Razel baru saja di persilahkan mengisi salah satu kamar kosong di mansion mewah milik Felix, kamar itu berdekatan dengan kamar Elaine agar dia bisa selalu memantau keadaan Elaine setiap saat.
Kamar yang akan dia tempati saat ini di desain sendiri oleh Felix, hal itu di jelaskan oleh Eddie beberapa saat yang lalu. Bahkan hari ini semua furniture di kamar itu adalah barang baru dan baru saja datang tadi sore.
Razel tidak melihat barang-barang itu datang karena dia menemani Elaine bermain seharian di kamarnya. Mulai dari ranjang berukurang king size, meja rias, lemari, rak sepatu, tas, hingga semua pakaian mewah telah di beli oleh Felix hanya untuk Razel.
Saat ini Razel tidak bisa tersenyum bahagia melihat semua kemewahan yang di berikan kepadanya, selama dia tidak bisa menghubungi Sabrina dan memberitahu kepadanya bahwa dia masih hidup, maka selama itu juga Razel akan menanggung rasa bersalah kepada sepupunya yang sudah dia anggap lebih dari siapapun juga.
“ Kenapa masih sedih.?” Sahut seseorang yang ternyata sudah berdiri di ambang pintu kamar sejak tadi.
“ Kau tidak akan mengerti apa yang ku rasakan sekarang, jadi berhenti bertanya seperti itu.” Ketus Razel.
Kemudian Felix masuk ke dalam, dia menutup pintu sebelumnya agar tidak ada yang melihat dia masuk ke dalam kamar tersebut. Kemudian Felix mendekati Razel sambil menyentuh kedua pundaknya dengan tatapan yang teduh.
“ Aku tidak melarangmmu untuk memberitahu Sabrina tentang kematian palsu mu itu, tapi tidak untuk sekarang. Akan ada waktunya kamu bisa menemui Sabrina dan menjelaskan semuanya kepada sepupumu itu.” Ujar Felix sontak membuat Razel akhirnya mengerti dan dapat merasa lebih tenang sekarang.
“ Kenapa kau melakukan semua ini padaku? Kau tahu aku hanya orang asing, tapi kenapa kau bisa sebaik ini padaku.?” Tanya Razel menatap Felix dengan serius.
Kedua bola mata Razel membulat dengan sempurna ketika Felix dengan tiba-tiba memberikan sebuah ciuman, saat itu Razel yang terkejut langsung mendorong tubuh Felix dan memalingkan wajahnya yang mulai berubah merah.
“ Lagi-lagi kau melakukan ini, aku tidak mengerti dengan pola pikirmu itu.” Balas Razel yang kali ini tak berani menatap wajah Felix.
“ Ciuman selamat malam.” Balasnya dengan santai dan kemudian pergi meninggalkan Razel sendirian.
Tubuh Razel jatuh di lantai akibat tak kuasa menahannya lagi, dengan ekspresi yang tidak biasa dia menatap pintu besar berwarna putih itu dan mengutuk dirinya sendiri.
“ Sial, aku tidak boleh sampai jatuh hati pada Felix.”
**
“ Apa? Aku harus ikut ke acara keluarga kalian.?” Lontar Razel sangat terkejut mendengar Felix baru saja memberitahunya untuk ikut di acara keluarga Felice.
Seperti yang dulu di katakan oleh Eddie tentang keluarga Felice, dimana mantan pemimpin black dragon sendiri yang merupakan ayah kandung dari Felix akan mengadakan acara kumpul keluarga.
“ Aku menolaknya, aku bahkan bukan bagian dari kalian.” Lontar Razel merasa tidak pantas untuk hadir disana.
“ Kalau begitu ini sampai hari ini Elaine tidak akan pernah datang di acara kumpul keluarga yang di lakukan oleh kakeknya.” Sahut Felix.
“ Apa maksudnya? Kenapa Elaine tidak pernah datang.?” Tanya Razel.
“ Itu karena tuan Felix tidak pernah ikut menghadiri acara keluarga, namun kali ini dia ingin pergi bersama kalian berdua.” Jawab Eddie kemudian.
“ Tapi bagaimana aku bisa pergi? Aku bukan siapa-siapa disana.” Razel masih tidak percaya diri dan tentu saja dia tahu diri akan statusnya.
