10. Apartemen Baru dan Alison Mengetahui Kebenaran

2031 Words
“Selamat datang,” Ujar Costa, saat ia mempersilahkan Alison masuk di apatemennya. Alison masih melihat seluruh isi kamar itu bahkan seetlah ia sampai di gedung apartemen. “Tempat ini bagus, aku pikir akan seperti sebuah kapsul berukuran kecil, tapi setelah sampai begitu besar dan panjang. Apa ini masuk kedalam tanah?” tanya Alison, sambil matanya tak henti melihat ruangan itu. “Bisa di bilang begitu. Bangunan ini memang masuk kedalam tanah, bentuknya melingkar, jadi terkesan panjang, dan tingginya pun beberapa meter, nampak kecil kalau dari atas karena setengah lingkaran.” Alison mengangguk-angguk, lalu merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur yang begitu empuk, lebih empuk dari kasur rumah sakit, yang bahkan ia tahu itu ruangan kelas VVIP, terlihat dengan lengkapnya fasilitas. “Oh aku lupa, sebentar,” sambung Costa lalu mengambil gadgetnya, dan sepertinya ia menghubungi seseorang dari sambungan telephone sana. “Aku menghubungi seorang asisten yang akan menjagamu nanti, aku juga menyewanya dari teman pemilik apartemen ini, lebih tepatnya aku meminjamnya.” “Apa ini tak terlalu berlebihan untukku, Costa?” tanya Alison lagi, karena menurutnya Costa terlalu baik padanya, bahkan mereka tak ebgitu dekat, apa Costa tak berpikir dirinya penjahat. “Tidak, santai saja,” ujar Costa. “Aku pulang dulu, ada urusan penting, tak lamas asistenmu akan datang.” Setelah mengucapkan itu Costa berlalu pergi, meninggalkan Alison di kamarnya sendiri. Setelah di tinggal Costa, Alison ingin merasakan mandi, mungkin ada air hangat di sana, karena sepertinya apatemen itu begitu mewah dan milik orang kaya. Aliosn masuk kedalam kamar mandi, menikmati air yang ternyata benar seperti dugaannya. Setelah beberapa saat mandi, ia berganti pakaian dan mulai menikmati kamar itu, sambil menatap keluar jendela. Belakang apartemen itu sebuah taman dengan rumput hijau dan pohon rindang yang menyejukkan, anginnya bhakn bisa amsuk lewat ventilasi. Untuk ia tak mendapatkan ruangan di bawah tanah. Padahal ia tadi sempat berpiki bahwa jika kota ini terlalu maju, akan tidak mungkin jika lahan untuk tumbuhan akan berkurang, nyatanya tidak. Tata leatk kota yang indah bisa membuat tumbuhan dan pepohonan tidak kekurangan lahan yang luas, bahkan tak tercemar sedikitpun. Bahkan saat dalam perjalan dengan mobil terbang tadi, ia samapi bisa melihat bahwa banyak taman yang berada di kota itu, penduduknya terlihat bahagia sekali, seperti tanpa sedikitpun beban. Saat ia masih menikmati sore hari itu sambil melihat keluar jendela, pintu kamarnya di ketuk seseorang, Alison berjalan kearah pintu dan membukanya. Saat ini didepannya ada seorang perempuan yang ternyum padanya, usianya sepertinya tak jauh dari Lolita, hanya saja wajahnya nampak seperti orang keturunan campuran asia. “Selamat sore, Nona. Saya Mira Lee, yang di panggil Tuan Costa kemari,” ujar perempuan bernama Mira itu. “Oh kamu, silahkan masuk,” Alison mempersilahkan Mira masuk kedalam kamar itu. “Aku Alison Este, kau bisa memanggil Alison saja.” “Baik, Nona Alison, untuk beberapa waktu kedepan saya ayang akan mengurus semua keperluan Anda, dari mulia bersih-bersih, masak hingga mencuci pakaian, tapi saya tidak menginap di sini, saya akan pulang setelah menyiapkan makan malan, dan kembali sebelum sarapan,” papar Mira menjelaksan pekerjaanya. “Terima kasih, Mira. Aku sangat tertolong dengan adanya dirimu. Kau mengingatkanku pada asistenku dulu saat masih di Berlin, dia seusiamu cantik dan baik,” ujar Aliosn. Mirai hanya bisa mengangguk sambil tersenyum, ramah tapi tak banyak berbicara. Setelah itu Mira membersihkan kamar yang di gunakan Alison kini, untuk memulai pekerjaanya, setelah itu ia mulia memasak, sementara Alison tertidur hingga larut malam, karena sejak tadi ia memang sudah mengantuk dan ingin tidur. *** “Apa yang kau dapatkan?”  