Saat Lana terbangun, Liam sudah tidak ada di sisi lain ranjang. Mendengar suara dari dalam ruang ganti, sepertinya pria itu ada di dalam sana. Lana pun bergegas turun saat melihat jam di dinding yang sudah menunjukkan jam tujuh pagi. Bergegas mandi dan langsung ke ruang ganti.
Baru saja ia menggeser lemari pakainnya ketika tercengang dengan apa yang ada di hadapannya. Lebih dari satu lusin lebih setelan kerja yang sudah digantung berderet-deret di dalam lemari.
Tangannya terulur menyentuh kemeja biru langit yan berada paling dekat dengan tangannya, ketika kedua lengan menyelip dari balik tubuhnya dan sedikit tekanan di pundak. “Kau menyukainya?”
Lana kehilangan kata-kata untuk sesaat. Bukan karena begitu banyaknya pakaian yang masih terpasang tag harganya. Melainkan seberapa seriusnya p
