Aruna
Dulu Aruna memilih pergi menjauh dari semua permasalahannya dan ia ingin fokus pada pemulihan hatinya. Setelah beberapa tahun akhirnya ia kembali ke Jakarta dan bekerja diperusahaan swasta yang sangat terkenal. Tak banyak yang tahu kemana ia pergi selama ini dan mengapa ia harus pergi, bukan hanya karena permasalahan klise, bukan karena permasalahan keluarganya tapi banyak masalah dalam hidupnya yang membuatnya harus berkorban. Bukan hanya karena demi masa depannya, masa depan dia dan juga masa depan dua orang yang paling penting dalam hidupnya.
Aruna dibesarkan di keluarga yang tak hangat dan ia telah dititipkan dengan Omanya yang sangat overprotektif dan membenci kegagalan. Sejak ia diasuh sang Oma, Aruna yang mandiri berhasil menujukkan berbagai prestasi yang ia miliki. Ia bahkan harus bersaing dengan para sepupunya yang lain yang menginginkan tampuk kekuasaan diperusahaan keluarganya. Aruna yang cerdas dan selalu dipuji didepan cucu-cucu seorang Mentari membuatnya menjadi sasaran empuk para keluarganya yang lain. Hingga entah itu sebuah kemalangan ataukah sebuah anugerah ia harus mengenal sosok pengatur, penguasa, licik dan seorang yang nyaris sempurna namun tidak dengan sifatnya yang berlebihan. Aruna akhirnya masuk kedalam hidup laki-laki itu bak perangkap kuat yang mengikatnya sesuai dengan rencana laki-laki itu untuk mendapatkannya. Tak ada yang tahu, dibalik topeng bak malaikat ternyata tersimpan rencana licik yang membuatnya ketakutan.
Seorang laki-laki penuh misteri yang terlihat tampan namun sangat berbahaya, ia tekenal dikalangan para sahabatnya, bukan hanya karena ketampannya. Tapi juga karena sikap obsesinya dan juga sikap overproktektifnya yang membuat perempuan yang ia inginkan ketakutan. Ketakutan akan rencana gila yang pastinya telah ia wujudkan hingga membuat semua rencana hidupnya hancur berantakan.
Aruna pulang ke Jakarta dengan membawa harapan bahwa ia bisa kembali berbakti kepada sang Oma dan juga kepada Papanya yang hanya menganggapnya menjadi batu sandungan dan biang masalah. Lahir dari perempuan yang tidak dinginkan membuat rumah tangga sang Papi yang dulu sangat harmonis ternoda. Saat ini Aruna telah sampai di Bandara Soekarno Hatta dan ia sedang menunggu orang yang diperintahkan sang Oma untuk menjemputnya. Aruna membuka ponselnya dan ia melihat wajah dua orang yang sangat ia cintai dan ia berjanji harus kuat menghadapi semua permasalahan yang ada dan setelah itu ia akan kembali berkumpul dengan keduanya.
"Bunda sayang kalian nak, Bunda janji akan menjemput kalian dan kita akan selalu tinggal bersama selamanya. Berikan Bunda sedikit waktu!" Ucap Aruna dan ia meneteskan air matanya karena sesungguhnya ia akan hancur apabila ia tidak bisa segera berkumpul dengan buah hatinya yang merupakan harta terbesar yang ia miliki.