tanya Mark pada Antonio saat Antonio menemuinya kembali di ruang kerjanya. Sehari setelah Antonio mengatakan penemuannya tentang Aliosn, kapal dari masa lalu, serta gelombang distorsi ruang dan waktu, Mark langsung mencarinya sementara Antonio mencaritahu tentang keberadaan Alison. “Perempuan itu sudah keluar dari rumah sakit dan Tuan Costa membawanay ke apartemen keluarga Rapsada,” ujar Antonio memberitahu tentang keberadaan Alison kini. Mark mulai berpikir tentang perempuan bernama Alison, dan hubungannya tentang Costa. Memang itu tak mempengaruhi apapun dlaam hidupnya dan caranya untuk menjatuhkan Costa nanti di pemilihan presiden, tapi ia penasaran. Lebih lagi ia ingin tahu jelasnya bagaimana perempuan itu bisa sampai di Ingerdia dengan kapal yang sudah hancur. “Selidiki lebih jauh lagi, aku ingin tahu apa hubungannya dengan Costa, jangan sampai lolos mereka.” Setelah Mark mengucapkan hal itu, Antonio mengangguk dan kembali berlalu dari ruangan sang bos, membiarkan Mark sendirian disana memikirkan tentang rencana barunya untuk menjatuhkan Costa. Antonio keluar dari ruangan Mark sambil bermain dengan gadgetnya, saat tsengaja ia bertemu dengan Andreas yang berada di sana, dan entah keluar dari ruangan mana serta bertemu siapa. “Kau, kenapa berada di sini?” begitu tanya Andreas saat melihat Antonio disana. “Harusnya aku yang bertanya begitu, ngapain kamu di sini/ kalau aku sudah jelas kelaur dari ruangan Proffesor Mark,” jawab Antonio ketus. Bukan hanya kedua majikannya saja yang berselih, kadang Andreas dan Antonio juga melakukan hal itu, apalagi saat Martha sahabat yang di cintai Antonio akhirnya jatuh pada pelukan Andreas, itu semakin membuat rasa benci Antionio memunjak setiat bertemu Andreas. “Aku habis mengunjungi Nayla, untuk melakukan beberapa hal dengannya,” ujar Andreas. “Melakukan apa?” tanya Antonio. Andreas memutar otaknya, berusaha mencari alasan, karena tak mungkin ia berterus terang jika bertemu untuk membahas sesuatu yang penting. “Chek tulang,” kata Andreas berbohong, lagi pula ia tak ingin berkata jujur pada Anonio. “Lagi pula kau tak perlu tahu, bukan urusanmu.” Setelah mengatakan hal itu Andreas berlalu pergi meninggalkan Antonio yang masih disana dengan memasang wajah  tak pedulu. Ia masih berpikir dengan alasan Andreas yang mengatakan chek tulang, sepertinya selama ini Andreas tak pernah mengalami masalah serius tentang tulangnya, patah ataupun jatuh juga tidak pernah sama sekali. Tapi, pikiran Antonio mulai mengingat pertemuan Andreas dengan Naylan. Semua orang tahu Nayla adalah dokter sekaligus proffesor perempuan yang juga tertarik tentang ruang dan waktu, bukan hanya Mark. Mengingat hal itu Antonio langsung kembali berjalan masuk kedalam ruanganan Mark, karena sejak ia keluar dari sana, ia belum melihat majikannya itu menampakkan dirinya. Antonio memburu langkahnya, ini mungkin berota besar, mungkin juga Costa bekerja sama dengan Nayla untuk mengetahu tentang gelombang magnet itu, dan mencari tahu bagaimana caranyanya Alison bisa kembali ke dunianya lagi, lebih tepatnya pada masanya. Antonio kini mengetuk pintu ruangan Mark dan membuka pintu itu secara perlahan, namun anehnya Antonio tak menemukan siapapun di sana, Mark tak nampak  di ruang kerjanya, karena lampu ruangan itu pun sudah padam. Majikannya itu memang aneh, padahal tadi tak nampak kelaur ruangan. Apa Mark pergi menggunakan lift hologram ke suatu lantai, jika benar kemana Mark pergi? ***Paginya...