Leonardo menunduk dan menatap wajah Florence yang masih terlihat basah. Pria itu menghela napasnya lembut ia pun memecah keheningan. "Flo ..." panggil Leonardo pelan. "Iya?" tanyanya lembut. "Kau marah?" "Aku tak berhak marah padamu Leo, tak perlu khawati,r" jawab Florence pelan. "Florence, kau istriku. Kau berhak memarahiku." "Aku lebih memilih untuk terbiasa mandiri, agar jika nanti kau menceraikanku_" "Stop!" Florence menaikkan penglihatannya menatap wajah Leonardo yang sudah mengetatkan rahangnya. "Cerai?" Florence menunduk takut, ia kembali menumpahkan tangisannya di dalam dekapan hangat Leonardo. "Kau pikir aku akan menceraikanmu?" tanya Leonardo dengan nada tegasnya. "Leo, ku pikir hidupmu sudah cukup terbebani dengan bayi ini, jadi aku akan mundur setelah bayi ini lahir."