Pergi dari Neraka

1089 Words
Keluar dari Rumah Sakit membuat Ike bisa benapas dengan lega dan hari ini kondisi kesehatannya benar-benar sudah pulih. Ike pulang dari Rumah sakit dijemput oleh Andi dan saat ini mereka telah sampai di Keidaman Subiantoro, rumah yang bagaikan neraka bagi Ike. Ike keluar dari mobil bersama Andi dan ia tersenyum saat melihat putri kecilnya itu, berlari mendekatinya lalu memeluk kakinya. Ike segera menggendong Dara dan ia tidak peduli dengan wajahnya yang memang masih terlihat pucat karena orang-orang yang berada di Rumah ini, satu pun tidak akan ada yang akan berpihak padanya. Ike melihat Melati ibu mertuanya itu menatapnya sinis dan tidak ada sama sekali raut khawatir padanya, membuatnya menghela napasnya. 'Pulang ke Runah ini hanya akan menambah derita, Malam ini setelah semuanya tertidur lelap dan Mas Andi pasti akan berkencan dengan permepuan itu, aku bisa keluar diam-diam dari sini,' Batin Ike dan keputusannya sudah bulat, jika ia memang harus segera pergi dari sini. "Wah sudah pulang kamu? Kenapa nggak mati saja? Biar anakku bisa menikahi Atika," ucap Melati sinis, ia kesal dengan Ike yang masih saja pulang ke Rumah ini. "Ohhh.... ya?" Ucap Ike membuat Andi terkejut mendengar reaksi istrinya. "Menikah saja!" Ucap Ike lagi. "Kamu setuju sayang?" Tanya Andi. "Setuju saja lagian sudah hamil kan, kasihan anak yang dikandung nanti nggak ada status yang jelas," ucap Ike terlihat tenang membuat Melati naik pitam. "Apa maksud kamu Ike? Kamu mau bilang cucuku itu anak harram?" Teriak Melati murka. "Saya tidak mengatakan itu Nyonya," ucap Ike. "Saya mungkin tidak akan hamil lagi cucu Nyonya, jika Mas Andi sudah memiliki istri lain, saya tidak secantik Atika," ucap Ike dan ia sudah tidak bisa bersikap manis dan menjadi perempuan yang sabar seperti sebelumnya karena rasanya sungguh sakit dengan penghianatan suaminya. "Kenapa kamu masih bertahan disini? Lebih baik kamu pergi karena kamu memang sudah tidak dibutuhkan lagi disini!" Ucap Melati. "Nggak bisa, saya kan masih istri pertama suami saya ini Nyonya," ucap Ike dingin. Melati ingin memukul Ike, namun ia menghentikan gerakkannya karena Andi pasti akan memarahinya, terlebih lagi memukul Ike didepan anak perempuan kesayangannya. "Lebih baik kamu keatas sayang, kamu harus banyak istirahat!" Pinta Andi. Dulu Ike yang bodoh telah tertipu dengan sikap Andi yang terlihat sangat menyayanginya, namun sebenarnya itu hanya tipu muslihat seorang Andi. Jika Andi memang sangat menyayanginya, ia tidak akan menghianatinya. Ike melangkahkan kakinya menuju lantai dua, ia bahkan sengaja mengacuhkan kedua adik iparnya yang saat ini sedang melihat kearahnya. "Lihat Andi istri bodoh kamu yang kampungan itu telah berani melawan Mami!" Teriak Melati dan ia sengaja berteriak, agar Ike mendengarnya. Para maid yang ada di Rumah ini merasa sangat kasihan dengan Ike, namun mereka tidak busa berbuat apapun selama ini dan sejak dulu mereka telah menganjurkan Ike untuk segera bercerai dari Andi. Ike saat ini berada didalam kamar dan ia segera memasukkan dokumen penting miliknya karena ia hanya akan membawa dua potong pakaian dan juga beberapa pakaian putrinya, untuk ia bawa pergi malam ini. Ike mengambil ponselnya dan ia mengetikan nama adik laki-lakinya dan berharap menemukan akun adiknya di Media sosial. Bintang Wardana, Ike menuliskan nama itu dan ia berhasil menemukan akun media sosial Bintang. Ike segera mengirimkan pesan kepada Bintang Wardana dan ia berharap adiknya itu, segera merespons pesan darinya. Tepat pukul satu malam benar dugaan Ike, jika Andi tidak pulang dan sepertinya Andi memang