Raffa berhasil menyingkirkan tangan Vanesha yang menutupi bagian intimnya. Tanpa tunggu, tanpa tunda, dia langsung menyelipkan jemari, merasai tubuh kekasihnya yang langsung bergetar ketika ia sentuh. “Hentikan Raffa, aku tidak mau!” mohon Vanesha lirih, meski sudah sulit mengelak dari prianya yang terlihat sedang sangat keras kepala. Sama seperti bagian tubuhnya yang juga telah keras bagaikan tonggak tiang pancang. “Kau tadi bersama pria lain, Sayang?” tanya Raffa terdengar sinis, melirik ke wajah Vanesha yang menggeleng seraya menggigit bibir bawahnya sangat seksi. Jemari Raffa keluar masuk pada bagian intim Vanesha, berdecak khas dan pria konyol itu menarik jemarinya yang basah tersebut untuk ia jilat di depan wajah Vanesha. “Kau sudah setuju menjalin hubungan denganku, itu artin