“ Kau akan datang sebagai calon istriku.” Jawab Felix kembali membuat Razel terkejut bukan main.
“ Apa? Calon istri katamu.?”
“ Hanya akting, aku akan memperkenalkanmu pada orang tuaku sebagai calon istriku. Tapi itu hanya sebatas perkenalan saja, bagaimana.?” Tanya Felix.
“ Baiklah, kalau hanya pura-pura aku akan melakukannya. Semua ini demi Elaine juga, dia pasti sangat ingin bertemu dengan kakek neneknya.” Gumam Razel lirih.
**
Sepuluh jam sebelum mereka berangkat menuju lokasi acara kumpul keluarga Felice, Razel di hadapi oleh beberapa orang yang datang untuk menata rambut dan memberikan riasan wajah untuknya. Felix memilih seseorang yang ahli dalam hal tersebut, bahkan untuk gaun yang di gunakan Razel pun sampai membuatnya menelpon desainer terkenal di Paris untuk membawakan salah satu koleksinya.
Sebuah gaun indah berwarna merah maroon dengan model tanpa kerah dan memiliki tali berukuran sedang di bagian bahu, tingginya pun hanya mencapai mata kaki saja dan bagian samping akan memperlihatkan kaki jenjang seseorang yang akan menggunakan gaun tersebut.
Dan saat ini gaun itu telah terpasang di sebuah manekin, saat ini Razel tengah di rias oleh penata rias terkenal. Rambutnya telah tertata rapih, dan sedikit lagi semuanya selesai.
Seorang gadis kecil dengan dress biru muda baru saja masuk ke dalam ruangan Razel, dia terpesona melihat cantiknya wajah Razel yang bahkan belum dalam penampilan 100 % siap.
“ Mama sangat cantik.” Puji Elaine.
“ Elaine juga sangat cantik.” Balas Razel sambil membelai lembut pipi chubby anak itu.
Kini Razel telah selesai dan saatnya mengenakan gaun yang telah di pilih oleh desainer terkenal, untuk menggunakan gaun tersebut dia di bantu oleh penata rias tadi. Dan setelah semua selesai barulah Razel tampak berbeda dari dia sebelumnya.
“ Apa ini benar-benar aku.?” Bahkan Razel sendiri pun terkejut melihat dirinya yang di balut busana mewah dan make up yang menghiasi wajahnya.
“ Ayo kasih lihat papa.” Ajak Elaine menarik tangan Razel untuk keluar dari ruangan itu.
“ Iya sayang pelan-pelan, mama pakai heels jadi agak susah kalau harus cepat-cepat.” Balas Razel.
“ Papa, lihat mama sangat cantik.” Sahut Elaine kompak membuat semua yang menunggu diluar langsung melirik ke arahnya.
Semua orang tampak takjub melihat kecantikan Razel, bahkan Eddie sampai mengakui bahwa Razel adalah wanita tercantik yang selama ini dekat dengan Felix dan Elaine.
“ Bagaimana pa? mama cantik kan.?” Ulang Elaine yang terus menanyakan hal itu kepada Felix.
“ Biasa saja. ayo kita berangkat.” Balas Felix cuek.
Ekspresi kesal Razel terlihat begitu jelas, dia sampai menatap sinis Felix yang sedang berjalan keluar. Beberapa anggota black dragon akan ikut menemani, karena ini adalah perjalanan pertama mereka yang akan memakan waktu cukup lama untuk sampai ke sana.
**
Marseille merupakan kota yang menjadi tempat pertemuan keluarga Felice hari ini, rumah yang terdapat di kota itu memang di jadikan sebagai tempat pertemuan untuk semua keluarga bertemu.
Bahkan ayah dari Felix yaitu Maurice Felice sampai datang dari Italia bersama istri dan anak bungsunya, dan mereka sudah berada disana sejak dua hari yang lalu untuk mempersiapkan jamuan makan malam spesial untuk keluarga mereka.
Setelah menempuh perjalanan jauh dari Paris menuju Marseille selama kurang lebih delapan jam, akhirnya mereka telah tiba di sebuah kediaman mewah yang jauh lebih besar dari mansion milik Felix.
