“Menikah!” Laura seketika menarik tangannya dari pergelangan tangan Alaric ia menghentikan langkah. Alaric menoleh ke belakang dengan sebelah alis terangkat. “Kenapa?” tanyanya. “Aku tidak ingin menikah dengan Anda,” tolak Laura memundurkan kaki beberapa langkah saat tangan Alaric terulur akan menariknya lagi. “Tidak mau?” tanya Alaric. Lelaki itu masih dalam batas kesabaran, terlihat dari suaranya yang masih datar namun itu menakutkan bagi Laura. “Tidak!” tolak gadis itu keras dalam pendiriannya. Terdengar sebuah helaan napas panjang dari rongga hidung Alaric hingga kemudian lelaki itu memejam kan mata dalam sesaat lalu maju untuk menarik tangan Laura. Namun sebelum ia menyentuh pergelangan tangan, Laura segera menyentakknya ke belakang. Dengan mata yang memicing waspada. “A