8. Ancaman Kesatria Kegelapan — The Dark Knight Threat

2208 Words
"Time to pay? Entah ini serius atau hanya lelucon kejam. Aku sadar, banyak orang yang telah tersakiti. Sengaja maupun tanpa sengaja. Aku harap ... semua ancaman ini tidak akan jadi nyata." CEISYA Z. REYES ⠀ Perjalanan Study Tour saat ini, lebih terkesan layaknya liburan yang menyenangkan. Ceisya dengar, Perusahaan ZALCorp sangat jarang mengizinkan kampus mana pun untuk melakukan study tour ke perusahaan mereka. Baru tahun ini, tepat di generasi Ceisya dan kawan-kawan, kampus mereka mendapat undangan khusus dari perusahaan terbaik di Indonesia dan berskala internasional tersebut. Sungguh menabjukkan. Sesuai dengan namanya yang begitu besar, pelayanan ZALCorp jauh lebih bagus lagi. Pihak perusahaan menyewa homestay, satu hari sebelum acara untuk para mahasiswa yang mengikuti Study Tour agar memudahkan perjalanan esok pagi. Pukul 05:00 a.m., dilakukan pengecekan nama peserta, lalu semua mahasiswa tadi menaiki bus yang dipandu oleh mobil milik perusahaan. Ceisya menikmati setiap detik perjalanan ini. Merasa lega karena meski jurusan perkuliahan yang ia pilih dengan sahabat-sahabatnya berbeda, untungnya mereka di satu fakultas yang sama, Fakultas Seni Rupa dan Desain. Jadi mereka bisa mengikuti tour ini bersama-sama. Ceisya yang sejak awal berminat dengan dekorasi rumah, perkantoran dan lainnya, memilih jurusan Desain Interior. Tadinya ia sempat ingin masuk jurusan arsitektur, tetapi sepertinya jurusan itu agak terasa berat buatnya. Akan lebih nyaman bagi Ceisya kalau ia kuliah di jurusan yang ia minati, tapi juga menyenangkan begitu mendalaminya. Tidak terasa sebagai beban. Sementara itu Lica, lebih berminat dengan jurusan Desain dan Komunikasi Visual. Dia suka seni melukis, menggambar digital dan melakukan hal-hal yang diluar prediksi orang. Sedangkan Aqila yang sejak SMA sudah bergelut di bidang bisnis produk home decor dan handmade, jelas menyukasi jurusan Desain Produk, supaya lebih bisa mengembangkan bisnisnya untuk ke depannya. Ceisya melirik Lica yang tengah berceloteh penuh semangat dengan teman sebangkunya, Tera. Rasanya perjalanan ini tidak menorehkan gurat lelah sedikit pun di wajahnya. Lica selalu punya topik menarik untuk dibicarakan, sama sekali tidak bisa diabaikan. Untungnya teman duduknya juga tipe orang yang suka dan senang mengobrol. Jadi mereka terlihat banyak bercanda dan tertawa sepanjang perjalanan. Berbeda dengan Lica, energi Aqila yang duduk di samping Ceisya, sepertinya sudah terkuras habis. Gadis itu sudah sejak tadi bergelung dan memakai penutup mata. Tertidur lelap. Semalaman saat di penginapan, mereka begadang. Diskusi hal mengerikan yang membuat mereka merinding. Pasalnya .... *** Kamar - Pavilio Homestay Hari menjelang malam, tetapi masih banyak kegiatan di luar sana. Beberapa mahasiswa peserta study tour terlalu bersemangat untuk melewatkan kesempatan menyenangkan ini. Kapan lagi mereka bisa menikmati dan juga mencoba beragam fasilitas mewah di Pavilio Homestay ini. Mumpung semua biaya sudah ditanggung oleh perusahaan. Hebat, bukan? Sore tadi, banyak di antara mereka yang berpencar di area kolam renang. Ada juga yang menikmati fasilitas gym, billiard, taman dan cafè di rooftop. Aqila yang datang paling akhir di antara mereka. Gadis berambut hitam dengan model blunt bob sebahu itu masuk ke kamar dengan terburu-buru. Gerakannya membuat Ceisya, Lica dan Tera, teman sekamarnya yang tengah ngobrol seru, tercengang. Sudah terlambat datang, tapi sekalinya muncul, langsung seperti angin tornado. ⠀ "Guys, gue punya info penting yang harus gue ceritain," ucap gadis itu dengan nada khawatir. Mereka saling berpandangan. "Info apa? Jangan bikin takut, deh. Muka loe kayak habis ngelihat hantu." "Ini lebih