Razel sampai terdiam menatap rumah sebesar itu di hadapannya, tak sampai di situ saja di sekitar rumah telah berkumpul para pengawal persis seperti di rumah Felix, namun yang membedakan adalah jumlah mereka yang saat ini lebih banyak dari para pengawal Felix.
“ Dengar apa kataku tadi, jangan mengatakan apapun di depan mereka nanti.” Ucap Felix sedikit berbisik di telinga Razel.
Elaine meminta Felix untuk menggendongnya, saat ini Elaine dengan mode manja dan ingin terus menempel di dekat Felix membuat Razel gemas melihatnya.
“ Ayo masuk.” Ajak Felix sambil meraih tangan Razel di tangan kiri, dan menggendong Elaine dengan tangan kanannya.
Setibanya di pintu masuk rumah itu, seorang pria dengan stelan jas hitam menyambut mereka dengan sangat hangat.
“ Selamat datang di rumah tuan Felix dan nona muda Elaine, silahkan ikut saya menuju ruang perjamuan.” Ucap pria itu yang merupakan asisten pribadi ayah Felix.
Razel merasa sangat gugup setelah dia melangkah memasuki rumah itu, dia tidak pernah seperti ini sebelumnya apalagi dia di larang oleh Felix mengatakan sesuatu yang tidak-tidak.
Sadar bahwa Razel sedang gugup, Felix langsung menggenggam erat tangan Razel yang membuat fokus wanita itu langsung tertuju kepada Felix.
Setibanya di ruang perjamuan mereka di sambut oleh seorang pria setengah baya dengan tubuh yang tinggi dan rambut putih yang sudah memenuhi kepalanya, meski begitu dia masih terlihat begitu tampan di usianya yang sudah cukup tua. Razel langsung tahu kalau dia adalah ayah Felix, wajah mereka pun tampak sangat persis.
“ Kakek.” Seru Elaine berusaha turun dari gendongan Felix dan berlari memeluk Maurice.
“ Elaine ku sayang, kakek sudah sangat merindukanmu.” Balas Maurice mengecup pipi cucu perempuannya dengan bahagia.
Kemudian di sebelah Maurice ada seorang wanita yang sedikit lebih muda dari Maurice, dan dia adalah ibu tiri dari Felix yaitu Sheenaz. Wanita itu juga menyapa Elaine dengan penuh kasih sayang, namun saat itu Razel tidak melihat adik tiri Felix di ruangan tersebut padahal dia sangat penasaran dengan sosok adik tiri Felix.
“ Siapa wanita itu Felix? Kau tidak bilang kalau akan membawa seseorang di pertemuan keluarga kita.?” Tanya Maurice menatap Razel dan Felix bergantian.
“ Dia mama Elaine.” Jawab gadis kecil itu sontak membuat Maurice dan Sheenaz menoleh kaget.
“ Benar, dia adalah mama Elaine. Lebih tepatnya akan menjadi calon istriku.” Sambung Felix yang kali ini membuat Razel terkeju mendengarnya.
Meskipun saat di perjalanan tadi dia sudah di briefing oleh Felix, namun tetap saja Razel masih terkejut jika Felix asal ceplos seperti barusan. Melihat kedua orang tua Felix yang terkejut sontak membuat Razel malu, saat ini Felix bahkan masih menggenggam erat tangannya.
“ Perkenalkan dirimu ke mereka.” Ucap Felix dengan suara yang lembut memandang ke arah Razel.
“ Namaku Razel Piere, senang bertemu dengan kalian berdua.” Gumam Razel bingung bagaimana cara memperkenalkan diri yang baik.
“ Razel adalah seorang pengusaha kaya raya, dan dia berhasil membuat Elaine menyukai dirinya sehingga aku memutuskan untuk menikahinya.” Lanjut Felix.
“ Kenapa kau baru mengatakannya sekarang.?” Lontar Maurice.
“ Karena aku tidak ada waktu untuk memberitahu kalian.” Jawab Felix.
“ Bagaimana kalau kita mulai jamuan makan malamnya.” Sahut Sheenaz yang merasa suasana di ruangan itu mulai berubah jika terus di lanjutkan maka akan menjadi pertengkaran antar ayah dan anak.