Terik mentari yang tadinya terasa amat menyengat, kini kian menghangat dan jarum jam juga sudah mulai bergeser ke kanan. Kendati gelap belum tiba, tetapi bentuk bulan sabit selalu tergambar di bibir Wala. "Nggak terasa rupanya ini sudah lewat dari jam tiga sore." Wala menepikan mobilnya ke pinggir jalan dan berteduh di bawah pohon perindang. Sambil menyeka keringat di kening, sejenak dia menoleh angka jam pada head unit mobilnya. "Huh! Order hari ini lumayan banyak, sampai-sampai aku nggak sempat istirahat." Melalui mulutnya yang mengerucut, Wala membuang napas panjang. Tangannya juga langsung merogoh saku kemeja flanel yang tengah dia kenakan. "Lumayan juga pendapatan sebagai taksi online." Senyum Wala kian merekah, kala jemarinya sibuk menghitung uang hasil jerih payah hari itu. "Se