Seulas seringai tampak muncul dari bibir Michael, nyatanya kemarahan Alaric lenyap begitu saja ketika Faullina duduk di sampingnya menyiapkan makan siang. Dewi fortuna tampaknya masih berpihak pada Laura dan Alaric sebab, kalau saja Laura datang ke kantor pasti akan terjadi perang dunia yang siap meluluh lantakkan perusahaan ini dalam sekejab.
Michael hanya menatap tuan dan nyonyanya sedang duduk berdampingan tidak beranjak dari sana. “Aku tidak menyangka kau bisa melupakan Laura dalam sekejap ketika berhadapan dengan Faullina. Siapa sebenarnya yang kau cintai, Tuan. Laura? atau Nyonya Faullina?”
Ck. Ataukah Alaric ingin memiliki keduanya.
Duduk saling berhadapan di atas sofa berwarna coklat yang terletak di sudut ruangan. Meja kaca berbentuk persegi secangkir teh yang berarom
