"Apa ini yang kamu inginkan?" tanya Dion, menarik turunkan asisnya. Seakan memang dia menikmati kesempatan itu. Sedangkan Alice merasa sangat risih. Gimana tidak, baru kali ini dia merasakan ada yang menjaggal di bawahnya. Dion menarik pinggang Alice semakin masuk dalam dekapannya. Jemari tangannya meraih helaian rambut tipis yang mrnghalangipandnagan matanya, menyilakan rambutnya tepat di belakang telinga Alice. Detak jantung Alice semakin naik turun. Wajahnya pucat pasi, ingin rasanya menolak, tapi ia tak bisa berkutik sama sekali. Kini jemarin tangan kanan Dion memegang pahanya, mengusap lembut seketika membuat Alice menggeliat geli. Kenapa dalam keadaan rame seperti ini dia masih saja cari kesempatan. Gumam Alice, ia hanya bisa diam, saat tangan Dion mulai merabanya semakin naik