“Selamat pagi, Nona,” ujar Mira saat Alison keluar dari kamaranya dan mulai duduk di kusi makan. Pagi itu Mira sudah menyipkan sarapan untuk Alison, makanan berbahan dasar laut dan sayur-sayuran, karena Costa menginginkan Alison cepat pulih dari sakitnya. “Pagi Mira, masakanmu banyak sekali. Sepertinya masakanmu enak?” begitu ujar Aliosn saat dirinya sudah mulai menikmati masakan Mira. “Iya, aku yang masak. Hanya makanan laut biasa, aku tak begitu pandai mengolah rempah-rempah.” “Kau terlalu merendah, ini saja menurutmu sudah setara koki bintang lima,” puji Alison pada Mira, Mira hanya tersenyum pelan. Sejak bertemu Mira memang sangat irit senyum bahkan berbicara. Alison kini mulai menikmati makannya, perutnya yang sejak seminggu terus makan makanan rumah sakit, saat ini sudah mulai merasakan makanan enak. Saking enaknya ia tak pernah berhenti mengunyah makanan itu. Di tempat itu hanya ada dirinya  dan Mira, mungkin Mira akan makan dirumahnya, sementara makanan itu ia sendiri yang menghabiskannya. “Costa belum datang kesini, Mira?” tanya Alison setelah mulutnya mulai kosong dengan makanan. “Belum. Sepertinya Tuan Costa sibuk sekali dengan pekerjaanya,” ujar Mira. “Apa menjadi seorang dosen begitu sibuk? Sampai sulit menemuiku,” kata Alison mulai berpikir. Sesaat kemudian ia menyentuh kepalanya, kenapa ia jadi kepikiran saat Costa belum datang ketempatnya. “Dosen? Tuan Costa tak pernah bekerja sebagai dosen,” ucap Mira sambil menaruh makanan penutup di atas meja makan. Aliosn menghentikan makannya dan mulai memikirkan tentang ucapan Mira, asistennya itu mengatakan bahwa Costa bukanlah seorang dosen, sementara Costa mengatakan padanya bahwa dirinya seorang dosen. Mira yang tidak jujur atau Costa yang berbohong padanya? “Costa mengatakan kalau dia seorang dosen matematika,” ujar Alison lagi dengan masih meyakinkan ucapan Mira. “Tuan Costa seorang anggota senat di parlemen pemerintahan, Nona dan tahun ini ia akan mencalonkan diri sebagai seorang presiden,” ucap Mira kini yang semakin membuat Alison bingung. Ternyata Costa orang penting di Ingerdia, pantas aja ia punya Apartemen semewah itu yang katanya milik temannya, dan kamar yang merawatnya saja kamar VVIP yang bisa dipastikan kualitas nomor satu. Tapi jika benar begitu, kenapa Costa harus berbohong padanya dan berusaha menyembunyikan hal itu darinya, apa itu sebuah masalah hingga tak sembarang orang harus tahu apa pekerjaanya. Setelah itu ia tak lagi menanggapi ucapan Mira, ia masih menikmati makannyam, tapi tak seperti tadi, mungkin perutnya mulai kenyang dengan banyak makanan atau ia mulai kepikiran soal Costa dan semua hal bohong darinya. “Aku sudah selesai dengan makannya, terima kasih Mira,” ujar Alison kemudian sambil meninggalkan meja makan dan kembali kekamarnya. Alison lihat sekilas ada buku bagus tadi yang di letakkan di kamarnya, mungkin itu peninggalan penghuni sebelumnya atau memang Costa senagaj menaruhnya di sana. Mungkin membaca buku bisa menghilangkan sedikit rasa penasarannya kenapa Costa tidak jujur padanya tentang siapa dirinya. Saat berada di kamar, Alison menemukan buku yang di lihatnya berada di atas meja. Ternyata sebuah enskilopedia mini dengan pembaharuan terbaru. Mungkin dari buku itu ia bisa sedikit lebih tahu bagaimana dan apa yang terjadi pada bumi setelah 50 tahun berlalu. Alison menyalakan musik dikamarnya, Mira yang mengajarinya tadi malam. Jendela kamar juga di buka, dengan musik berirama pelan yang ia tak tahu dari penyanyi siapa, ia mulai membuka satu persatu halaman buku itu. Ternyata selama 50 tahun ini sudah banyak yang terjadi, kejadian-kejadi mengerikan yang mungkin saja