Zasya turun dari mobil Arjuanda. Sore hari begini melihat seorang Danton dengan anak Dankinya merupakan sasaran empuk bagi ibu ibu yang senang berkicau. Zasya melambaikan tangan ke arah Arjuanda.
"Makasi Om udah ajak Aya jalan jalan"
Arjuanda mengangguk "Iya sama sama. Makasih juga sudah menemani Saya"
Zasya mengangguk, lalu berjalan menuju rumah dinas Papahnya. Zasya melirik sebentar ke arah ibu ibu yang sedang berkumpul
"Eh Kakak Zasya, abis pulang kencan sama danton yah?" Goda salah satu ibu ibu yang ada di kerubunan itu
"Engga tante" senyum Zasya "Ayo tante, saya masuk dulu ke dalam, mari"
Ya tuhan, kapan coba hidupnya tidak akan pernah di urusi oleh orang lain?
☆☆☆
Zasya membuka pintu kamarnya setelah mendengar ketukan. Zasya tersenyum melihat siapa yang ada di depan kamarnya. Sang Mamah
"Kakak, mamah mau ngomong"
Zasya mengangguk, lalu mengikuti langkah Syakila yang menuju sofa ruang tamu rumah dinas ini
"Bener tadi kamu jalan sama Danton Arjuan?" Tanya Syakila to the point
Zasya mengangguk, tidak mau mengelak "Iya Mam, kan katanya Papah nyuruh om Janda itu jemput Aya, jadi Aya nurut. Eh pas dijalan ditawarin makan dulu. Yaudah Aya mau"
"Di antar sampai depan rumah?"
Zasya kembali mengangguk "Kenapa Mam? Buibu lagi yah?"
Syakila terkekeh "Iya Kak, tadi pas Mamah pulang kumpul mereka laporan"
Zasya menggeleng pelan "Aduh ya, kudu naon abdi biar gak di omongin serba salah euy kaya Raisa"
"Pede najong" timpal Musa
"Eh? Sejak kapan Lo ada di sini kutil?"
"Sejak gue ikut bertapa di klan bulan belajar ilmu teleportasi"
"BODO AMET UCA BODO AMET"
"KAK. LO MANGGIL GUE UCA LAGI. GUE DOAIN NIKAH SEKARANG LOH"
"UCAAAAAAAAAAA"
☆☆☆
Zasya mengangkat kepalanya dan memberhentikan kegiatan mencatatnya saat merasa namanya di panggil
"Iya Kaf? Ada apa?"
Kafhi -Ketua Osis- di depan tersenyum "Lo nyanyi yah nanti, perwakilan kelas 11 di acara perpisahan kelas 12 nanti"
Zasya menutup mulutnya, kaget "Kaf? Gak salah orang kan? Aya baru setahun loh Kaf di sini"
Ketua osis yang terkenal dingin sebelas dua belas dengan mantan ketua osis yang akan lulus tahun ini tersenyum "Gak. Aya bakalan nyanyi juga buat mantan ketua osis kita. Kak Hilbran"
Kali ini Zasya membelakan matanya "Kak Hilbran mantan ketos?"
"Udah sih nanti lo nanya nanyanya ke gue aja. Jangan ke ketos. Malu maluin gue" bisik Sina
Zasya mengangguk
"Jadi gimana Zasya?"
Zasya tersenyum "Siap"
"Yaudah, pulang sekolah lo ikut kumpul sama perwakilan yang lain yah"
Zasya tersenyum, bisa lah dari kegiatan ini Zasya membuktikan kepada Papah, Mamah dan Musa bahwa ia berbakat menyanyi.
☆☆☆
Zasya duduk di aula lantai bawah yang luas ini. Istilah hotel, ini bisa di katakan ballroom. Aula lantai bawah ini sangat berbeda dari aula aula di sekolah sekolah Zasya sebelumnya. Zasya duduk di kursi barisan paling depan yang berjarak 3 meter dari panggung yang berukuran 5x7 meter itu
"Zasya?"
Zasya mengalihkan pandangannya ke arah seseorang yang menyapanya
"Iya saya" senyum Zasya
Rini. Baca Zasya melalui nametag di bajunya
"Oke, ini lagu pertama lo yah. Buat perpisahan. Dan ini khusus mantan ketua osis kita. Kak Hilbran"
Zasya mengangguk "Make musik aransemen atau ada yang ngiringin Aya?"
"Ada kok, Bima make piano atau Kifa make gitar. Pilih aja"
Zasya mengangguk "Oke, makasih yak Rin"
"Eh? Kok lo tau nama gue?"
Zasya tersenyum lebar "Baca nametag lo"
Rini terkekeh "Yaudah, nanti dandan yang cantik pas hari perpisahan yah. H-7 hari soalnya. Jadi gue mau lo siap se siap siapnya. Kalo butuh apa apa bilang gue"
Zasya mengangkat tangan kanannya yang ibu jarinya sudah berdiri tekak "Siap gerak komandan"
☆☆☆
Zasya terperangah melihat Hilbran di depannya "Waw Kak Hilbran, badannya udah kaya om om tentara di komplek Aya"
Hilbran terkekeh "Kan Calon"
Zasya menepuk keningnya pelan "Lupa Aya" kekeh Zasya "Udah sampai mana kak pendaftarannya?"
