Bab 1

997 Words
Rafael Erwani, seorang dokter muda berprestasi yang sudah mendapatkan gelar sebagai salah satu dokter bedah terbaik di usianya yang baru menginjak 29 tahun. Selain memiliki karier yang cemerlang, ia juga merupakan putra bungsu dari salah satu konglomerat ternama di Indonesia yang memiliki bisnis di bidang transportasi. Ayahnya adalah Direktur Wains Air, yang merupakan salah satu maskapai penerbangan dengan kualitas terbaik dan Mamanya adalah seorang desiner ternama yang memiliki brand sendiri dan cukup terkenal di kalangan para sosialita. Memiliki karier yang baik serta memiliki paras yang rupawan, membuat semua orang menganggap Rafael Erwani sebagai salah satu pria yang paling diinginkan menjadi pasangan setiap wanita. Walau orang berpikir dirinya adalah pria idaman, siapa sangka bahwa ternyata dirinya tidak bisa memiliki wanita yang ia sukai. Saat ini Rafael Erwani tengah berada di sebuah ballroom salah satu hotel ternama di jakarta. Di tempat tersebut sedang berlangsung sebuah pesta resepsi pernikahan yang begitu meriah. Rafael terlihat berdiri di sudut ruangan sambil memegang segelas wine di tangannya. Tatapan matanya nampak lurus menatap lekat ke arah pelaminan, tepatnya menatap mempelai wanita yang nampak begitu cantik dengan balutan dress berwarna gold yang membuat kulit tubuhnya terlihat begitu cerah. Wanita yang berada di pelaminan tersebut adalah Chilla Maharani, wanita yang berhasil mencuri hatinya. Walau bibirnya selalu mengatakan bahwa ia sudah ikhlas melepaskan wanita itu, namun hatinya tidak bisa berbohong. Rasanya begitu perih ketika melihat Chilla yang nampak tersenyum bahagia di samping suaminya yaitu Antoni Mawardi. “Dokter Rafael.” Mendengar namanya yang dipanggil oleh seseorang membuyarkan lamunan Rafael yang tengah menatap lekat pengantin wanita. Ia segera mengalihkan pandangannya ke arah sumber suara yang memanggilnya itu dan segera memberikan senyuman formal saat mendapati yang memanggilnya adalah Argina Mawardi, putri bungsu keluarga Mawardi dan adik kandung dari mempelai pria yang bersanding bersama Chilla. “Kenapa anda hanya berdiri di sini?” Tanya Gina yang berjalan menghampiri Rafael. “Hanya tengah menikmati wine dengan tenang,” jawab Rafael sambil menunjukkan gelas wine yang dipegangnya. Sejujurnya Rafael sedikit bingung karena Gina yang tiba-tiba menghampiri dirinya. Pasalnya mereka berdua sebenarnya tidak cukup akrab untuk mengobrol berdua, biasanya mereka hanya bertemu secara tidak sengaja beberapa kali di acara yang sama setiap Rafael mengobrol dengan saudara-saudara dari gadis ini. “Kalau boleh tahu kenapa kamu menghampiri saya Gina?” Tanya Rafael. Gina langsung tersadar setelah mendengar [pertanyaan pria di hadapannya. Ia segera mengarahkan tangannya ke arah salah satu meja tamu yang berada di dekat area pelaminan dimana terlihat Bagas Mawardi dan gerald Mawardi serta isteri-isteri mereka duduk. “Kak Bagas nyuruh aku manggil Dokter Rafael buat gabung sama mereka di sana,” jawab Gina. Rafael memberikan gelengan sambil tersenyum tipis. “Bilang sama kakak kamu, saya biar di sini saja. Lagipula di tempat sana kan khusus keluarga,” ujar Rafael menolak tawaran Bagas yang disampaikan Gina. “Ta…..” Sebelum Gina menyelesaikan perkataannya, seseorang tiba-tiba lewat di belakang Gina dan menyenggol gadis itu, hingga akhirnya ia