Seketika ruangan menjadi sunyi. Suasana berubah tegang dalam sekejap. Sepasang manusia yang terpisahkan oleh meja dengan tumpukan berkas serta komputer dan telepon menjadi pemisah mereka. Keduanya saling menjatuhkan tatapan ke arah masing-masing. Deru napas Kaylee yang sempat tak beraturan akibat emosi yang terpancing oleh ucapan Elmer karena telah menyebutkan tentang ayahnya kini perlahan mulai teratur. Tak hanya emosi yang tertarik, tetapi juga kata-kata pria itu menampar selektivitas yang menjadi prinsip selama ini, hingga menyadari kebodohannya. Perlahan sepasang manik mata itu mengalihkan pandangan ke arah samping. Dadanya bergerak naik saat dia menarik napas panjang, lalu mengeluarkannya perlahan. Kaylee berusaha mengontrol dirinya. Mencoba menerima kekalahan atas perdebatan keci