prolog
Sebuah pernikahan tanpa ikatan cinta, tanpa kasih sayang, atau bahkan tanpa saling mengenal sebelumnya. Pasti akan menjadi hal mengerikan tersendiri. Hidup menderita dengan orang yang tidak pernah kita sukai. Tersiksa batin dan jiwa raga ini menyerahkan semua milik kita pada laki-laki kejam.
Pernikahan yang sempurna. Ketika, merasakan bulan madu yang indah di pantai dengan villa yang terletak tepat di pinggir pantai, melihat pemandangan pantai paginya. Atau hanya bulan madu di pasti menyewa apartemen mewah di sana menikmati pemandangan menara eiffel dengan orang yang kita cinta pastinya.
Dan itu pasti jadi idaman semua orang. Dan jadi hal yang paling mengesankan dalam hidup mereka bisa menikah dengan orang yang paling kita cintai. Ya, itu yang dialami beberapa orang. Tapi tidak denganku. Aku pikir pernikahan padahal yang paling tidak aku suka dalam hidupku. Kenapa?
Karena aku sangat benci menikah dengan orang yang sama sekali tidak pernah ada dalam hidupku. Aku orang kaya? Bisa menikah dengan laki-laki manapun yang bisa membawaku ke dalam pusat cinta. Dan aku tidak merasakan dengan pasangan yang akan menikah denganku, memang aku belum tahu siapa dia. Apa dia baik? Atau malah akan membawa pengaruh buruk padaku?
Pernikahan adalah hal paling menyedihkan dalam sejarah hidupku, aku dipaksa menikahi orang yang sama sekali tidak aku cintai. Aku sudah bilang pada mereka semua. Tapi apa? Mereka tetap memaksaku untuk menikah.
Dan dua hari lagi pernikahan ku akan segera dimulai, semua tampak sangat bahagia. Tidak denganku, aku harus meninggalkan kekasihku yang sudah hampir 5 tahun kami pacaran. Dan sekarang harus putus hanya karena sebuah perjodohan. Entah apa yang akan terjadi.
Apakah aku harus terus pura-pura untuk mencintai orang yang tidak aku cintai. Atau aku pura-pura bahagia di depan semua orang atas penderitaan yang aku alami setelah menikah. Iya, air mataku penuh buaya. Bukan, karena aku suka bermain laki-laki, tetapi karena aku, aku terlalu bodoh mencoba terus bahagia di depan orang. Padahal dalam hati aku tersiksa, menderita dengan apa yang sudah menjadi keputusan terakhirnya.
Menikah hanya sebagai pengganti kakakku. Tapi apa jadinya jika pernikahan itu berubah menjadi sebuah cinta yang amat dalam. Kisah cinta lama yang tiba-tiba terulang kembali.
Aku ingin lari dari jauh, sejauh mungkin dari kenyataan ini. Tapi hati dan jiwaku seakan di belenggu sebuah pernikahan yang membuat aku tidak bisa berkutik lagi. Aku terkurung dalam lingkaran asmara yang membuat aku semakin terpuruk. Rasa sedih! kesal! mengaduk-aduk hatiku.
Pernikahan yang merubah segalanya, dari benci jadi cinta.
-------