terdorong ke arah Rafael dan menabrak pria itu. Yang mengejutkan adalah wine yang berada di tangan Rafael tumpah membasahi gaun Gina, tepat di bagian dadanya. “Astaga,” teriak Gina menjerit kaget mendapati bagian depan gaun berwarna biru langit yang ia kenakan sudah basah dan terdapat corak noda merah. “Saya benar-benar minta maaf Gina,” ucap Rafael yang juga nampak panik. Tangannya terulur ingin membersihkan sisa cairan yang tumpah di tubuh Gina, namun pergerakannya langsung terhenti saat menyadari bahwa bagian yang basah berada di area intim milik gadis itu. “Nggak pa pa dok, kan ini bukan salah dokter,” ujar Gina sambil mengebas beberapa kali bagian yang basah di gaunnya. “Untungnya saya masih bawa gaun yang tadi saya pake pas acara pemberkatan nikah, jadi saya tinggal ganti pake gaun itu aja,” jelas Gina. “Syukurlah kalau gitu.” Rafael menghela nafas lega. “Saya mau ke kamar dulu buat ganti baju. Dokter Rafael mending langsung ke meja yang didudukin sama Kak Bagas dan yang lainnya ya, biar saya nggak dimarahin karena dikira ngilang dan nggak manggil dokter,” ujar Gina dengan tatapan memohon. Setelah itu tanpa menunggu jawaban Rafael ia langsung berjalan pergi meninggalkan pria itu. Sejujurnya Rafael tidak ingin bergabung dengan keluarga Mawardi. Namun, setelah tragedi yang ia lakukan pada gaun Gina yang pasti cukup malah, akhirnya ia memilih mengalah dan mengikuti permintaan gadis itu. Kakinya kemudian melangkah menghampiri meja mereka. “Akhirnya Dokter Rafael datang juga ke sini, mari Dok duduk di sini,” ujar Bagas menyambut ramah saat Rafael tiba di meja mereka. Ia mempersilahkan rafael untuk duduk di salah satu kursi kosong sampingnya. Rafael tersenyum formal pada semua orang di meja tersebut sambil menjabat tangan mereka satu persatu. Ada Bagas Mawardi beserta isterinya Arum, serta Gerald Mawardi beserta isterinya Dewi. Setelah itu barulah ia duduk di kursi yang ditunjuk Bagas untuknya tadi. Tidak lama setelah Rafael duduk, Argina Mawardi terlihat berjalan menghampiri meja tersebut dengan sudah mengenakan gaun lain. “Kok kamu ganti gaun sih Gin?” Tanya Arum begitu Gina sudah menarik kursi yang berada di samping Rafael dan duduk di sana. Gina sempat melirik ke arah pria di sampingnya sebelum menjawab, “gaun yang tadi ketumpahan minum kak,” jawab Gina. Semua orang mengangguk paham kemudian mulai kembali menikmati makanan mereka masing-masing sambil sesekali melihat ke arah pelaminan. “Ngeliat Chilla dan Antoni yang berdiri di pelaminan entah kenapa bikin aku ngerasa lega banget. Lika liku hubungan mereka ternyata berakhir bahagia,” ujar Dewi yang menatap haru pada mereka. Semua orang di meja tersebut kecuali Rafael nampak tertawa kecil mendengar perkataan Dewi. “Untung aja bocah bodoh itu cepet sadar. Kalau dia nggak sadar-sadar pasti yang ada di pelaminan saat ini Chilla dan pria lain,” ujar Gerald sambil menikmati makanan di hadapannya. Rafael berusaha sekuat tenaga untuk mengontrol ekspresinya agar terlihat baik-baik saja. Namun walau ekspresi wajahnya nampak biasa saja, tangannya yang mencengkram kuat gelas tentu saja menunjukkan perasaannya yang sebenarnya. Argina Mawardi, wanita muda yang duduk di samping Rafael saat ini tentu saja menyadari tangan pria itu yang mencengkram kuat gelas yang tengah ia pegang.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD