kembali.
Valerie mengangguk kecil, "He..em kak, dia masih tertidur, bagaimana dengan Kak Laura?"
Dylan menghembuskan nafas kecil, "Laura juga sama, dia masih terlelap, mungkin karena kelelahan akibat menyelam terlalu lama."
"Mereka pasti kelelahan," gumam kecil Valerie.
"Hmm, aku sebenarnya sangat menyukai tempat-tempat yang lebih tenang, seperti menempati sebuah resort dan bersantai, tapi bukan berarti aku tidak menyukai kegiatan yang Laura sukai, aku juga menikmati aktivitas Laura yang suka mengunjungi berbagai tempat seperti ini."
Valerie mengangguk-angguk kecil, "Seperti itu ya, aku juga mengikuti hobi Marc, impiannya dari dulu adalah liburan kemanapun, jadi hal inilah yang kami lakukan saat ini, bepergian! Tapi jujur, aku lebih suka beristirahat disatu tempat yang tenang," jawab Valerie dengan senyuman manisnya.
"Jadi pasangan kita berdua memiliki hobi yang sama!" ucap pria itu disusul suara tawanya.
Valerie menimpali tawa Dylan dengan tertawa kecil juga, dan mengangguk. "Hmm… Aku rasa itu benar!"
"By the way, apa yang akan kalian lakukan hari ini setelah kapal menepi?" tanya Dylan.
"Hmm, aku dan Marc memutuskan stay di Hotel yang sudah disediakan oleh pihak Kapal Pesiar, kemudian sedikit berbelanja souvenir dan berjalan-jalan dimalam hari menikmati suasana dinegara ini," jawab Valerie.
"Oh ya? Aku dan Laura juga akan melakukan hal yang sama. Kalau begitu bagaimana kalau kita pergi bersama-sama? Aku akan mengabari ke Laura," tawar Dylan.
"Benarkah? Apa kami tidak mengganggu waktu kalian?" jawab Valerie tidak enak.
Dylan tertawa, "Hahhaha... Tentu saja tidak, bukankah lebih seru jika kita ramai-ramai?"
Valerie ikut tertawa dan mengangguk, "Ok! Aku akan memberitahukan hal ini kepada Marc."
Sedangkan di salah satu sudut, Marc yang keluar dari kamar hendak menyusul istrinya, terpaksa berhenti ketika melihat sang istri sedang tertawa bersama pria lain.
"Ck! Ternyata kamu sedang berjalan bersama pria lain sepagi ini!" gumam Marc dan memilih memutar untuk kembali kedalam kamar.
Begitu pula dengan Laura, yang tiba lebih dulu sebelum Marc, dia mengawasi sang suami yang sedang tertawa bahagia bersama wanita lain—Valerie.
Dirinya segera bersembunyi di balik bilik kapal ketika melihat sang suami dan Valerie berjalan ke arahnya dan berlari cepat masuk kedalam kamar.
Valerie dan Dylan pun berpisah, masuk ke dalam kamar mereka masing-masing.
"Hai sayang, kamu sudah bangun?" seru Dylan kepada Laura yang saat ini sedang duduk di atas ranjang.
Laura menoleh dan tersenyum, "Iya sayang, ini baru selesai mandi."
"Oke, kalau gitu aku bantu rapikan barang bawaan kita ya? Oh iya, tadi aku kebetulan ketemu Valerie di depan, mereka juga nginap dihotel yang sama dengan kita, sepertinya mereka punya rencana yang sama dengan kita sayang, jadi aku mengajak mereka biar kita bisa jalen bareng-bareng, bagaimana menurut kamu?" jelas Dylan tanpa menutupi apapun sambil memasukkan pakaian mereka ke dalam koper.
Laura tersenyum, kemudian mendekati suaminya.
"Hmm, sepertinya akan menyenangkan sayang," jawab Laura sambil memeluk Dylan dari belakang.
"Nice! Aku senang kalau kamu juga sependapat," sahut Dylan senang.
Sedangkan di kamar sebelah, Valerie juga mengatakan hal yang sama, "Gimana sayang? Kak Dylan dan Kak Laura ajak kita untuk jalan bareng begitu kapal bersandar."
Marc tersenyum, "Good idea sweety!"
"Ok sayang!" seru Valeri senang.
Setidaknya liburan mereka kali ini akan terasa lebih menyenangkan karena memiliki teman baru.
Kapal pesiar mewah itu pun akhirnya bersandar. Mereka jalan menuju Hotel yang dekat dari tepi pantai itu.
Setelah berhasil mendapatkan nomor kamar mereka,"Kita berpisah di sini, sebentar jam dua siang kami akan menemui kalian," ujar Dylan tepat di depan kamar Valerie dan Marc.
Dan lagi-lagi kamar mereka bersebelahan. Marc dan Valerie di kamar 7002, sedangkan Dylan dan Laura berada di kamar 7004.
"Ok!” balas Marc dan Valerie sambil melambaikan tangan kepada Dylan dan Laura.
Valerie dan Marc mulai mengatur barang-barang mereka di dalam kamar. Lalu mengganti pakaian yang nyaman untuk mereka kenakan seharian ini.
Valerie memilih dress selutut dengan tali tipis di bahunya, warna pink muda begitu cantik dikulitnya yang putih bersih.
Sedangkan Marc memilih pakaian santai yang dipadu padankan dengan celana chinos pendek.
"Sudah siap sayang?" tanya Marc kepada sang istri.
Valerie memoles lipbalm dibibirnya, "Hmm, dikit lagi sayang," jawabnya sambil memoles cushion tipis-tipis di wajahnya.
"Ok, I’m done!" seru Valerie puas setelah mematut dirinya di depan meja rias
Dan tidak lama kemudian, terdengar suara bell berbunyi.
Ting tong
"Itu pasti mereka!" ujar Marc dan berjalan lebih dulu membuka pintu kamar.
"Sudah siap?" tanya Dylan kepada Marc pada saat pintu terbuka.
"Yups!” sahutnya kemudian menoleh ke belakang, “Sweety, let's go!" Marc memanggil istrinya yang masih berada didepan cermin.
"Sh*it! Laura sangat seksi!" batin Marc melihat pakaian yang dikenakan Laura.
Laura memilih pakaian santai, wanita cantik itu memakai kemben dan rok ketat di atas paha.
Sedangkan Dylan memilih baju kaos kerah yang pas di badannya memperlihatkan otot kekarnya dan celana chinos panjang, terlihat begitu menawan.
Valerie berjalan keluar dengan menyapa lalu tersenyum manis kepada Dylan dan Laura.
"Damn! Valerie sangat manis!" gumam Dylan dalam hati, terpesona dengan penampilan Valerie.
"Ehem, ehm...." dehem Marc memecahkan suasana yang tiba-tiba menjadi canggung.
"Kalian mau kemana terlebih dahulu?" tanya Dylan.
"Uhm, bagaimana kalau kita pergi ke tempat wisata dikota ini?" usul Valerie sambil menunjukkan kamera miliknya.
Laura mengangkat tangannya ber-high five kepada Valerie, "Ok! Aku setuju!"