Bagai buah simalakama posisi Gladys saat ini, kepalanya pusing, rasa ingin meledak seketika. Teo berhasil membuatnya menjadi kepikiran akan masalah ini, bahkan pria itu semakin membuat rumit masalah yang ada. Kemungkinan besar akan banyak korban yang menjadi bahan ancaman dari pria tersebut. Tentunya Gladys tak akan tinggal diam saja. "Teo, aku mohon jangan semakin mempersulit masalah ini." Tidak ada cara lain, Gladys memang harus bisa membuat pria itu luluh dan hatinya menjadi lebih hangat, setidaknya Teo tidak berbuat macam-macam kepada orang terdekatnya. "Bagaimana, Sayang? Bukankah indah bila seluruh keluargamu dan keluarga Yudha merasakan hal yang sama? Aku akan dengan senang hati melakukannya, Sayang." Air mata Gladys mengalir menyusuri pipi ranumnya. Rasa takutnya semakin membes