Malam kian larut, Reyea terkantuk-kantuk menunggu suami pulang. Televisi yang menyala menjadi teman menunggu, sudah dua gelas kopi ia minum agar tak mengantuk namun matanya tetap saja ingin terpejam. "Hoaamm.." lagi-lagi ia menguap, entah sudah beberapa kalinya. Kaki jenjang milik Reyea akhirnya melangkah menutup pintu rumah. Ia tahu Erick sudah berpesan padanya untuk tidur lebih dulu namun akan terasa aneh jika Reyea tak menunggu suaminya. Melirik jam di pergelangan tangan, menunjukkan pukul 12 malam Reyea lalu menutup pintu dan kembali ke ruang tengah. Ia mencoba berbaring di sofa yang ukurannya lumayan untuk di jadikan kasur. Menahan mata sekuat mungkin agar tak terpejam, dengan televisi yang menayangkan acara komedi tetap saja tak membuatnya merasa ingin menonton. Reyea tak tahu ra