"Besok tes ter akhir, doakan yah"
Zasya mengangguk "Semangat calon taruna!"
"Nanti kalau saya sudah jadi tentara, saya mau ketemu Papah kamu"
"Mau ngapain kak?"
"Kepo"
Zasya bersungut kesal "Bodo amet yah kak"
***
Keluarga Bapak Letkol Dzaki
Zasya Nur
MAM PAP UCA YUHUUUU AYA KEPILIH NYANYI DONG
Papah Sayaang
Kayanya yang milih Aya ke sambet
Musapi Gelondongan
TE O PE BE GE TE SAMA JAWABAN PAPAH!
Zasya Nur
Papah sama Uca parah
Mimom Sayang❤❤❤
Selamat kakak
Zasya Nur
Thxu mimom
Papah Sayaang
Kita punya keluarga namanya Zasya yah?
Zasya Nur
PAPAH JAHAT. APA YANG PAPAH LAKUKAN ITU. JAHAT.
Musapi Gelondongan
Na to the jes
Zasya terkekeh membaca pesan di grup keluarga via w******p . Zasya menatap panggung di depan nya. Sudah 2 hari berturut turut Zasya ikut latihan disini. Dan baru sempat memberi tahu kepada keluarganya hari ini.
Zasya memijat pelipisnya pelan, pagi ini Zasya belum sempat sarapan. Rumahnya sepi. Papah dan Mamahnya sedang pergi ke Bandung karena ada acara kesatuan disana. Dan Musa menginap di rumah teman SMP nya
"Aya"
Zasya mengalihkan pandangannya ke arah Kiki, suara mendayu yang Kiki keluar kan membuat Zasya sedikit menghibur
"Iya Kiki?"
Kiki duduk di kursi kosong di samping Zasya "Kiki bawa in Aya sandwich kesukaan Aya. Kiki tau, Aya pasti belum makan kan? Soalnya muka cantik Aya terlihat pucat pasi. Kiki kan jadi sedih"
Zasya terkekeh "Kiki kok cerewetnya ngelebihin Sina sih?"
"KIKI GOBS LO YAH BAWA MAKAN BUAT AYA GAK BAWA MINUM BUAT AYA. DAN LO NINGGALIN GUE PAS LAGI JALAN. KURANG GOBS APA LO HAH!" Teriak Sina galak
Kiki melebarkan matanya, dan menutup mulutnya kaget "Sina ya ampun suara kamu ya. Dan kata kata kamu itu kasar"
Sina melotot tajam "BODO."
"Sina kasar! Kiki gak suka"
"BODO"
"Sina iiiiih jangan kasar, Kiki gak suka"
"BODO AMET GORILA!!"
Tawa Zasya pecah, Zasya sudah tak kuat menahan tawa lagi. Zasya tak kuat menahan tawa melihat Kiki dan Sina yang bertengkar
Dering ponsel Zasya berbunyi, tanda ada notifikasi dari fitur chat online
Om Judes
Sudah makan dek?
Eh? Apa apaan ini. Kenapa Om judes jadi sok perhatian gini
Just read?
Seneng ya saya wa kamu?
Dasar! Ingin rasanya Zasya melempar ponselnya karena kesal dengan sikap pedenya Om Judes ini. Tapi kan sayang, Zasya membeli ponsel ini dengan uang beasiswa dari kantor Papahnya yang sudah ia kumpulkan dari SD.
Ya sudah gak usah di balas. Selamat sekolah! Semangat. Saya akan menonton mu nanti saat tampil nanti
Eh? Om tau saya mau tampil?
Hahahah
Apa apaan ini malah di balas tertawa. Tau deh. Zasya lebih memilih mematikan ponselnya. Lalu mengalihkan pandangannya ke depan.
"KIKI GAK LYKE! SINA KASAR"
"APA SIH KIKI. KASAR DIMANANYA GUE"
"SINA KASAR!"
"GAK b**o"
"TUH KAN KASAR"
"GARA GARA LO GUE KASAR"
"IH KOK KIKI"
"IYALAH ELO"
"BODO AMET SINA"
"TUH KIKI JUGA KASAR"
Zasya menyumpal mulut kedua sahabatnya menggunakan roti yang mereka bawa tadi "Kalian sama sama kasar intinya"
Kiki dan Sina sontak saja membelakan mata "ENGGA"
☆☆☆
Zasya memekik kesal "Om, kalo Vc cuma bahas ginian mah Zasya males"
Arjuanda terkekeh "Yaudah, gak papah dong"
Zasya menghembuskan nafas kesal "Om mau ngomong apa sebenernya"
"Gak ada apa apa"
"Yaudah kalo gitu Aya matiin aja yah"
"Jangan dong" cegah Arjuanda
"Gak punya pacar nih makanya nelfonin Aya" kekeh Zasya
"Pacar saya kan kamu"
Eh. Ya Allah. Ingin rasanya Zasya menghilang sekarang juga.