terjadi jika ia bisa kemabli kemasanya nanti. Bahkan ia bingung sampai ada berita tentang kiamat tahun 2012, virus mematikan tahun 2020, dan masih banyak lgi. Alison mengingat tentang virus yang di katakan Costa, apa mungkin karena itu ekonomi Amerika bisa terpuruk dan anjlok begitu saja dalam kurun waktu kurang dari sepuluh tahun. Dan di tahun yang tak berbeda negara Ingerdia di bangun. Apa saat nanti Alison bisa melihat peristiwa itu di hidup barunya setelah kembali masanya? Belum selesai membaca setelah buku, Aliosn mulai mengatuk kembali dan merasa ingin tidur. Membaca buku memang obat tidur paling amouh yang pernah ada, meskipun tubuh tak benar-benar ingin tidur. *** Pukul dua siang, Costa datang keapartemen Alison, Alison juga sudah bangun dari tidurnya akibat dari membaca buku tadi. “Kau baru datang,” ujar Alison begitu keluar dari kamarnya. “Ada banyak kelas hari ini dana da rapat juga, jadi sedikit sibuk,” kata Costa sambil duduk di sofa. “Kau sudah makan hari ini?” “Aku sudah sarapan, tapi siang belum, aku baru bangun tidur,” jawab Alison sambil membuatkan minuman Costa. “Bagaimana kalau kita makan diluar sambil kita jalan-jalan,” ujar Costa mengajak Alison. “Dan Mira mengirimku pesan, kalau dia akan datang esok pagi karena hari ini ada urusan. Makanmu ada di kulkas, tinggal kau panaskan untuk makan malam.” Setelah emndengarkan ucapan Costa, Alison kemudian membuka kulkas dan melihat banyak makanan di sana, entah makanan mana yang harus ia panaskan untuk makan nanti malam. Karena ia saja bingung jenis makanan-makanan itu apa. “Aku berganti pakaian dulu,” setelah mengucapkan hal itu Aliosn kembali masuk kedalam kamarnya, mengganti pakaiannya untuk yang lebih santai. Di dalam sana juga sudah ada banyak sekali baju-baju yang cocok untuk tubuhnya, Costa mempersiapkan segalanya sepertinya sebelum Alison masuk ke apartemen itu. Setelah selesai Aliosn keluar dari kamar, sesaat kemudian keduanya keluar dari apartemen itu untuk berjalan-jalan menikmati sore hari di Sidir. Alison meminta untuk berjalan kaki, ia lelah menggunakan kendaraan, ia ingin membawa kakinya berjalan dan tubunya agar cepat sehat. Costa menyetujui permintaan Alison, meskipun ia sedikit malas karena tak biasa melakukan hal itu. Saat mereka sampai di bawah dan mulai berjalan kaki, mereka banyak berbicara dan mengobrol, tapi Alison sedikitpun belum membahas tentang Costa yang berbohong padanya. Sementara Costa terus bercerita tentang pekerjaanya sebagai seorang dosen, entah dari mana Costa bisa mengarang hal itu. “Tempat pejalan kaki ini aku pikir cukup bagus,” ujar Alison saat mereka melewati trotoar yang cukup luas di pinggir jalan raya. “Kau mau aku menjelaskan lagi tentang kota ini? Kau tak bosan?” kata Costa sambil tersenyum, karena pembicaraan mereka pasti tak jauh tentang tata letak kota dan sebagainya. “Sudah aku bilang kalau kotamu ini bagus, kepala pemerintahnya pasti pandai mengaturnya, ayo ceritakan lagi padaku.” “Seperti yang sudah aku katakan kalau Ingerdia sengaja di bangun sebagai negara tersbersih, kami mengruangi kendaraan seperti seepeda motor untuk menciptakan udara yang segar. Agar kebutuhan oksigen tercukupi, karena di negara ini tumbuhan belum begitu banyak.” “Tapi, hampir 70% kebutuhan oksigen berasal dari dasar laut kan, dari jenis plankton dan tumbuhan lainnya,” ujar Alison, Costa mengangguk tanda paham. “Setidaknya tumbuhan berguna menyaring udara kotor, meskipun negara ini sudah menggunakan bahan bakar yang bagus untuk mesinnya.” Mereka terus bercerita sambil berjalan-jalan, hingga mereka sampai di sebuah taman, menikmati sore hari disana.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD