"Apa yang kamu lakukan?" Revan berjalan mendekat ke arah Hanum dan melihat bingkai yang kacanya sudah berserakan di lantai. "Ma, maaf, Tuan." Jemari tangan Hanum saling menggenggam, dan sangat terlihat jika ia sedang ketakutan. Revan menghembuskan napas kasar. Amarahnya sedikit mereda saat melihat tubuh gemetar Hanum. Ia lantas mengambil secarik foto yang berada di antara pecahan kaca itu. "Bersihkanlah pecahan kaca ini!" perintah Revan dengan suaranya yang sedikit melunak. Hanum mengangguk. Ia segera berjongkok dan hendak memunguti pecahan kaca itu. "Apa yang kau lakukan?" tegur Revan lagi. "Sa, saya mau membersihkan kaca yang berserakan, Tuan." Suara Hanum masih terdengar bergetar karena rasa takutnya. "Apa kamu mau melukai tanganmu sendiri?" Revan bertanya dengan suara yan