parah daripada hantu! Ini monster iblis!" Aqila melempar topi baretnya ke ranjang dan mendorong keras kopernya dengan kaki hingga menghantam dinding sudut kamar. "Loe ingat Live Streaming kemarin?" Lica mengangguk praktis. "Gue nemu psikopat di sana." "Heh?" Mereka mendengus, lalu seketika tertawa. "Guys! Gue serius. Gue semalam muter ulang Live Streaming-nya Lica dan nemu komen mengerikan. Gue udah rekam juga biar komentar Streaming nya nggak hilang." Aqila merogoh sling bag rajutnya. Mengeluarkan ponselnya. Lalu ikut duduk berselonjor di karpet kamar. Ia menaruh ponsel tadi dan memasang Stand Enlarged Screen^ di lantai di hadapan mereka. Kembali Live Streaming Lica kemarin mereka lihat dari rekaman tangkapan layar Aqila. "Perhatiin waktu Rayel dan Mo duduk di samping Ceisya. Gue nggak tahu kalian lagi ngobrol apa, tapi ada satu komentar yang aneh. Apalagi pas Mo megang tangan loe dan Rayel ngusap-usap kepala loe, Ceis." Aqila mem-pause video. Menatap Ceisya cemas dengan mata berkaca-kaca. "Gue berharap ini cuma isi otak gue yang ngawur dan kelewat overthinking^^. Gue harap loe semua nggak sepemikiran sama gue." Aqila memandangi mereka semua. Bibirnya bergetar. Ia menatap Tera, gadis tomboy berambut panjang yang diikat kuda. Gadis itu sebenarnya tidak terlalu dekat dengan mereka. Hanya karena sekamar, makanya mereka jadi lebih banyak bertukar cerita. "Ter, loe mungkin baru kali ini ngobrol lebih banyak sama kita-kita. Gue harap loe nyimpan rahasia ini, kalau ternyata ini emang mesti dirahasiakan. Tapi gue juga berharap pendapat loe karena loe pihak netral di antara kami." Tera mengangguk paham. Meski raut wajahnya jelas masih tampak bingung. "Awalnya gue nggak tahu ini orang komen asal atau gimana. Siapa sebenernya yang dia omongin? Awalnya gue kira itu Lica karena itu Live Streaming-nya Lica. Tapi ...," Aqila memutar video itu kembali. "... lihat komentar dari akun 'Dark Knight'." Mereka kembali fokus melihat layar. Lica berceloteh di video. Mereka melihat akun Dark Knight alias si Ksatria Kegelapan, telah bergabung dalam Live Streaming. Benar saja, setelah Mo menyentuh jemari Ceisya, muncul komentar: ⠀ Dark Knight Setiap kali ada yang menyentuhmu, aku akan menyiksamu berkali lipat! ⠀ Ceisya menatap ketiga temannya. Menggigit bibir. Lalu kembali menatap layar. Momen ketika Rayel mengusap-usap kepala Ceisya, kemudian Ceisya mencubit Rayel dan Mo. Mereka tertawa. ⠀ Dark Knight Semudah itu pria lain menyentuhmu. Aku akan mengubah setiap derai tawamu menjadi tangisan darah! Kamu sama murahnya dengan Ayahmu! ⠀ Dark Knight It's time to pay!^^^ Aku sudah tidak sabar ingin melihat bagaimana reaksi Ayahmu saat aku mengahancurkan putri tersayangnya nanti. ⠀ Dark Knight Dia harus merasakan sakit yang sama seperti yang aku rasakan! ⠀ Lalu tidak ada komentar lagi dari akun Dark Knight hingga Live streaming berakhir. Entah karena ada beberapa komentar dari akun lain yang turut membaca dan membalas komentarnya. ⠀ Nikahiku_Coki Woi! @Dark Knight salah lapak! Dark jokes di streaming sebelah! Dasar psiko! Lica, cantik unyu. I lop u .... ⠀ Meleanya_Dilon Apaan sih @Dark Knight, sakit jiwa, ya?! Kak Lica, itu tas di meja punya siapa? Suka banget. Beli di mana? Produknya Kak Qila, ya? ⠀ Dan beberapa komentar lainnya membuat akun Dark Knight tidak lagi berkomentar. Namun akun itu sepertinya tidak lantas keluar dari Live Streaming. Menonton mereka sampai habis. Ceisya menghembuskan napas hampir serentak dengan teman-temannya. Pertanda tadi mereka semua menahan napas ketika membaca pesan psiko tadi. ⠀ "Gimana menurut kalian? Siapa yang orang itu maksud?" tukas Aqila. Mereka terdiam. Ceisya sadar semua mata melirik padanya. Lica spontan memeluk Ceisya. Merengek. "Kok bisa ada yang ngomong jahat sama, loe. Tega