sudah tidak bisa menghargainya lagi, sebagai seorang istri. Ike mengambil ranselnya dan ia menggendong putri tercintanya. Tadi ia telah memesan mobil online yang ternyata telah menunggu dibagian samping kediaman Subiantoro. Untung saja para maid di Rumah ini berpihak padanya bahkan mereka berpura-pura tidak melihat Ike pergi, meskipun salah satu dari mereka melihat Ike melangkahkan kakinya dengan mengendap-ngedap keluar dari Rumah ini. Ike menghembuskan napas legahnya dan ada dua orang Satpam yang berada didepan, tapi lagi-lagi ia merasa mereka terlihat berpura-pura tidak melihatnya dan itu membuat Ike merasa sangat berterimakasih kepada mereka semua. Ike tahu jika mereka membuka pintu pagar maka cctv akan memperlihatkan itu dan mereka akan segera dipecat. Apalagi mereka tadi segera berpura-pura mengantuk bahkan Pak Yanto terlihat fokus dengan ponselnya. Ike berhasil keluar dari Kediaman orang tua suaminya ini yang mewah, namun bagaikan neraka baginya. "Mama..." panggil Dara dengan suara pelannya. "Dara bobok saja ya sayang! Dara mau ikut Mama atau Papa?" Tanya Ike dengan suaranya yang bergetar dan pertanyaan ini, seharusnya tidak sepantasnya ia tanyakan kepada putrinya. "Dara...mau sama Mama!" Ucap Dara membuat Ike tersenyum dan ia mencium dahi Dara dengan lembut, lalu ia segera masuk kedalam mobil online yang telah menunggunya sejak tadi. Mobil segera melaju dengan kecepatan sedang dan tanpa Ike sadari, air matanya menetes. Ia sangat takut dan rapuh, ia butuh keluarganya dan ia sangat membutuhkan Papi dan adik kandungnya. Ike menatap wajah putrinya yang kembali terlelap dan rasa sakit akibat pendarahan pun sebenarnya masih ia rasakan. Ike mengambil ponselnya dan ternyata pesan yang ia kirim kepada adiknya dibalas. Adiknya menanyakan dimana ia berada, Ike mengatakan jika saat ini ia akan menuju hotel dan mungkin ia akan ke Bandung. Namun adiknya mengatakan ia akan menjemputnya dan bilang jangan ke Bandung. Ike kemudian membaca chatnya bersama sang Adik. Ike : Aku Niken Rahayu Wardana, apa kabar dek. Aku ingin bertemu...aku butuh kalian keluargaku. Aku mohon bantu aku! Bintang : Mbak dimana? Bintang kesana sekarang. Ike : Lagi menuju hotel, besok mungkin ke Bandung agar Mbak bisa jauh dari suami Mbak. Bintang : Jangan pergi! Mbak tinggal sama aku, aku adik Mbak dan aku akan melindungi Mbak. Mbak dimana sekarang? Ike mengirimkan lokasi keberadaannya dan ia memilih berhenti didepan hotel, karena ia takut jika ditinggal hanya berdua saja didepan hotel ini. Ike akhirnya meminta supir untuk menunggunya hingga dijemput Bintang dan nantinya, ia akan membayar uang lebih kepada supir mobil online. Dua puluh menit kemudian sebuah mobil mewah berhenti di belakang mobil Ike dan seorang laki-laki tampan mengetuk kaca mobil. Ike membuka kaca mobil dan ia melihat Bintang, Ike meneteskan air matanya dan Bintang segera membuka pintu mobil, lalu mengambil alih Dara dari Ike. "Ayo kita pulang Mbak!" Ucap Bintang. Ike terdiam terpaku dan ia masih merasa mimpi karena akhirnya ia bertemu adik kandungnya "Apa Mbak masih nggak percaya kalau aku ini Bintang adik kandung Mbak? wajah kita mirip Mbak," ucap Bintang. "Mbak percaya, hiks...hiks..." ucap Ike dan ia terisak karena ia merasa haru bisa bertemu adik kandungnya, setelah terpisah selama lima belas tahun. Saat itu Ike masih berumur tiga belas tahun dan Bintang berumur sepuluh tahun. Bintang membayar supir mobil online dengan lima lembar uang seratus ribu, sebagai rasa terimakasihnya karena telah menjaga Ike Kakak kandungnya. Mereka menaiki mobil dan Bintang melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD