HUJAN siang ini, membuatku termenung di depan ujung koridor yang menghubungkan ke bagian gerbang sana. Hujan membasahi bunga-bunga indah yang ada di taman itu. Suara air berjatuhan dari atas langit sana, membuat suaranya bergemericik dan menghadirkan wangi tanah yang menguap. Tanah yang kering dan gersang. "Petrikor memang menyenangkan!" Aku menoleh pada lelaki yang kini berada di sampingku. Dia menatapku lembut sekali. "Aku juga menyukainya." Ia menghadap ke arah taman yang sedang dihujani saat ini. Terlihat menghela napas, dan memejamkan kedua matanya. Dari samping, aku bisa melihat bagaimana sempurnanya wajah laki-laki itu. Aku suka hidungnya yang mancung, aku juga suka sepasang alisnya yang hitam lebat dan rapi. Ah, jangan lupakan sepasang bibir tipis merahnya, kedua kelopak mata