bener. Loe 'kan nggak ada buat salah apapun sama orang, Ceis. Kalem banget .... Nggak kayak gue ..., pecicilan ...." Ceisya terkekeh suram. "Udah ah, dark jokes^^^^ palingan. Orangnya cuma asal ngomong aja, yakin deh. Sengaja ngerusuh di streaming loe. Gimmick^^^^^ aja, orang caper. Biar banyak orang yang nengok akun dia. Yakin deh, akunnya pasti di private, biar orang bisa follow trus komentar di sana." "Akunnya sama sekali nggak di private, Ceis," sela Aqila. Jantung Ceisya berdesir tidak nyaman. "Coba masing-masing kita buka akun tadi di instalkgram," cetus Aqila. "Loe juga, Ter." Mereka serentak membuka akun instalkgram mereka. "Lihat apa dia follow kalian juga." "Gue ada. Dia follow gue!" jerit Lica histeris. "Dia juga follow loe, Ceis!" Ceisya meringis. "Lebih anehnya dia follow semua yang ada hubungannya denga orang-orang yang muncul di tag foto Instalkgram loe, Ceis. Semuanya. Termasuk Mo, yang kemarin gabung sama kita." Aqila menggigit bibir galau. "Gue semalaman nggak bisa tidur gara-gara nyari tahu soal ini. Buat orang biasa, mungkin itu detail kecil yang nggak perlu diperhatikan. Tapi, perasaan gue nggak enak. Nggak tahu kenapa, gue harus cek si Dark Knight ini. Kali aja dia bener orang yang berniat jahat sama loe, Ceis. Gue nggak mau terjadi apa-apa sama loe, Bebz ...." Aqila memeluk Ceisya. Lica ikut-ikutan merangkulnya. Tinggal Tera yang masih termangu, mencerna semua ini. Menatap akun Dark Knight di ponselnya. Orang itu tidak mem-follownya tentu saja. Tera menatap beberapa gambar postingan Dark Knight. Dia sepertinya orang yang senang melukis. Tapi lukisannya sulit diprediksi. Terkadang seperti aliran klasikisme^^^^^^, seperti di postingan lukisan wanita era majapahit. Tatapan wanita itu tampak sendu, dengan sentuhan bunga tanjung di bageround-nya. Caption postingan itu hanya : "Andai aku lebih waspada, aku pasti bisa menjagamu darinya." Lalu ada lagi lukisan dengan aliran dadaisme^^^^^^^ bergambar pria dengan dua muka. Separuh berwajah iblis yang menggenggam tubuh wanita di tangannya, separuhnya lagi malaikat yang memegang boneka marionette^^^^^^^^ pria. Gambar ini di buat dengan warna hitam-putih-merah yang sangat kontras. Beberapa lukisan lain seperti gadis kecil yang sedang tertunduk di ayunan. Lalu ada lukisan pemandangan danau, kemudian pegunungan. Semuanya dibuat dengan konsep gelap. Ada lagi lukisan yang seakan dilihat dari atas. Menampilkan bathup yang dipenuhi genangan darah dengan taburan bunga entah berwarna kuning entah orange kemerahan, tersebar di sekitarnya dan lantai. Ada helain rambut menjuntai dari dalam bak mandi itu. Tapi wajah pemiliknya seakan tenggelam dalam air darah. So creepy. Tera berjengit. Beberapa postingan lain berupa karikatur. Namun yang paling menonjol adalah pria berkepala singa dengan tubuh berotot laksana Dewa Yunani serta dikelilingi banyak wanita. Di antara wanita itu ada yang menangis memeluk kakinya, ada yang tengah mengandung. Ada pula yang bermanja di lengannya. Dan seringai pria di karikatur tadi tampak begitu puas. Seakan menikmati penaklukannya. Tera mengernyit. Meng-scroll akun yang di ikuti Dark Knight. Benar ternyata. Tera memang tidak dekat dengan Ceisya, tapi karena Ceisya dan teman-temannya punya aura yang membuat orang memperhatikan mereka secara naluri, Tera tahu beberapa orang yang sering jalan atau nongkrong bareng Ceisya. Dan mereka semua telah di-follow oleh akun tadi. Tapi .... ⠀ "Guys! Gue punya ide," tukas Tera mengembalikan perhatian tiga sekawan yang masih berpelukan. "Ide apa?" "Kita lapor polisi?" tanya Lica. "Polisi nggak bakal ngurus ancaman kayak gini sampai itu bener-bener terbukti." "Masa iya, dia harus berbuat jahat dulu ke Ceisya baru kita lapor?" desah Aqila kesal. "Gimana kalau kayak gini. Kita coba buktikan, akun ini bener nggak sih sengaja follow akun orang-orang yang deket sama Ceisya." "Caranya?" tanya Aqila lagi. Ia menatap Tera serius. "Coba kita gali history si akun Dark Knight ini. Menurut kalian, udah berapa lama dia follow kalian?" "Nggak tahu. Kayaknya sih udah lama," ucap Lica. "Well, okay. Sebelumnya dia pernah nggak berkomentar di postingan atau Live Streaming kalian?" Mereka sama-sama mengangkat bahu, lalu mencoba mencek postingan masing-masing. Kemudian menggeleng. "Kalau gitu Live Streaming tadi, anggap saja pertama kalinya dia muncul dan speak up. Pemicunya jelas, Ceisya yang disentuh atau bercanda sama cowok lain. Gue rasa dia jealous dengan siapa pun pria yang deket sama loe, Ceis." "Kenapa bisa cemburu? Gue 'kan nggak kenal sama dia. Lagian Mo, Rayel, semua cowok-cowok yang ngumpul di sana itu sahabat kita semua. Nggak ada hubungan cinta-cintaan sama sekali ...." Ceisya menghempaskan napas resah. "Tapi kita nggak tahu siapa yang ada di balik akun Dark Knight tadi. Kalau dia emang tahu banyak tentang loe dan orang tua loe, berarti dia sudah sejak lama nge-stalk loe, Ceis." Lica seketika menjerit panik. "Terus solusinya gimana ...?" "Gue punya akun fake yang gue gunakan di saat-saat tertentu." Tera memperlihatkan akunnya pada mereka semua. "Njir, ini serius loe, Ter? Kok bisa?" Aqila bergumam takjub. "Ih, gila, ya. Nggak ada bentukan loe sama sekali," ucap Lica memandangi foto di akun Tera. Membandingkannya dengan Tera yang asli. Ceisya mengangguk setuju. "Trus apa hubungannya sama ini?" Tera menyeringai. "Kita foto-foto yuk!" *** Ceisya memandang panorama dari jendela kaca dengan tatapan hampa. Mencoba mengabaikan flashback obrolan dengan teman-temannya kemarin malam. Ia menghempaskan napas. Entah mengapa, akhir-akhir ini ia sering kali merasa resah meski tanpa sebab yang jelas. Ia melirik arloji di pergelangan tangannya. Sudah berapa jam berlalu, tetapi Ceisya belum mengantuk juga. Lica saja sudah berhenti bicara dan ikut terlelap seperti Aqila. Hanya Tera yang terlihat santai menatap jendela sambil mendengar lagu di Ipod. Notifikasi chat muncul di ponsel Ceisya. ⠀ Daddy : Sudah berangkat, Sayang? Kabari Daddy kalau sudah sampai, ya? ⠀ Ceiya berpikir sejenak sebelum membalas chat Daddynya. Dark Knight jelas sekali membenci Daddy. Berkali-kali dia berkomentar, menyinggung soal Daddy yang telah menyakiti dirinya. Namun dendam apa? Apa ada hubungannya dengan perusahaan? Ataukah .... Ceisya teringat kebiasaan Daddy yang suka bermain wanita. Tidak jarang para wanita itu muncul ke rumah dan meminta pertanggungjawaban Daddy dalam kondisi hamil. Dan Daddy menyelesaikannya dengan uang. Kemudian menyuruh mereka menggugurkan kandungan tanpa rasa kasihan. Menolak mengakui bahwa yang ada di rahim para wanita itu bukanlah anaknya. Ceisya menarik napas berat. Dan si pembenci Daddy ini, sekarang mentargetkan Ceisya. Apakah ini serius? Ceisya mengetik pesan. ⠀ Ceisya : Iya, sudah berangkat, Dad. Nanti Ceisya kabari lagi kalau kami sudah sampai. ⠀ Ia menutup aplikasi WhatsUp-nya. Tangannya reflek membuka akun instalkgram. Mencari Akun Dark Knight. Belum ada postingan tambahan di sana. Iseng Ceisya membuka akun yang diikuti Dark Night. Matanya membelalak kaget. Jantungnya berdetak kencang. Ia segara menulis pesan chat WhatsUp lagi pada Tera. Tapi anak itu masih asyik bersenandung kecil sambil mendengar musik. Terpaksa Ceisya menelepon Tera. Gadis tomboi itu tampak mencari ponselnya yang berdering, lalu melirik ke arah Ceisya. Menggangguk, membaca pesan Ceisya tadi. Kembali Tera menatap Ceisya dan bicara tanpa suara. Hanya memakai isyarat tubuh dan ekspresi wajah kaget seolah-olah tak percaya. ⠀ "OMG! Dia follow gue!!!"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD